Bab 2

...🍃 READING BOOK 🍃...

Berlin tetap diam, ia berusaha membersihkan tangannya yang sedikit kotor.

"Dasar cupu! kau mau apa duit, ini! Cepat minggir aku gak ada waktu untuk mu!" Kesal cowok itu dengan melempar lima lembar uang merah.

Berlin pun berdiri, ia menatap dengan marah cowok yang ada didepannya itu. Bukannya membantu, ini malah dihina.

"Dasar gila! Orang jatuh itu ditolong, ini malah dikatain!" Kesal Berlin dan langsung beranjak dari sana dengan kaki yang sedikit pincang.

"Hay cupu, siapa yang kau bilang gila hah!" Bentak cowok itu yang merasa geram.

Para teman cowok itu pun ikut berhenti didekat motor cowok itu, mereka semua mendekat mengelilingi mereka berdua dengan tatapan masing-masing.

"Ada apa bro?" Tanya temannya.

"Ini cupu cari masalah sama aku!" Kesalnya sambil menatap tajam kearah Berlin.

"Kaisar lepasin saja dia, dia cewek bro!" Ucap temannya yang memang memiliki sikap lemah lembut

"Ini cewek berani banget sama aku ndra, udah kasih duit aku pula dikatain gila!" Ucapnya yang berusaha menahan emosi.

"Sabar kai, kau tak tau dia cewek apa!" Ujar Hendra yang berusaha menenangkan kaisar.

"Di kamus aku gak ada yang namanya cewek istimewa!" Ucapnya yang berusaha menahan amarah.

Ini adalah orang yang pertama kali mengatakan ia gila, padahal ia sudah berusaha baik untuk memberikan gadis ini uang tapi ia malah dikatai.

Kaisar mendekati Berlin dengan mata yang tajam, ia terus menatap mata Berlin dan dengan terus maju sampai Berlin tak bisa untuk mundur lagi.

"kau yang cari masalah sendiri, jadi jangan salahkan aku kasih perhitungan!" Ucap kaisar dengan menekankan setiap perkataannya.

Berlian bergetar mendengar ucapan cowok yang didepannya itu, apakah sekarang ia sudah mendapatkan masalah besar? Berlin hanya menatap kebawah ia takut melihat mata tajam kaisar.

"Dasar cupu!" Ucap kaisar dengan menepuk dinding disamping Berlin.

Kaisar langsung pergi pergi bersamaan dengan semua temannya.

Sedangkan Berlin hanya terpaku ditempat, ia merasakan bahwa bebannya akan bertambah lagi mulai sekarang.

Namun tak jauh dari sana, Jesica menatap dengan kesal karena cowok idaman nya berdekatan dengan sicupu sampai berbicara dengan begitu dekatnya.

Jesica dan yang lain mendekat kearah Berlin, mereka akan melanjutkan kegiatan mereka yang sempat tertunda.

"Aku peringatin, jangan deket-deket deh sama kaisar atau kau tau akibatnya!" Ucap Jesica dengan menarik kerah baju Berlin.

Mereka langsung pergi meninggalkan Berlin yang hanya diam menatap lurus kedepan.

Setelah kesadarannya telah kembali, Berlin pun pergi menuju halte dan menunggu angkot yang lewat dijam begini.

Dengan lunglai berjalan menuju halte yang sudah tampak sunyi, kini sekolah sudah sepi dan hanya beberapa orang saja yang lewat.

"Sepertinya aku akan terus mengalami hal yang begitu susah!" Batinnya yang terus mengeluh.

Berlin duduk dihalte dengan tatapan kosong, ia masih berharap di jam seperti ini masih ada angkot yang lewat.

Setelah satu jam lamanya, angkot itu tidak kunjung datang dan ia pun memutuskan untuk berjalan menuju rumahnya.

Dengan lelah berjalan melewati jalan raya, rumahnya yang cukup jauh dari sekolah membuatnya sampai dirumah sekitaran jam enam sore.

"Kamu kenapa nak, kenapa begitu lesu?" Tanya sang ayah yang sepertinya baru pulang dari pekerjaannya.

"Gak papa yah, tadi ketinggalan angkot aja!" Jawab Berlin dengan tersenyum kecut.

"Yaudah kamu istirahat dulu, nanti ayah buatkan sarapan ya!" Ucap sang ayah tersenyum.

"Gak perlu yah, ayah pasti lelah! jadi biar Berlin aja yang buat ya!" Ucapnya.

"Yaudah ayah bantu oke! kamu tukar baju sana baru turun ya!" Ucap lembut sang ayah sambil mengelus rambut anaknya yang tampak lepek.

Berlin pun berjalan dengan lemas masuk ke kamarnya, suasana seperti ini sudah biasa. Dimana ibunya yang selalu pulang jam 7 malam sehingga mereka hanya mempunyai waktu bersama saat dimalam harinya saja.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, ia pun langsung pergi kedapur untuk membuat makanan bersama sang ayah.

"Udah siap sayang, sini bantu papa goreng telor! Biar ayah yang membuka bawang!" Ucap sang ayah memberikan instruksi.

Berlin hanya mengangguk, ia pun memulai menggoreng telor sesuai apa yang dikatakan sang ayah.

"Ini goreng ini ya nak!" Ucap sang ayah memberikan potongan tempe pada Berlin.

Berlin pun menerimanya, ia pun menggoreng tempe itu setelah menggoreng tempe.

Semuanya ia masak sesuai apa yang diucapkan oleh sang ayah sampai selesai.

"Kamu makan dulu sayang, papa nungguin ibu ya!" Ucap sang ayah menyuruh anaknya untuk segera makan.

Ia cukup kasihan dengan anaknya itu, wajahnya selalu murung setiap pulang sekolah, padahal setiap pagi selalu tersenyum ceria.

"Berlin nungguin ibu juga, Berlin gak mau makan sendiri!" Bantah Berlin yang ingin makan bersama.

Nama ayah Berlin adalah Yudha dan sang istri adalah Tami.

Yudha hanya mengangguk, mereka berdua pun menunggu Tami sampai pulang.

Tak berselang lama Tami datang dengan wajah yang lelah, ia langsung duduk dimeja makan.

"Makan sayang!" Tanya Yudha.

"Nanti aja, aku mau membersihkan tubuh dulu!" Ucap Tami dengan tersenyum.

"Baiklah, kita tunggu kamu oke!" Ucap Yudha sambil tersenyum tipis.

"Makan lah dulu, kalian pasti menunggu ku dari tadi!" Ucap Tami dengan sibuk menyusun keperluan makanan bulanan.

"Lebih baik menunggu mu! Masa waktu menunggu kita sia-sia!" Ucap Yudha.

"Baiklah, kita makan dulu baru aku mandi!" Ucap Tami yang tak ingin anak dan suaminya kembali menunggu lagi.

"Biar aku ambilkan ma!" Ucap Berlin yang sudah bersiap untuk mengambil nasi.

"Sudah biar mama sendiri, kamu duduk aja!" Ucap Tami yang langsung merebut sendok nasi dari tangan Berlin.

Berlin hanya tersenyum, ia menunggu kedua orang tuanya mengambil semua makanan nya. Namun saat sang mama ingin mengambilkan nasi kedalam piringnya, Berlin langsung menahan sendok itu agar tak sampai kepiringnya.

"Biar Berlin sendiri aja ma! Gak baik kalo orang tua melayani anaknya!" Tahan Berlin.

"Baiklah sayang, makan yang banyak!" Ucap Tami dengan tersenyum.

Berlin pun mengambil makanannya sendiri, ia mengambil semua makanan yang ada dimeja.

******

Hay gues kembali lagi dengan bab yang menarik jangan lupa like and comen ya gaes 😎.karna author nih pencerahan dari kalian para reader ku yang baik.sampai jumpa lagi😉😁

Terpopuler

Comments

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Makin sedih baca kondisi keluarga Berlin....

2023-05-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!