Setibanya di lobi perusahaan, Anan menghentikan laju kendaraan yang di supiri nya tepat di depan pintu masuk kantor.
Anan turun lebih dahulu untuk membukakan pintu Seara, hingga membuat Seara terkejut karena Anan tiba tiba ikut membantu nya merapikan berkas yang terlihat berserakan di kursi penumpang belakang.
Seara tersenyum kecil melihat Anan yang terlihat cekatan dan tak harus di suruh terlebih dahulu untuk membantu nya " Terima kasih. " Anan mengangguk pelan seraya tersenyum kecil kepada Seara setelah selesai membantu Seara.
Setelah menurunkan Seara dan Risa di lobi kantor Seara. Anan pun bergegas memarkirkan mobil di parkiran khusus karyawan yang berada di basement.
Pria muda itu menyempatkan diri untuk ke musholla yang berada di parkiran untuk melaksanakan sholat dhuha.
Tak lama selepas Anan melakukannya sholat Dhuha, sebuah panggilan dari Seara masuk kedalam ponsel nya.
Dengan sigap Anan pun segera mengangkat telepon dari Seara "Assalamu'alaikum Nona " Sapa Anan yang membuat Seara tampak terkejut di seberang sana.
"Waalaikumsalam Dit, Kamu lagi ngapain?, " Balas sapa Seara yang kini balik bertanya kepada Anan.
" Saya sedang di parkiran Nona Sea, ada yang bisa saya bantu Nona Sea?. " Terdengar suara helaan nafas pelan Seara dari balik telepon setelah Anan selesai berucap.
" Kamu ke kantor saya sekarang juga. Saya butuh bantuan Kamu! " Titah Seara yang langsung menutup telepon nya karena sebelum nya sempat terdengar nada sambung lain di saat percakapan nya dengan Anan.
Anan pun bergegas menuju lift untuk segera keruangan Seara yang berada di lantai 5.
Tak lama kemudian Anan pun tiba di lantai tempat kantor Seara berada.
Setiba nya di depan pintu ruangan Seara, Risa yang biasanya stand by di meja kerja nya yang berada di depan pintu ruangan Seara itu tidak tampak terlihat.
Ketika Anan hendak mengetuk pintu ruangan, terdengar suara Seara yang seperti nya sedang marah marah.
Awalnya Anan enggan mengetuk pintu, namun seperti nya Seara yang berada di dalam ruangan dan tengah menegur Risa itu tampak melihat siluet Anan dari balik pintu, hingga membuat Seara menjeda teguran nya kepada Risa dan meminta Anan untuk memasuki ruangan.
" Masuk Dit. "
Anan pun terpaksa membuka pintu ruangan Seara. Ketika Anan akan memasuki ruangan terlihat Risa tampak menundukkan kepala nya berdiri di hadapan Seara yang tengah duduk di sofa ruang kerja nya.
" Permisi Nona Sea." Seara hanya mengangguk cepat sapaan Anan, namun telapak tangan nya melambai kepada Anan seolah meminta Anan untuk menghampirinya.
Anan pun berjalan perlahan menghampiri Nona muda nya yang terlihat kesal melihat lembaran yang tengah di bacanya.
Anan baru saja tiba di samping kiri Seara ketika wanita cantik itu melempar lembaran kertas yang berada di tangan nya tadi.
" Kamu bisa kerja nggak Ris?. " Bentak Seara hingga membuat Risa dan juga Anan terkejut.
Risa menundukkan kepalanya sambil mengangguk pelan, namun hal itu tak membuat Seara puas. Wanita cantik itu melepaskan kacamata baca nya dan meletakkan nya dengan kasar di meja yang berada di hadapan nya dan kemudian meriah lembaran yang dilemparkan nya tadi lalu kemudian berdiri dan menghampiri Risa yang semakin menundukkan kepala nya dalam dalam.
" Kalau Kamu bisa kerja, nggak mungkin banyak yang salah kaya gini! " Ucap Seara memberikan lembaran tersebut kepada Risa dengan paksa.
" Perbaiki sekarang juga! " Titah Seara yang di angguki Risa.
Risa pun segera keluar dari ruangan Seara sebelum wanita cantik itu kembali marah dan membentaknya.
Seara menghela nafas pelan lalu menghempaskan kembali tubuh nya di sofa ruang kerja.
Anan masih berdiam diri di sisi kiri Seara yang tengah mengurut pelan batang hidung nya, helaan nafas pelan menguar dalam helaan nafas Seara dan setelah itu mengalihkan pandangannya ke sisi kiri nya untuk melihat Anan yang masih berdiri di sisi kiri nya.
"Kamu bisa desain grafis kan Nan?" Anan mengangguk pelan. Seara menggeser duduk nya, " Duduk sini, tolong Kamu lihat di bagian mana yang masih kurang." Anan mendudukkan dirinya di samping Seara dan kemudian melihat kearah laptop yang di sodorkan Seara.
Anan mulai sibuk memainkan mouse nya, sorot mata nya yang tajam menatap layar laptop, tak luput dari perhatian Seara yang sesekali melihat kearah Anan dan laptop secara bergantian.
"Ada beberapa sudut yang kurang namun memang tidak terlihat dengan kasat mata, tapi kalau gambar ini di realisasi kan pasti akan membuat pengerjaan nya bisa sampai beberapa kali pengerjaan nya, Nona." Seara tersenyum puas mendengar ucapan Anan, seperti nya tak sia sia Dia memanggilnya untuk membantu melihat hasil desain Risa.
" Kalau menurut Kamu untuk ornamen nya apa perlu ada pergantian?" Tanya Seara. " Sepertinya tidak usah Nona, ini sudah cukup, walaupun seperti agak memaksakan konsep yang harus di sesuaikan dengan ornamen nya." Jawab Anan.
"Kalau begitu, Kamu ikut Saya meeting dengan klien. Saya juga kurang suka dengan desain ini". Anan tersentak mendengar ucapan Seara, pria itu pun menanggapi ucapan Seara dengan ragu " Tapi Nona. "
" Kita berangkat sekarang. Mulai sekarang Kamu jadi Asisten Pribadi Saya " Seara mengangkat telapak tangan kanan nya saat Anan akan berucap, " Tidak ada penolakan!." Ucapan Seara itu pun akhir nya membuat Anan tidak jadi berucap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments