Ungkapan

Bukan Dipta jika tidak bisa melontarkan alasan saat Leysa menegurnya.

"Enggak, gue cuma mikir aja. Gimana cara memberi tahu lo kalau gue beneran suka sama, lo," jawab Dipta yang memasang raut wajah serius, seakan-akan dia menyukai Leysa tulus dari hati, "Lagian lo kenapa nanya gitu? Oh gue tau, sebenarnya lo juga mulai suka kan sama gue?" Tanyanya yang mulai menyelidiki.

Mendengar Dipta yang bertanya demikian, Leysa pun merasa bingung. Apakah dia harus mengakui kalau dirinya mulai suka dengan cowok playboy yang mengaku sudah berubah, atau menjawab dengan alasan lain.

Setelah menimbang banyak hal, Leysa pun mendapat jawaban dari kata hatinya. Ia lantas, memilih untuk memberitahu Dipta. Jika dirinya, memang sudah jatuh hati pada cowok tampan yang sedari tadi mengajaknya berbicara.

Akan tetapi, sebelum Leysa menjawab langsung atas pertanyaan Dipta. Dering ponsel di dalam tas mengalihkan perhatiannya.

"Sebentar, gue angkat telepon dulu," ujar Leysa yang kemudian menjauh sejenak dari Dipta.

Usai menjawab panggilan telepon, Leysa menghampiri Dipta kembali. Namun, terlihat dari bahasa tubuh nampaknya ia sedang terburu-buru. Leysa pun kemudian mengambil tasnya di meja tempat ia makan tadi, lalu pergi meninggalkan Dipta. Tetapi sebelum pergi Leysa menyampaikan kalimat pernyataan.

"Gue mulai suka sama lo," ucap Leysa lirih tepat di telinga Dipta, ketika ia menghentikan langkah sejenak sebelum akhirnya melenggang pergi.

Setelah mendengar pengakuan dari gadis yang selalu cuek, jutek, dan dingin kepadanya. Lantas, Dipta yang belum beranjak dari kantin terpaku cukup lama, menelaah ucapan Leysa yang masih terngiang di pendengarannya.

"Hah! Seriusan Leysa suka sama gue?" Tanyanya pada diri sendiri. "Yes, akhirnya peluang gue buat jadiin dia pacar semakin besar," ujarnya dengan tatapan penuh makna.

Sebenarnya Dipta ingin bertanya lebih pasti akan pengakuan Leysa barusan, tetapi hal itu tidak bisa dilakukan karena sang gadis sudah terburu pergi.

Di lain tempat, ternyata Leysa terburu-buru tadi karena ia membaca pesan dari Gea yang memberitahu, jika mata kuliah selanjutnya segera masuk.

"Thank's ya, Ge. Lo ngabarin gue kalau udah mau masuk," ucap Leysa ketika ia sampai di kelas.

"Santai aja kali. Eh by the way, lo sama Dipta tadi ngobrolin apa aja?" Tanya Gea saat jiwa rasa ingin tahunya menyerang.

"Enggak ada sih, cuma ngobrol biasa. O ya, lo nggak tau kan gue tadi udah ngomong langsung sama Dipta. Kalau gue suka sama dia," lontar Leysa memberitahu teman karibnya itu.

Gea yang tidak percaya, hanya memasang ekspresi terkejut, "Serius Ley, lo ngomong gitu ke Dipta?"

"Seriusan lah, emang lo ngeliat ada sisi kebohongan di wajah gue?" Jawab Leysa dengan bertanya balik.

"Iya-iya gue percaya. Terus apa tanggapan Dipta?" Gea terus saja bertanya ketika stok ke kepoannya belum tuntas terjawab.

"Tadi sih gue liat dia agak terkejut gitu. Soalnya pas gue udah ngomong jujur, gue langsung pergi ke kelas. Jadi nggak ada obrolan lagi sih," tutur leysa.

Di tengah obrolannya dengan Gea, ada salah satu teman Leysa memberitahu jika dosen tidak bisa masuk ke kelasnya, "Guys, minta waktunya sebentar. Gue tadi dapat mandat dari dosen, kalau beliau belum bisa hadir sekarang. Terus beliau minta, kita boleh langsung pulang."

Sontak saja pemberitahuan itu membuat seisi kelas kegirangan, tak terkecuali Leysa.

"Asik nih, bisa langsung nongkrong."

"Sering-sering aja dosen pada nggak masuk."

Serta masih banyak lagi celotehan teman-teman Leysa yang lain.

"Tau gitu, gue nggak bakal nyuruh lo cepet-cepet ke kelas Ley. Biar lo bisa lebih lama berduaan sama Dipta," celetuk Gea ditengah bisingnya kelas.

"Apaan sih lo Ge, nggak gitu juga kali konsepnya. Emang lo mau kalau misal, dosen jadi dateng terus gue telat masuk," protes Leysa.

"Ya nggak sih, hehe." Sahut Gea seraya tersenyum menunjukkan deretan gigi-gigi putihnya.

Kemudian, karena tidak jadi ada kelas Leysa pun langsung pergi dari kampus.

"Ge, gue duluan ya. Soalnya tadi nyokap telepon, pulang kuliah gue suruh otw langsung ke butik," pamit Leysa.

"Oh iya Ley take care, ya," sahut Gea.

*****

"Hai, Ma," panggil Leysa begitu bertemu mamanya, ketika sampai di Margaretha Boutique.

"Hai sayang, kok udah pulang. Bukannya tadi pagi kamu bilang, pulangnya agak sore?" Tanya sang mama.

Leysa pun menuturkan alasan, kenapa dirinya pulang kuliah lebih awal.

"Oh gitu. Emm, kamu udah makan? Kalau belum mau Mama take away in makanan di restoran depan?" Tanya mamanya lagi.

"Boleh Ma, kebetulan aku juga belum makan," jawab Leysa, "Tadi mau nyari makan nggak jadi."

Mama Leysa pun, langsung memerintah salah satu karyawannya menuju restoran seberang butik untuk membelikan makanan.

Sembari menunggu makanan datang, Leysa pun langsung ke ruang make up untuk berias. Selanjutnya, ia akan melakukan pemotretan brand busana terbaru di butik mamanya.

Ya, Leysa mempunyai peran penting dalam pengembangan usaha butik sang mama. Leysa yang mempunyai perawakan tubuh ideal, diminta untuk menjadi model pribadi.

Hal itu, terlihat nyata. Setiap kali promosi brand terbaru, margaretha boutique langsung diserbu banyak pengunjung dan pelanggan-pelanggan setianya.

"Sayang itu makanannya udah dateng, mau makan sekarang apa nanti," tutur mama Leysa yang menghampiri sang anak di ruang make up.

"Nanti aja deh Ma, nanggung soalnya udah siap gini. Lagian cuma ngambil beberapa potret aja kan?" Tanya Leysa yang tengah mengenakan heels.

"Iya, cuma tiga baju ini aja kok," jawab sang mama.

Leysa yang selalu mengedepankan profesionalisme saat bekerja, tidak hanya sekedar menjalankan tugasnya sebagai model. Ia juga selalu mengecek bagaimana hasil sesi pemotretannya, kalau pun masih kurang pas Leysa tidak akan segan mengulangi pengambilan foto.

Lantas, merasa hasilnya sudah sesuai, Leysa langsung berganti baju dan menghampiri sang mama yang sedang berbincang kepada beberapa karyawannya.

"Ma, tadi makanannya di mana? Lapar nih," tanya Leysa yang cacing-cacing di perutnya mulai demo.

"Sebentar ya, Mama minta karyawan untuk menyiapkan makanannya," jawab sang mama.

Di tengah ia sedang makan, salah satu karyawan mama Leysa menghampirinya.

"Bu Silvia, Mbak Leysa. Barusan aja saya promosi brand terbaru Ibu, sudah banyak pesan yang masuk di DM. Banyak yang menanyakan stok barang, ada juga yang langsung memesan karena takut kehabisan dan besok akan ke butik Bu," ucap karyawan sekaligus admin khusus promosi Margaretha boutique.

"Oh ya?" Tanya sang atasan.

"Iya, Bu," jawab karyawan itu.

"Makasih ya sayang, Mama bangga sama kamu. Berkat kamu butik Mama semakin ramai," lontar mama Leysa yang bangga terhadap anak bungsunya itu.

"Apaan sih, Ma sama anak sendiri segala bilang makasih. Itu juga kan, karena kualitas brand busana-busana Mama memang top. Jadi, wajarlah butik Mama selalu yang nomor satu," sahut Leysa memuji kerja keras sang mama.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!