**✿❀🌷❀✿**
Flashback End...
*/
Bagaimana bisa tegar dan tenang jika mengingat semua yang sudah terjadi. Semua mimpi hilang, semua cahaya telah redup bahkan hilang begitu saja dalam sekejap mata. Menangis pun tak ada gunanya karena juga sudah terlanjur terjadi dan tak akan bisa di ubah kembali.
Safa harus menerima, harus ikhlas meski sangat susah. Tapi, bagaimana dia akan menjalani kehidupannya setelah ini. Tak akan dia lihat apapun, bahkan dia juga tidak akan bisa lagi melanjutkan sekolah dan menjadi kebanggaan untuk kedua orang tuanya.
Sedih, itu pasti Safa alami. Dia sangat berduka tapi dia akan menyalahkan semua dengan siapa? bahkan dia tidak ingat siapa yang telah melakukan ini padanya dan siapa yang harus bertanggung jawab.
Berusaha dia tegar meski sebenarnya hati bergejolak penuh amarah, dia tidak ingin dendam pada siapapun tapi tetap saja dia menginginkan orang yang telah membuat dia menjadi seperti ini harus bertanggung jawab.
"Kak, Safa haus," ucapnya. Tangannya melayang-layang ke udara untuk mencari seseorang, mencari nakas yang mungkin akan terdapat segelas air putih untuk menghilangkan rasa dahaganya.
"Kak," sekali lagi Safa memanggil tapi tetap saja tak ada yang menjawab. Di manakah semua orang?
Inilah yang Safa takutkan, dia pasti akan menjadi beban untuk orang banyak, termasuk keluarganya sendiri. Dia tak akan bisa melakukan semua sendiri dan itu sudah sangat jelas.
Rasa putus asa seakan kembali menghantui di saat dia sendiri seperti ini. Rasa takut apalagi, dia sangat takut keluarganya akan meninggalkannya dan dia akan hidup sendiri. Bagaimana nasibnya?
"Kak," berharap untuk panggilan sekarang dia mendapatkan jawaban tapi tetap saja. Dia menjadi takut, tapi dia begitu haus, tenggorokannya seakan begitu kering.
Tangannya terus melayang-layang mencari nakas di sebelah ranjang yang dia tempati hingga akhirnya, dia menjerit saat gelas yang hampir tergapai itu terjun bebas ke lantai dan gelasnya pecah berkeping-keping.
"Akk!" teriakannya begitu histeris, dia sangat terkejut sekaligus sangat takut.
Safa menangis, dia benar-benar ketakutan karena dia merasa hanya sendirian sekarang. Tak ada siapapun yang datang menemaninya. Apakah semua keluarganya telah pergi meninggalkannya? pikirnya.
"Bu, Yah, Bang, Safa nggak mau sendiri." tangisnya semakin pecah, rasa hausnya seketika hilang begitu saja.
Safa berniat untuk turun dari ranjang, berusaha mencari orang-orang, mungkin mereka menunggu di luar pikirnya lagi.
"Yah, Ibu, Bang, Dek!" semua Safa panggil tapi belum juga ada yang menjawab.
"Aww! hiks hiks hiks..." kembali Safa terpekik kakinya menahan sakit karena tak tau menginjak pecahan gelas. Safa seketika menangis.
Tangannya berusaha turun, meraba-raba kakinya yang terkena pecahan gelas.
"Arghh!" Teriak Safa frustasi. Dia sangat hancur, dia tak kuat menjalani semua ini.
"Astaghfirullah hal adzim, Safa!" Agung langsung berlari ketika masuk dan melihat adiknya yang sudah turun dari ranjang dengan kaki yang berdarah juga keadaan lantai yang banyak pecahan gelas.
"Dek," Agung begitu panik, dia langsung membantu Safa untuk kembali naik ke atas ranjang dan berusaha untuk menenangkan adiknya.
"Bang, Safa nggak mau sendiri. Safa takut," jelas Safa sangat ketakutan dengan semua kenyataan pahit ini. Ini benar-benar terlalu pahit untuknya.
"Kamu tidak akan sendiri, Dek. Ada abang yang akan selalu menjaga mu."
"Dan ya, kamu tidak perlu khawatir lagi. Kamu akan segera operasi, ada orang yang bersedia mendonorkan matanya untuk kamu, sebentar lagi kamu akan bisa melihat, Dek."
Ada rasa yang begitu campur aduk dalam perasaan Agung, dia sangat bahagia tapi dia juga sangat khawatir. Ini operasi, bukan hanya sekedar suntik saja. Resiko pasti akan sangat besar kan.
"Benarkah? Safa akan segera bisa melihat lagi, Bang?" tanya Safa begitu antusias.
"Iya, kamu akan segera melihat lagi," di dekap tubuh mungil adiknya itu. Menyalurkan kebahagiaan juga kekuatan yang akan menjadi teman untuk Safa.
Safa terus tersenyum membiarkan abangnya memeluknya dengan erat dan terus menghujani kecupan yang begitu banyak.
Ada secerah harapan untuk Safa bisa melihat lagi, meski operasi mata hanya beberapa persen saja keberhasilannya tapi Safa tetap tidak akan putus asa, dia akan berdoa untuk keberhasilannya.
**✿❀🌷❀✿**
"Sebenarnya siapa yang berbaik hati yang mau menjadi pendonor untuk Safa, Dok?" pak Muji masih berada di dalam ruangan dokter yang telah merawat Safa saat ini, tentu dia tidak sendiri karena ada bu Yati yang juga ada di sana.
Mereka berdua masih sangat penasaran siapa yang begitu baik itu, bahkan kenapa operasi juga harus di lakukan sekarang juga.
"Maaf, Pak, Bu. Saya tidak bisa mengatakan siapa yang telah mau mendonorkan matanya untuk anak ibu dan bapak. Yang jelas, mereka sudah sangat ikhlas bahkan bersedia membiayai operasi ini."
Penjelasan dari dokter tentu membuat mereka berdua semakin penasaran. Mereka sangat ingin tau siapa orang itu. Dia begitu baik bahkan dia juga membayar semua biayanya.
"Kami mohon, Dok. Katakan pada kami, kami ingin bertemu dengannya dan mengucapkan terimakasih. Kami mohon, Dok," pak Muji masih terus berharap.
"Maaf, Pak. Saya tidak bisa. Bapak dan Ibu tenang saja mereka tidak akan menuntut apapun dan tak akan meminta apapun setelah ini. Mereka sudah ikhlas. Jika Allah berkehendak, pastilah kalian bisa bertemu dengan orang itu."
"Sekarang saya permisi, saya harus menyiapkan semua untuk operasi."
Dokter langsung bergegas begitu saja meninggalkan ruangan itu. Sebenarnya dia juga sangat tidak tega melihat keduanya yang begitu penasaran tapi mau bagaimana lagi, ini adalah amanah yang harus dia jaga.
"Pak, apakah kita benar-benar tak bisa bertemu dengannya, Pak?" tanya Bu Yati.
"Sepertinya tidak, Bu. Tapi kita doakan saja, semoga dia selalu dalam lindungan-Nya." pak Muji menjawab dengan penuh wibawanya.
Mereka juga ikut beranjak untuk keluar dari ruangan itu. Tak mungkin juga mereka akan tetap tinggal di sana, untuk apa?
Mereka bergegas ke
ruangan Safa melihat keadaan anaknya tersebut, Safa sangat membutuhkan mereka membutuhkan semua keluarganya.
**✿❀🌷❀✿**
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
•§͜¢•ⁿᵘᵐᴮ 🦢🍒hiatus
akhirnya ada juga yg mau mendonorkan mata kpd Safa terimakasih ya semoga operasi nya lancar
2022-11-15
2
🍾⃝ ɪͩʟᷞʜͧᴀᷠᴍͣ𝕄𝕒𝕩✰͜͡w⃠👻ᴸᴷ
"Akhirnya ada juga yg mendonorkan mata kepada Safa,,
Semoga operasi nya berjalan dengan lancar dan Safa bisa melihat lagi,,
2022-11-06
3
✨🥀🪴N.𝐀⃝🍒✨
siapa yang sudah berbaik hati memberikan donor Mata untuk safa
2022-11-06
2