Setelah beberapa menit Adit berdiri tak jauh dari kerumunan para Karyawan nya. Adit melihat dengan jelas, jika saat ini Tiara sedang di Hina oleh semua Karyawannya.
Berpendidikan dan memiliki ilmu yang cukup tinggi. Namun tidak memiliki etika dan sopan, santun.
Karena sudah tidak tahan lagi, melihat Tiara yang di Hina. Walaupun Tiara bukanlah orang yang spesial, namun melihat orang lain di Hina dan di rendahkan, membuat Adit merasa sangat geram dan amarahnya mulai memuncak.
"HENTIKAN!!" Teriak Adit, yang membuat semua orang menjadi terdiam. Wanita yang tadinya banyak bicara dan memulai keributan tersebut menjadi terdiam seribu kata.
Wajar saja mereka merasa takut, jika saat ini yang menegur mereka adalah atasannya langsung.
Bisa-bisa mereka akan di keluarkan secara tidak hormat, jika Bos mereka sedang marah besar.
"Apakah kalian tidak pernah bersekolah? Dimana letak pikiran kalian, yang semaunya menindas orang yang kalian anggap rendahan." Ucap Adit, yang terlihat sangat marah besar.
"Mana kalian yang suaranya sangat kencang tadi? Kenapa jadi terdiam saat saya datang?" Tanya Adit lagi kepada semua Karyawan mereka.
"Apakah kalian tahu, merendahkan dirinya sama saja mencerminkan diri kalian!" Ucap Adit yang sudah tidak dapat mengontrol kemarahannya.
Tiba-tiba dari kejauhan datang seorang laki-lalki yang bertubuh tinggi, tegap, dan muka datarnya. Menghampiri Adit yang masih dalam keadaan emosinya.
"Biarkan saya yang mengurus semuanya Tuan, ajaklah Nona Tiara keruangan anda!" Pinta Evan Mahendra, Seketaris serta sahabat dari Aditya.
Evan akan bersikap dingin, dan tegas, kepada Adit, jika di depan banyak orang. Namun jika mereka sedang berdua, maka sikap mereka akan terlihat seperti dua bersaudara.
"Urus mereka semua!" Perintah Adit kepada Evan.
"Baik Tuan." Jawab Evan.
"Ikuti saya Tiara!" Pinta Adit kepada Tiara.
Tiara yang tidak ingin kena marah dari Adit, terpaksa berjalan mengekori Adit dari belakang.
Setibanya mereka sampai di dalam ruangan Adit. Tiara tak berani memandang wajah tampan majikannya itu, yang masih terlihat emosinya.
Namun suasana yang tadinya menegang di antara Adit dan Tiara, kini menjadi menghangat saat Ziel terbangun dari tidurnya.
"Bibi Tiara, Bibi sama siap ke sini?" Tanya Ziel dengan suara yang serak orang bangun tidur.
Tiara berjalan menghampiri Ziel yang masih berbaring di atas sopa.
"Bibi baru saja datang. Oh iya Tuan apakah makanan yang Tuan minta tadi, di makan sekarang? Mumpung lagi masih hangat Tuan." Tanya Tiara yang meberanikan dirinya untuk bertanya kepada Adit.
"Hidangkan saja! Siapa tahu Ziel juga mau ikut makan." Jawab Adit kepada Tiara.
"Ayo ikut Bibi!" Pinta Tiara kepada Ziel, agar juga mau ikut makan bersama dengan Ayah nya.
"Piringnya ada di sana." Tunjuk Adit ke arah Rak Piring yang ada di sudut ruangan tersebut.
Setelah Tiara membawa dua buah piring dan dua sendok makan. Tiara menghidangkan menu makanan yang dia bawa dari rumah tadi.
Mereka bertiga seperti sepasang keluarga kecil. Dengan telaten Tiara menyiapakan makanan tersebut dan memindahkannya kedalam piring Adit dan juga piring Ziel.
"Sudah cukup." Ucap Adit, yang meminta Tiara berhenti membuat makanan tersebut kedalam Piringnya.
Sedangkan Ziel di suapi oleh Tiara dengan penuh kesabran.
Walaupun masih terbilang sangat muda, namun Tiara memiliki jiwa keibuan.
Saat Adit memasukan makanan tersebut kedalam mulutnya, Adit merasakan nikmatnya masakan buatan Tiara.
'Ini adalah makanan yang waktu itu, rasanya pas dan bumbunya juga sangat pas. Dialah yang membuat bukan Ayu.' Guman Adit yang bicara dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Anisyah S
mangattt bestieee
2022-12-01
1
Mbak Rin
lanjut kak... tetap semangat
2022-11-07
0
⃟✬۞🧚♀️ᗩᑘᒪᓰᗩ ᘔᗩ ⍣⃝﷽ ❤💚༄㉿ᶻ⋆☪︎
dikit up nya gk puas bacanya,
lanjut kn up nya. 💪💪
2022-11-03
3