Ragu

Gea pun memberi tahu Leysa sampai dimana obrolan terakhir mereka.

Namun, sebelum melanjutkan curhatannya. Leysa memesan makan dan minuman lebih dulu.

"Lo mau apa, ambil aja entar gue yang bayar," lontar Leysa yang memang royal pada temannya.

"Gue pesan kayak biasanya aja deh," jawab Gea.

Selagi menunggu pesanan tersaji, Leysa meneruskan obrolannya.

"Ya gitu Ge, seperti yang gue bilang di kelas tadi. Sebenarnya, gue mulai suka sama Dipta. Tapi, gue masih belum siap menjalani hubungan. Gue takut kalau nantinya bakal merasakan patah hati karena cinta. Menurut lo gue harus gimana, Ge?" Tanya Leysa meminta saran.

"Menurut gue, ya lo jangan overthinking dulu lah sama hal-hal yang belum terjadi dan mungkin saja nggak bakal terjadi," jawab Gea. Ia pun menyakinkan temannya agar mendengarkan kata di hatinya, "Kalau lo beneran udah suka sama Dipta, ya lo jangan jutek-jutek lagi lah sama dia."

Mendengar saran dari Gea, pikiran Leysa berusaha menyelaraskan dengan apa yang dia rasakan pada Dipta.

"Gitu ya. Emm, iya deh gue bakal ikutin saran dari lo." Sahut Leysa seraya tersenyum begitu manis.

Tak berhenti di sana. Gea juga mengatakan pendapatnya kalau Leysa dan Dipta adalah pasangan yang pas, jika keduanya benar-benar menjalin hubungan.

"Gue yakin Ley, kalau lo sama Dipta jadian. Beh, bakal gempar nih kampus. Lo bakal jadi couple goals seantero kampus. Lo cantik, fashionable, pintar. Cocoklah sama Dipta yang ketampanannya di atas rata-rata. Dipta itu ibaratnya Lee Min-Ho versi Indonesia," tutur Gea dengan sumringah mendukung Leysa supaya jadian dengan Dipta.

"Lee Min-Ho dari Korea? Eh iya deng, kan Lee Min-Ho emang dari Korea. Haha." Sahut Leysa yang tertawa begitu renyah, "Dasar pecinta drakor ya kayak gini nih, bisa-bisanya cowok modelan kayak Dipta disamain kayak Lee Min-Ho."

"Emang iya tau Ley, lo nya aja yang nutup mata kalau Dipta lewat," cetus Gea mendeskripsikan ketampanan seorang Dipta.

Baru saja Leysa dan Gea membicarakan Dipta, tiba-tiba saja orang yang mereka bicarakan ada di hadapannya.

"Hai," ucap Dipta menyapa keduanya.

Gea membalas sapaan Dipta, sedangkan Leysa masih saja sok jutek yang padahal dia sendiri sudah memberitahu temannya kalau dia mulai suka pada Dipta.

Jangan kalian pikir Dipta hanya seorang diri ke kantin, dia bersama ketiga temannya. Hanya saja ketika Dipta hendak memesan makanan, pandangannya teralihkan oleh Leysa. Jadilah, dia menghampiri Leysa yang sedang bersama Gea.

"Miss jutek masih aja dingin kayak es di kutub utara," sindir Dipta ketika Leysa tidak mau menatapnya.

Lantas, Gea yang duduk sebelah Leysa nampak membisikan sesuatu.

"Leysa, gimana sih lo. Ini orangnya ada dihadapan lo, please lah kalau lo beneran suka sama Dipta tunjukin dong. Jangan jutek terus, lihat juga tuh perjuangan dia ngedeketin kamu selama ini."

Bukannya mendengar perkataan Gea, Leysa malah menyikut lengan temannya, "Shuutt, jangan ngomong gitu juga kali di depan Dipta." Ucap Leysa yang balik berbisik.

"Disini ada orang kali, ngomongin gue ya lo pada. Pakek segala bisik-bisik gitu," celetuk Dipta yang sedari tadi memperhatikan dua gadis dihadapannya.

"Mau tau aja sih lo," jawab Leysa dengan ketus.

Kemudian Gea yang memahami situasi, memilih meninggalkan Leysa dan Dipta supaya mereka bisa berbincang dengan leluasa.

"Ley, gue ke toilet dulu ya," pamit Gea dengan alasan jitunya.

Tahu jika Gea pergi, dia akan tinggal berdua dengan Dipta. Leysa sempat ingin ikut ke toilet, tetapi secepat mungkin Gea tidak memperbolehkan sang teman ikut dengan alasan dia sudah sangat ingin buang air.

Sebelum melangkah pergi, Gea sempat membisikkan sesuatu kepada Dipta. Bahkan Leysa pun tidak bisa mendengar ucapan Gea, "Dipta, Leysa mulai suka sama lo." Kemudian Gea melenggang pergi.

Gea yang sudah tidak terlihat, kini hanya Leysa dan Dipta yang masih di meja kantin. Dipta yang tidak bisa diam, apalagi setelah mendengar bisikan Gea. Dia pun mencari topik pembicaraan, sekaligus berusaha mengulik apakah benar kalau gadis incarannya itu mulai suka pada dirinya.

"Leysa," panggil Dipta membuka obrolan. Namun, hanya dijawab deheman oleh Leysa.

"Please lah Ley. Jangan jutek, cuek terus ke gue. Lo nggak tau kan, apa alasan gue slalu berusaha ngedeketin lo. Gue itu beneran suka Ley sama lo," imbuhnya melanjutkan ucapan.

Lagi-lagi Leysa hanya diam, tetapi dibalik diamnya itu ia nampak sedang berdiskusi dengan pikirannya.

"Apa Dipta serius suka sama gue? Seserius nada bicaranya?" Dalam batinnya Leysa bertanya pada diri sendiri.

"Leysa, ngomong apa kek gitu. Gue dari tadi ajak Lo ngobrol loh! Udah kek ngomong sama batu gue nggak ada respon dari lawan bicara." Sentak Dipta yang membuat Leysa kaget.

"Oke I'm sorry, kalau selama ini gue selalu jutek, cuek, bersikap seakan nggak ngeliat kalau lo selalu berusaha ngedeketin gue. Hanya saja-” sahut Leysa yang mulai menanggapi obrolan Dipta.

"Nah gitu dong, ngomong nggak cuma diem," ujar Dipta begitu Leysa mengeluarkan suaranya, “Lanjutin apa yang mau lo katakan,” pinta Dipta ketika Leysa menjeda ucapan.

“Hanya saja, bukan tanpa alasan gue bersikap seperti ini," sambung Leysa.

Dipta yang tidak bisa menangkap maksud kalimat yang dilontarkan Leysa pun, lantas bertanya, “Maksud lo bukan tanpa alasan, itu gimana?”

"Ya maksud gue, gue nggak mau sembarang ngejatuhin perasaan ke cowok yang nantinya enggak bisa serius. Apalagi lo, seluruh kampus juga tahu lo itu seperti apa. Playboy, suka tebar pesona sama banyak cewek, sering kasih harapan palsu, ngasih janji kosong. Gue cuma enggak mau jadi korban lo selanjutnya, makanya gue selalu selektif perihal seseorang yang mau dekat sama gue," tutur leysa yang berterus terang.

"Tunggu dulu, kok lo bisa kemakan omongan orang-orang sih. Oke, gue akui kalau gue suka tebar pesona kesana sini. Tapi itu dulu Ley, sebelum gue ketemu lo. Gue yang sekarang udah berubah Ley, asal Lo tau." Nada bicara Dipta sungguh terlihat meyakinkan, sehingga Leysa benar-benar termakan omongan cowok di hadapannya itu.

Melihat kesungguhan Dipta ketika nada bicaranya nampak serius, jika dia memang sudah berubah. Lantas, untuk meyakinkan perasaannya Leysa mengajukan satu pertanyaan kepada Dipta.

"Lo beneran suka sama gue? Lo yakin nggak lagi di mode playboy, yang berusaha keras merayu gue supaya bisa jadi korban PHP lo selanjutnya?"

Dari pertanyaan yang dilontarkan Leysa, diam-diam Dipta menyunggingkan senyum penuh kelicikan, "Asik nih, kayaknya ini cewek udah mulai luluh sama gue. Liat aja, gue yang bakal menang taruhan seratus jutanya." Batin Dipta yang penuh percaya diri.

"Kok diem?" tanya Leysa ketika Dipta tidak merespon apa yang dia tanyakan.

Terpopuler

Comments

Nurhayati

Nurhayati

Semoga Leysa tidak salah paham dengan Taruhan 100 juta......

2022-10-31

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!