Bab 5

"Aku mencintaimu, Joana. Aku tidak akan mengikuti takdir itu, Aku tidak akan mencintai gadis lain selain dirimu." Gumam Killian kemudian memeluk Joana dalam dekapan tubuh besarnya. "Temani Aku mengubah takdir, Joana."

***

Setelah cukup lama menangis di pelukan Killian. Joana tertidur dan di bopong Killian menuju kamarnya.

Disana Killian ikut berbaring disamping Joana yang tertidur lelah. Killian memeluknya dari samping, menjaga sang gadis pujaan dengan hati-hati.

Hingga tiba-tiba Joana terbangun merasakan berat di perutnya.

Ia melirik ke bawah diatas perutnya ternyata ada tangan besar Killian yang mengalung dipinggangnya. Sementara tangan satunya sebagai bantalan Joana.

Sontak Joana langsung bangkit terkejut melihat Killian pria iblis haus darah tidur dengan nyaman di sebelahnya.

"Kau sudah bangun?" Tanya Killian membuka mata. Ia dengan santai merubah posisinya menjadi terlentang.

"K-kau. Kenapa disini?" Tanya Joana penuh selidik menaikkan sebelah alisnya.

Namun sang tersangka malah terkekeh melihat sikap imut dari Joana. "Menikahlah denganku, Joana?"

"Hah?" Joana membulatkan mata birunya semakin tidak jelas pertanyaan dengan jawaban yang diberikan.

"Menikahlah denganku, Joana Adalberto." Killian kemudian bangkit dan duduk menghadap Joana yang memasang wajah terkejut sekaligus keheranan.

"Sesuai ucapanku. Aku tidak akan mencintai gadis lain selain dirimu. Aku mencintaimu." Sambungnya dengan mata yang kini beralih pada bibir tipis Joana yang sedikit terbuka.

Menatap bibir merah muda yang tampak lebih menggoda dari apapun.

Deg!

Apa ini? Seharusnya pernyataan cinta itu diberikan pada Marina. Kenapa dia secara terang-terangan mengajakku menikah? Apa Dia gila? Dia tidak seperti yang diceritakan dalam novel. Angkuh dan dingin.

Kenapa dengan jantungku? Mana mungkin Aku mencintai pria gila itu?

Killian yang sedari tadi duduk diatas ranjang hanya menatap netra merah darah dengan heran.

"Mari kita ubah takdir bersama, Joana." Killian menciumi punggung tangan Joana dengan lembut.

Joana yang mendapatkan perlakuan tersebut tentu sangat terkejut. Entah sejak kapan Joana merasakan debaran jantung yang begitu cepat.

Wajahnya kini mulai memerah karena malu. Untuk pertama kalinya ada seorang pria yang menyatakan cinta padanya. Seumur hidup selama 24 tahun hidup sebagai Joana Alexandra ia tidak pernah merasakan jatuh cinta dengan seorang pria.

"Aku tidak bisa menahannya lagi Joana."

"Hah?" Joana yang semakin bingung dengan ucapan pria yang masih berbaring menyamping dengan kepalanya terangkat yang disanggah oleh tangan. Tidak bisa menahan apa?

Dengan cepat Killian bangkit kemudian mencium bibir tipis Joana dengan lembut. Menjatuhkan tubuh Joana dan mengkungkung Joana dari atas. Killian ******* bibir seksi gadis berambut hitam itu.

Sementara di sisi Joana dia seperti akan kehabisan napas. Matanya terpejam menikmati ciuman itu. Meskipun tidak membalas ciuman Killian, tapi Joana cukup menyukai ciuman pertamanya.

Joana dapat mendengar debaran jantung Killian yang sama cepatnya dengan debaran jantungnya. Apa pria ini serius mencintaiku? Lalu bagaimana dengan Marina?

Killian semakin memperdalam ciumannya dan kemudian beralih ke leher Joana.

"Aahhhh." Satu ******* Joana keluar setelah merasakan gigitan lembut dari Killian.

Killian tersenyum miring mendengar ******* dari mulut gadis dibawahnya. Ingin rasanya ia terkam Joana. Tapi dia masih waras untuk menunggu Joana siap. Meski bagian bawahnya ingin segera keluar dari sangkar.

Killian mengangkat wajahnya. Menatap netra biru dan bibir bengkak akibat ulahnya.

"Besok kita akan menikah, Joana. Aku tidak mau penolakan." Bisik Killian tepat di telinga Joana.

"Hah?" Joana yang mendengarnya langsung memicingkan mata. Kegilaan apa lagi yang dilakukan Grand Duke ini. Menikah? Besok?

"Apa kau gila?" Sahut Joana setelah tubuhnya lepas dari kungkungan Killian.

Killian bangkit berdiri turun dari ranjang. Dengan tertawa sekilas, ia membalas pertanyaan gadis itu. "Iya. Aku sudah gila, Joana. Kau yang membuat Aku gila."

Lantas Killian berjalan menuju kamar mandi.

"Hei. Kau mau kemana?!" Teriak Joana yang ditinggal sendiri dengan lamaran mendadak yang terkesan memaksa.

Killian membuka kembali pintu kamar mandi yang telah ia tutup sebelumnya. Menatap gadis berambut pendek dengan tatapan menggoda. "Aku ingin menenangkan adik kecilku, jika kau mau membantuku Aku sangat berterimakasih." Jawab Killian dengan senyum genitnya.

Mendengar kata 'adik' sontak membuat Joana melirik kebagian bawah perut Killian yang sudah menonjol.

"Apa kau cari mati hah?" Joana berteriak memarahi Killian dengan melempar bantal di belakangnya. Menahan ekspresinya agar tidak tersipu malu.

Killian yang mendapat pukulan dengan sigap menangkap bantal dengan kedua tangannya.

"Tetaplah disitu. Pelayanmu akan membawakan makan malam untukmu " Sahut Killian kemudian melempar bantalnya kembali dan menutup pintu kamar mandi.

Joana tersipu malu menyembunyikan wajahanya menelusup ke atas bantal. Pikirannya sudah ke hal-hal dewasa yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Saat ini tubuh Joana Adaberto baru berusia 18 tahun, mana boleh menikah dibawah umur?

Ah, benar juga, ini bukan duniaku dulu. Gumamnya menyadari berada di dunia yang berbeda.

15 menit kemudian, Killian sudah keluar dengan tubuh basah menetes. Bertelanjang dada dan hanya menggunakan handuk untuk menutupi bagian bawahnya.

Melihat hal itu, Joana menelan salivanya dengan kuat. Dengan panik menutup mata dengan kedua tangan dan berlari masuk kedalam kamar mandi.

Joana membanting pintu dengan suara keras. Sementara Killian yang menatap Joana sudah hilang melewatinya hanya tersenyum simpul penuh arti.

"Apa cuaca mulai panas sekarang?" Monolog Joana mengipas wajah dengan tangannya. "Kenapa gerah sekali."

***

Kabar pernikahan Joana dan Killian sudah menyebar dalam waktu tak kurang dari satu hari.

Keluarga Adalberto pun dikejutkan dengan salah seorang pengawal pribadi bernama Rion tentang kabar pernikahan Joana dan Killian ini.

"Tuan Duke." Sahut seorang pria paruh baya yang dikenal sebagai Kepala Pelayan menengahi obrolan Duke Ferio dan pengawal Rion.

"Ada apa?"

"Nona Marina sudah bangun, Tuan."

Mendengar hal itu, Ferio dengan langkah cepat berjalan menuju tempat Marina.

Disana sudah ada Jacob yang memiliki sihir cahaya sebagai penyembuhan mengobati sedikit bekas luka di tubuh adik angkatnya.

"Dimana ini?" Gumam Marina dengan suara serak.

Ia memandang semua keluarga Adalberto dan Kepala Pelayan dengan tatapan asing.

"Siapa kalian?" Tanya Marina yang bingung mencerna situasi yang menimpanya.

Tempat asing, orang asing. Dan mereka mengenakan pakaian ala kerajaan barat zaman kuno.

"Marina? Apa kau tidak mengingatku? Ini aku, kakakmu yang paling tampan, Jacob?" Jacob membuka suara dengan panik.

Sementara Jeremy dan Ferio juga sama terkejutnya dengan Jacob.

"Marina. Apa kau lupa pada kami?" Kini giliran Jeremy.

"Dokter, apa yang terjadi?" Sahut Ferio bertanya pada pria setengah abad.

"Saya minta maaf, Tuan Duke. Nona tidak memiliki masalah di kepalanya. Mungkin Nona hanya lupa sementara dan akan ingat kembali berangsur waktu." Jawab pria itu dengan gemetar ketakutan.

"Tuan Duke?" Beo Marina mendengar panggilan yang dilayangkan oleh pria tua yang bergelar dokter.

Percakapan mereka di dalam kamar pun terus berlanjut, hingga Marina menyadari ingatan asing dari pemilik tubuh bernama Marina Adalberto.

***

Setelah semua keluarga Adalberto pergi meninggalkan Marina untuk beristirahat.

Sesuai dalam cerita, Marina langsung menulis segala isi cerita yang ia baca sebelum kematiannya karena tugasnya yang sebagai tentara penjaga perbatasan negara.

Gadis itu dengan serius mencatat dan mengingat isi novel tersebut. Karena dalam ingatannya, Dia akan mati terbunuh karena mengejar cinta putra mahkota yang bertepuk sebelah tangan.

Dia juga menuliskan cara-cara agar terhindar dari kematian. Yaitu bernegosiasi dengan Grand Duke Killian Edellyn. Sang antagonis yang mencintai Ellia namun bertepuk sebelah tangan.

Satu hal yang tidak di ketahui Marina adalah, Dia juga termasuk tokoh dalam novel The Killian's Love. Semua alur cerita yang tidak diketahuinya tapi di ketahui oleh Joana jiwa manusia asli.

***

Di kediaman Grand Duke Killian Edellyn. Killian mendapat informasi dari prajurit bayangannya bahwa Marina Adalberto telah bangun dan kehilangan ingatan serta menunjukkan gelangat aneh.

"Baiklah, pergilah." Sahut Killian dengan nada rendah.

Dengan segera Killian bangkit berlari dari ruang kerjanya menuju kamar Joana.

Sementara Joana di dalam kamar ditemani Daisy dan beberapa pegawai butik memilih gaun yang akan dipakai besok dalam pernikahan dadakannya.

Dan pilihan Joana jatuh pada gaun model bunga terompet yang menampilkan lekuk tubuh dengan lengan bahu yang terbuka.

Setelah memilih Joana kemudian melakukan pengukuran baju oleh pegawai butik. Dengan menurut, Joana melakukan perintah pegawai tersebut.

Namun di tengah-tengah pengukuran gaunnya, Killian masuk tiba-tiba membuka lebar pintu kamar Joana.

"Keluar kalian semua!" Perintah Killian dengan nada dingin ala suara baritonnya.

"Ada apa denganmu?" Tanya Joana bingung dengan tindakan pria yang terlihat panik itu.

Killian masih diam dihadapan Joana, menunggu semua orang yang ada di kamar pergi. Hingga situasi tersisa tinggal mereka berdua. Akhirnya Killian bersuara.

"Marina." Sahut Killian. "Dia sudah bangun."

Deg!

Inilah yang ditakutkan Joana. Kebangkitan Marina dengan jiwa yang baru.

"Apa... Kau yakin?" Balas Joana menatap netra merah dengan ekspresi ketakutan.

Benar, Joana takut dengan kegilaan yang akan Marina lakukan nantinya. Apalagi jiwa Marina yang dulu adalah seorang tentara yang diceritakan sangat ambisius, berbeda dengannya yang hanya pekerja kantor biasa.

Killian mengangguk dengan ragu. "Prajurit bayaran mengatakan Marina hilang ingatan dan menunjukkan gelagat aneh yang bukan seperti kebiasaannya."

Mendengar penjelasan Killian, entah kenapa kepala terasa pusing dan mata yang tidak sanggup bertahan hanya sekedar membuka mata.

Pada detik berikutnya Joana langsung pingsan dan dengan sigap di tahan oleh Killian.

***

Joana Alexandra kembali ke ruangan gelap itu lagi.

"Hallo, Joana." Sapa Joana Adalberto dengan suara merdunya.

"Maaf, Aku tidak bisa menahan Marina lebih lama. Kuserahkan tugas ini padamu, Ini akan menjadi pertempuranmu, Joana Alexandra. Kutitipkan Killian padamu."

Jiwa Joana Adalberto langsung menghilang diganti dengan bayangan kejadian di masa lalu.

Joana seperti sedang berdiri di tempat musim gugur yang begitu indah.

Joana melihat sepasang adik dan kakak perempuan yang sangat cantik. Bercanda ria di bawah pohon Maple yang menguning dan berjatuhan.

"Kakak, tunggu aku..." Ujar seorang anak kecil berambut hitam dan memiliki bola mata yang senada dengan rambutnya. Di terlihat bahagia bersama dengan sang kakak yang sedikit lebih tinggi dengannya, memiliki rambut coklat dan mata birunya.

Adegan berpindah menunjukkan sosok anak kecil berambut hitam yang sudah tumbuh remaja, menjadi gadis cantik yang mempesona.

Namun ada perbedaan darinya, Gadis itu terlihat lebih murung dan selalu menunjukkan tatapan sedih, berbeda dengan ekspresi masa kecilnya.

Tiba-tiba gadis berambut coklat bermata biru menghampiri si gadis berambut hitam. Mencekiknya hingga kehabisan napas. "Kenapa selalu kau?!" Gadis berambut coklat itu berteriak di depan wajah gadis berambut hitam. Dengan kedua tangan yang masih menggenggam erat leher gadis tak berdaya. "Kenapa kau lebih beruntung dariku!!! Ayah, kakak, dan Grand Duke pun memilih dirimu yang tidak berguna ini!!!" Teriaknya yang semakin menjadi.

Joana menyaksikan adegan keduanya dengan ketakutan dan sedih pada gadis berambut hitam yang di cekik oleh saudaranya.

"Grand Duke?" Batin Joana kemudian.

Adegan berganti ke tempat yang gelap, semua pohon terbakar habis menunjukkan bekas gosong terbakar. Awan yang menghitam seraya bersedih dengan lingkungan yang rusak terbakar. Langit menjatuhkan abu hitam yang beterbangan di tempat gelap itu.

Diatas tanah gersang itu, ada seorang gadis. Gadis berambut coklat tadi, tertawa jahat dengan tangannya yang mengeluarkan api merah.

Semua orang tergeletak lemas, dan bahkan ada yang tergeletak tak bernyawa.

Seperti suasana peperangan. Namun peperangan yang musuhnya hanya satu orang.

Joana memandangi gadis berambut hitam menangis memeluk seorang pria yang sudah tak bernyawa di tengah ribuan mayat disana.

Joana merasakan betapa rasa sakitnya apa yang dialami gadis itu.

"Killian, bangunlah, hiks." Gadis itu menangis memeluk tubuh kekasihnya yang sudah tidak bernyawa.

Deg!

"Killian?"

Joana berlari mendekat ke tempat sepasang kekasih itu, betapa terkejutnya ia mendapati wajah Killian yang dia kenal.

Ia meneteskan air mata melihat Killian yang terluka sangat parah di sekujur tubuhnya.

Lantas ia menatap gadis yang sedang memeluk Killian itu.

"Apa dia adalah aku?" Tanya Joana menatap wajah gadis malang itu. Wajahnya sudah kotor tak menunjukkan wajah yang ia temui beberapa saat lalu sebagai gadis remaja yang cantik.

"Iya Joana, aku adalah kamu." Gadis itu menjawab pertanyaan Joana.

Seketika Joana terkejut, ternyata dia menyadari keberadaannya.

"Di kehidupan berikutnya, kutitipkan Killian padamu, Joana." Gadis itu menatap netra hitam yang sama dengannya. Tatapan yang begitu sendu ditampilkan pada sosok gadis yang kehilangan kekasihnya.

"Setelah kematianku, akan kuserahkan semua kekuatanku padamu. Lindungi Killian dengan segenap jiwamu." Sambungnya masih menatap Joana yang menangis.

Pada detik berikutnya, gadis itu melepaskan Killian dari pelukannya, menyerahkan pada Joana.

Dia berjalan tertatih mendekati kakaknya, ia merapalkan mantra dan pada detik berikutnya, Boooooommmmm!!!!

Semua menjadi putih. Semua orang yang ada disana meninggal, bahkan gadis berambut coklat itu juga terbaring mengenaskan.

Si gadis berambut hitam yang masih memiliki sedikit kesadaran melirik ke arah Killian yang sudah tertutup salju.

Daratan hitam telah berganti dengan daratan putih penuh salju. Si gadis menghancurkan seluruh daratan dengan sihir es demi menghentikan kakaknya.

***

Hah hah hah...

Joana terbangun dengan napas tidak beraturan. Dia langsung duduk dengan bersandar. Wajahnya penuh keringat dingin. Membayangkan kematian Killian. Membayangkan sejarah masa lalu yang kemungkinan adalah reinkarnasinya.

Jalan cerita sudah seperti benang kusut. Hanya Joana yang dapat memperbaiki masalah ini.

Killian yang sedari tadi ikut tidur disamping Joana menemani sang kekasih yang sudah tidur selama beberapa hari itu akhirnya bernapas lega.

Tanpa mengucapkan apapun, Killian langsung memeluk gadis disampingnya.

Joana pun membalas pelukan Killian dengan sangat erat. Hingga air mata yang tidak bisa ia bendung mengingat akhir tragis Killian yang meninggal di pelukannya.

"Killian. hiks. Aku. hiks. Merindukan. hiks. mu." Begitulah isi kalimat Joana yang menangis sesenggukan di pelukan Killian.

Setelah beberapa jam kemudian. Joana dan Killian sama-sama tenang.

Di dalam kamar Joana sekarang ada Kenzie- Pengeran kedua yang memakai jubah bertudung menyembunyikan bahwa dia masih hidup, Arhan sang penyihir agung, Aarash yang berbadan kurus nan tinggi yang memiliki sihir penyembuhan, dan tentu saja ada Killian.

Ketiga orang asing itu berdiri di depan tempat tidur menghadap Joana yang duduk bersandar diatas kasur. Sementara Killian duduk di kursi yang ada si samping ranjang.

"Aku melihatnya, pertempuran antara pemilik sihir api merah dan pemilik sihir es." Ujar Joana menjelaskan bayangaan yang ada dalam mimpinya. "Sejarah yang tidak di ketahui mengapa daratan Kerajaan Foresta Fredda menjadi daratan bersalju. Dan bagaimana aku mendapat sihir es ini."

Semua orang tak terkecuali Killian hanya diam mendengarkan penjelasan gadis pemilik sihir es itu.

Joana menjelaskan semua cerita yang ia lihat dengan detail dan terperinci pada ke tiga pria berbeda usia itu.

Entah mereka percaya atau tidak, Joana sudah memberitahukan semua yang dilihatnya.

Tentang reinkarnasi Killian, tentang gadis berambut hitam yang kemungkinan adalah reinkarnasinya, dan gadis berambut coklat yang kemungkinan reinkarnasi Marina.

"Jadi apa langkah yang perlu kita lakukan untuk mencegah Marina?" Tanya Kenzie pada akhirnya setelah mendengar cerita dari Joana. Kenzie memutuskan mempercayai mimpi Joana. Mengingat menurut cerita dari sahabatny Killian, Dia yang memberitahu keberadaannya pada Killian.

Mereka yang ada diruangan diam sejenak hingga Joana memberikan saran.

"Untuk sekarang, biarkan Marina bergerak sesuai alur, biarkan Marina menemui Grand Duke di gilda."

Semua orang kecuali Killian bingung dengan apa yang dimaksud alur disini?

"Biarkan dia menemuimu dan bernegosiasi denganmu." Sambung Joana kemudian. "Dia akan memberikan informasi terkait keberadaan pangeran Kenzie padamu. Dan kau harus pura-pura terkejut, mengikuti alurnya saja." Joana berkata dengan yakin menatap mata merah Killian.

Sementara Kenzie? Dia bingung kenapa namanya di bawa-bawa. "Apa Marina juga tahu tentangku yang masih hidup?" Tanya Kenzie penuh selidik menatap gadis berambut hitam bernetra biru itu.

Seperti ada sebuah rahasia yang masih di sembunyikan oleh gadis polos itu.

Joana menoleh ke sumber suara. Menjawab pertanyaan Pangeran Kenzie dengan anggukan kecil. "Untuk masalah sihir es ku, mungkin Marina sudah mengetahuinya dari Duke Ferio. Cepat atau lambat, keberadaanku akan dirasa mengancam bagi Marina. Keberadaanku tidak sesuai dengan takdir yang sudah dituliskan."

"Takdir yang sudah di tuliskan?" Kini sang penyihir agung yang membuka suara. Pria berusia 30 tahunan itu menatap gadis itu dengan ribuan pertanyaan.

Joana menatap sekilas Killian yang sudah tahu tentang asal-usulnya. Menatap ragu padanya. Kemudian kembali menatap si penyihir agung yang dikenal memiliki sihir api biru.

"Saya telah melihat takdir itu, Tuan." Balas Joana tidak berbohong tapi lebih memilih menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya.

Bagaimana part ini? Jangan lupa kasih komentar ya:D

Terpopuler

Comments

Yan

Yan

tidak bertele2 sgt2 sukaaaaa 🥰❤

2022-12-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!