Anan menghela nafas panjang, setelah selesai mengenakan pakaian yang diberikan oleh Seara untuk mengganti pakaian yang di kenakan nya pagi tadi.
" Seperti nya Papa memang sudah mempersiapkan Kamu buat jadi Asisten nya Dit, "
Senyum kecil Anan terbit saat mengingat ucapan Seara ketika menyerahkan satu setel pakaian yang masih terbungkus rapi di dalam lemari yang berisikan pakaian ganti Seara saat di kantor.
Pandangan nya beralih menyapu sekeliling ruangan yang menjadi ruang istirahat sang Nona yang berada di dalam ruang kerja nya.
Ruangan yang rapi dan bersih dengan warna peach yang merupakan warna kesukaan Seara, serta ruangan yang harum wangi peach membuat ruangan terasa segar dan menenangkan.
Tok Tok Tok
Lamunan Anan terhenti ketika terdengar bunyi ketukan pintu, pria itu pun bergegas membuka pintu kamar pribadi sang Nona, dan mendapati sang Nona sudah berdiri di depan pintu ruang istirahat nya.
Senyuman Seara membuat Anan salah tingkah. Padahal hal itu sudah biasa terjadi dalam keseharian mereka jika bertemu, namun entah mengapa kali ini senyuman Seara membuat wajah Anan terasa memanas.
" Pas kan? ". Seara bertanya sambil meneliti penampilan Anan. Anan mengangguk pelan tanpa berani melihat kepada sang Nona yang tengah merapikan kemeja yang di kenakan Anan.
Seara tidak menyadari kalau Anan saat ini tengah menahan nafas nya karena gugup, ketika Seara berdiri di hadapan nya dan tanpa sungkan wanita cantik itu merapikan kerah kemeja Anan yang tampak berantakan di bagian tengkuk belakang nya dengan kedua tangan nya.
Padahal dalam keseharian nya Seara termasuk seorang wanita yang enggan bersentuhan langsung dengan lawan jenis nya, termasuk kekasih nya Prasetyo.
" Ok, kalau gitu kita berangkat sekarang," Seara menepuk pelan bahu kanan Anan lalu menjauhkan tubuh nya dari Anan, sehingga pria itu kini bisa mengambil nafas.
Seara lalu berjalan menuju pintu keluar ruangannya di susul Anan yang berjalan di belakang nya.
Ceklek
Pintu ruangan Seara terbuka bersamaan dengan Risa yang akan masuk kedalam ruangan Seara.
Kedua bola mata Risa membulat melihat penampilan Anan yang berubah lebih rapi dan semakin membuat wajah tampan Anan semakin terlihat.
" Ehmmm " Dehaman Seara membuat Risa kembali sadar. Apalagi saat melihat Seara menatap tajam kepadanya hingga membuat Risa pun menundukkan kepalanya dalam dalam.
" Biasa aja liatinnya " Tegur Seara membuat Risa salah tingkah dan Anan hanya bisa berpura-pura menggaruk belakang leher nya.
" Semuanya sudah Kamu siapkan Ris?" Risa mengangguk lalu menyerahkan beberapa berkas kepada Seara
Seara memeriksa kelengkapan berkas yang Risa berikan lalu memberikan berkas tersebut kepada Anan yang langsung di terima oleh Anan dan kemudian memasukkan nya kedalam tas kerja Seara yang di pegang oleh Anan.
Wanita cantik itu kemudian berjalan meninggalkan ruang kerja nya di ikuti Anan dan Risa yang berjalan di belakang nya.
Anan bergidik ngeri kala sekilas melihat Risa yang sesekali menggoda nya dengan melemparkan tatapan genit nya kepada Anan.
Anan pun mempercepat laju langkah nya saat Risa dengan sengaja ingin mendekatkan tubuh nya kepada Anan ketika berjalan beriringan.
Seara menghentikan langkah nya hingga membuat Anan dan Risa pun mendadak menghentikan langkah nya pula.
Wanita cantik itu membalikkan tubuh nya dan melihat sekilas Anan yang berjalan menjauhi Risa ketika tubuh Risa akan menempel pada lengan kiri Anan.
" Kamu tunggu di kantor aja Ris, Saya dan Dito yang akan bertemu dengan klien nya." Ucapan Seara membuat Risa terkejut namun tak bisa menolak perintah sang bos, karena sang bos langsung melanjutkan langkah nya menuju lift yang di ikuti oleh Anan yang masih setia mengekor di belakang Seara.
Setelah menempuh perjalanan hampir setengah jam Seara dan Anan pun tiba di tempat mereka akan bertemu dengan klien Mereka.
Sebuah restoran yang menyajikan masakan khas Nusantara menjadi pilihan klien mereka untuk bertemu dengan mereka.
Seorang pria muda tampak melambaikan tangan nya kearah Seara yang terlihat tengah mencari seseorang ketika baru saja memasuki restoran tersebut, yang dibalas anggukan kepala oleh Seara.
Seara dan Anan pun berjalan beriringan menuju ke meja pria muda tadi.
" Selamat Siang Pak Wisnu, maaf kami datang terlambat." Salam Sapa Seara kepada pria muda tersebut.
" Selamat Siang juga Mbak Seara, Saya juga baru sampai kok" Balas sapa pria muda tersebut mengulurkan telapak tangan kanan nya kepada Seara.
" Maaf Pak " Wisnu tersenyum canggung saat Seara mengatup kedua telapak tangan nya sebagai ganti berjabat tangan dengan Wisnu.
Tak ingin melihat Wisnu tak enak hati, Anan pun akhir nya yang menjabat tangan Wisnu " Biar saya saja yang wakilkan Pak, karena Nona Kami memang tidak terbiasa berjabat tangan dengan yang bukan Mahram nya. " Wisnu menerima jabatan tangan Anan dan mengangguk memaklumi sikap Seara yang tidak menjabat tangan nya.
" Kalau begitu, silahkan duduk." Seara dan Anan pun duduk berdampingan. Anan mempersilahkan Seara untuk duduk di kursi yang berada di pojok.
Meeting berjalan lancar, Wisnu terlihat puas dengan apa yang Seara dan Anan sampaikan. Kerjasama pembangunan sebuah gedung perkantoran pun sudah di sepakati dan langsung di sah kan oleh seorang notaris yang menjadi kenalanan Seara.
Meeting pertama Anan pun selesai menjelang pukul 2 siang. Seara dan Anan yang belum melaksanakan sholat dzuhur pun bergegas meninggalkan restoran menuju apartemen Prasetyo kekasih Seara yang kebetulan berada tidak jauh dari tempat mereka bertemu klien mereka tadi.
Seara dan Prasetyo menjalin hubungan karena kesepakatan yang sudah kedua orang tua mereka buat ketika mereka masih kecil. Karena alasan itulah Seara selalu menjaga jarak dengan lawan jenis, terkecuali Anan.
Anan dan Seara sejak kecil memang selalu bersama sebelum Seara melanjutkan sekolah nya di Luar Negeri sepuluh tahun yang lalu. Dan disanalah Dia dipertemukan dengan Prasetyo oleh kedua orang tua mereka, sehingga mereka pun sepakat untuk mengikat kedua dalam perjodohan.
Rencana nya mereka akan bertunangan minggu depan, dan apartemen yang akan Seara dan Anan kunjungi itu adalah hadiah pertunangan mereka yang di berikan oleh keluarga Prasetyo. Dan sesuai kesepakatan Seara dan Prasetyo, sebelum mereka menikah Prasetyo lah yang akan menempati apartemen tersebut.
Anan memarkir kendaraan di basement apartment, setelah itu Pria itu pun menemani Seara berjalan menuju unit apartemen yang berada di lantai 7.
Setelah beberapa menit berada di dalam lift, mereka pun bergegas berjalan menuju unit apartment. Seara menekan nomor unit apartment.
Ceklek
Pintu apartment pun terbuka, Seara pun berjalan memasuki unit apartment, di susul Anan yang berjalan di belakang nya.
"Nona" Anan berbisik pelan kepada Seara kala kedua matanya melihat pakaian berceceran di dalam ruang tamu.
Seara menghela nafas pelan melihat pemandangan pakaian yang berserakan tersebut. Ada rasa kecewa, sedih dan pastinya sakit hati karena di khianati. Namun wanita cantik itu berusaha untuk tetap tenang dan tidak mau terbawa emosi.
Perlahan lahan mereka mengikuti ceceran pakaian yang berserakan hingga sampai di depan pintu kamar, yang sedikit tidak terkunci dan terdengar lah suara ******* dari dalam kamar.
Hati nya semakin sesak, namun akal sehat nya bekerja. Menyadari kalau Prasetyo adalah pria yang pandai bersilat lidah, Seara pun meraih HP nya dan langsung menghubungi seseorang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
teti kurniawati
sudah di tambah kan favorit ya.. yukk follow back😊
2022-11-21
1