"Assalamu'alaikum Om". Kedua bola mata Anan membulat saat menyadari kalau Seara justru melakukan panggilan telepon dengan berbisik bukan justru mendamprat pasangan mesum yang sibuk beradu peluh dan saling bersahutan dalam ******* menuju kenikmatan dunia yang pasti nya haram mereka lakukan.
" Maaf Om, kalau Ara menganggu waktu Om, mohon maaf ada hal yang ingin Ara beritahukan kepada Om tentang perbuatan Pras, baik Om tunggu sebentar, Ara minta izin untuk mengubah panggilan menjadi video" Seara pun mengubah panggilan tersebut menjadi video dan kemudian membuka pintu kamar pasangan mesum itu dengan kencang.
" Dasar bajingan, anak kurang ajar apa yang kalian lakukan" Kedua pasangan tersebut menghentikan aktivitas panas mereka saat Seara membuka pintu dengan kencang dilanjutkan terdengar suara bariton yang membuat Pras seketika itu juga melepaskan penyatuan nya dengan pasangannya.
" Kurang ajar kalian." Kini tak hanya Seara yang terkejut melihat perbuatan sepasang manusia mesum itu, Ayah Pras yang masih berada dalam panggilan video call itu lebih terkejut saat menyadari siapa pasangan beradu ******* dengan putra semata wayang nya.
Wajah Pras dan wanita itu pun langsung pucat pasi, Seara mengalihkan pandangan nya dari pemandangan haram yang berada di hadapannya, sedangkan Anan lebih memilih tetap berada di luar kamar, sehingga tidak melihat penampilan kedua pasangan mesum yang kini sedang saling berebut selimut untuk menutupi tubuh polos mereka masing-masing di hadapan Seara yang justru mengalihkan pandangannya dari pemandangan dihadapan nya.
" Seara apa yang Kamu lakukan" Pekik pasangan mesum itu bersamaan, Seara menyunggingkan senyuman kecil kearah pasangan mesum tersebut tanpa menatap kearah mereka.
" Dasar kurang ajar, Clara Margaretha, Aku Wibisana Dewanto menjatuhkan talak tiga kepada Kamu, dan jangan harapkan Kamu akan mendapatkan sepeserpun dari Ku". Seara tersenyum kecil saat melihat wajah wanita itu semakin pucat ketika Ayah Pras berucap.
" Dan Kamu anak durhaka yang mengkhianati ayah dan juga kekasih Kamu, mulai saat ini jangan pernah menginjakkan kaki Kamu ke rumah, dan nama Kamu Ayah coret dalam daftar waris." Senyum Seara semakin terbit manakala wajah Pras terkejut bahkan langsung menarik selimut yang sejak tadi di gunakan kedua manusia pengkhianat tersebut, hingga membuat tubuh polos wanita yang bernama Clara itu pun terekspos dan membuat wanita yang sudah berusia 39 tahun itu langsung menarik sprei untuk menutup tubuh polos nya.
Dengan melilitkan selimut di tubuh polos nya Pras menghampiri Seara yang masih melakukan video call dengan Ayah Pras.
" Papa, ini semua adalah jebakan yang Seara buat_" Pras memberikan alasannya, dan ketika akan semakin dekat dengan Seara, wanita cantik itu pun bergegas keluar kamar untuk menghindari Pras.
" Apa?. Hei Kalianlah yang pengkhianat" Bentak Seara menghindari Pras dan sambungan video call itu masih terus berlangsung, walaupun seperti nya Pak Wibisana sudah tidak terlihat di tempat nya.
Ketika Pras ingin meraih tangan Seara yang sudah keluar kamar, Anan pun bergegas menepis tangan Pras ketika Pria itu akan menarik tangan Seara.
Pras terkejut mendapati seorang pria yang kini berada di dalam apartemen.
" Jangan main kasar dengan perempuan" Anan mendorong tubuh Pras hingga membuat pria itu menabrak pintu kamar yang berada di belakang tubuh nya.
" Siapa Kau?. Oh jadi ternyata Kamu pun main belakang. " Tuding Pras kepada Seara membuat Seara berang dan menampar pipi kanan Pras hingga membuat wajah Pras spontan menghadap kiri, bahkan Anan pun sampai meringis melihat Pras.
Plak
Pras memegang pipi kanan nya yang terasa panas akibat tamparan yang Seara berikan.
"Jaga ucapan Kamu berengsek. Kamu pikir Aku semurah Ibu tiri kamu hah." Bentak Seara. " Keluar dari apartemen ini sekarang juga." Seara mendorong tubuh Pras hingga membuat tubuh pria berusia 27 tahun itu terjungkal karena tersandung selimut yang di kenakan untuk menutupi tubuh polos nya.
" Dito, tarik paksa pria tak tau malu ini keluar. " Anan pun bergegas menarik tubuh Pras untuk keluar dari unit apartment, sementara Seara kembali ke dalam kamar dan kemudian menarik paksa tubuh Clara yang masih berbalut seprai.
"Mau apa Kamu Seara?" Seara menarik paksa dari tempat tidur, hingga membuat Clara kerepotan membenarkan tubuh polos nya yang berbalut seprai. Tarik menarik pun tak dapat dihindari oleh Seara dan Clara.
Tanpa ampun Seara menarik tubuh Clara keluar dari kamar menuju ruang tamu, sementara Anan tampak sedang tarik menarik dengan Pras di depan pintu yang sudah menolak keluar dari unit apartment karena hanya mengenakan selimut, dan kejadian itu mengundang perhatian penghuni apartemen lain nya, terlebih ketika Ayah Pras yang juga suami dari Clara tiba di apartemen dengan membawa serta petugas keamanan apartemen juga beberapa bodyguard nya.
Kehadiran Pak Wibisana di unit apartment membuat Pras juga Clara pun semakin ketakutan, dengan sorot mata yang tajam Pak Wibi berjalan kearah kedua pengkhianat itu dan kemudian
Plak Plak
Pras dan Clara memegang pipi mereka masing-masing setelah Pak Wibi melayangkan tamparan kepada kedua nya.
"Dasar kurang aja." Pak Wibi membentak kedua nya dan tamparan nya kembali melayang ke pipi kanan Pras. " Dasar anak durhaka." Pras meringis karena pipi nya kembali menerima tamparan, bahkan dalam kurun waktu belum satu jam tiga buah tamparan sudah di rasakan oleh pipi kanan nya hingga membuat kepala nya sedikit pusing.
" Pergi kalian, dan jangan harapkan kalian kembali lagi ke dalam kehidupan Kami." Pak Wibi memberikan kode kepada bodyguard nya untuk membawa Clara dan Pras pergi dari apartemen dengan masih mengenakan selimut dan seprei di tubuh mereka masing-masing.
" Maafkan Om, Seara. Om benar-benar tidak menyangka kalau mereka akan berbuat seperti itu" Ucapan Pak Wibi membuat Seara memeluk tubuh pria yang sudah di anggap nya sebagai pengganti Ayah nya.
" Om yang sabar, karena pasti nya ini lebih berat untuk Om dibanding Ara." Pak Wibi mengangguk pelan, setelah Seara melepaskan pelukan nya kepada Pak Wibi.
" Om pamit, sekali lagi Om minta maaf atas kelakuan mereka, dan seperti janji Om, maka Om hadiahkan apartemen ini buat Kamu. Om berharap semoga Kamu bahagia Nak " Seara mengangguk seraya tersenyum kepada Pak Wibi. Pak Wibi mengangguk pelan kepada Anan, sebelum pria paruh baya itu pergi meninggalkan unit apartment.
"Ck jadi telat sholat kan" Ucap Seara setelah melihat jam tangan nya.
" Masih ada waktu Nona". Ucap Anan yang di angguki Seara.
" Ya sudah lebih baik Kita sholat dzuhur dulu." Anan mengangguk lalu mengikuti Seara memasuki unit apartemen untuk melakukan sholat dzuhur sebelum mereka kembali ke kantor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments