Tanpa bicara sepatah katapun, Elle mengerjakan apa yang bisa dikerjakan di dapur sementara Jarvis dan keluarganya sedang asik menonton acara televisi sembari mengobrol dengan begitu bahagia mirip seperti keluarga bahagia yang hidup dengan penuh cinta dan suasana hangat penuh kasih juga.
Tentu saja Elle bisa melihat itu semua, meski hatinya begitu sakit karena suaminya kini sedang duduk berdampingan dengan Vivian, tangannya merangkul Vivian dengan begitu mesra, bahkan Vivian juga memegangi paha Jarvis, mereka benar-benar seperti pasangan suami istri yang hidup hanya untuk saling jatuh cinta saja. Sakit, tentu saja rasanya sangat sakit, dia juga merasa begitu cemburu meski dia sadar bena Jarvis sekarang adalah Jarvis jelmaan iblis yang tak memiliki hati apalagi belas kasih terhadapnya.
" Sayang, aku ambil buah sebentar ya? " Izin Vivian kepada Jarvis.
" Panggil saja pelayan, untuk apa repot-repot ke dapur? "
" Tidak apa-apa, lagi pula hari ini aku benar-benar sudah sangat banyak berdiam diri. "
Jarvis mengangguk sembari tersenyum untuk menyetujui permintaan Vivian.
Begitu sampai di dapur, Vivian tersenyum melihat bagaimana tampilan Elle yang benar-benar sangat mirip dengan pelayan. Padahal dulu dia pernah melihat Elle, dia seperti nona kaya meski pakaian yang ia gunakan bukanlah pakaian mahal. Yah, meskipun enggan mengakui, wajah Elle memang benar-benar senang mendukung karena apapun yang ia kenakan tetap saja terlihat bagus. Sekarang memang tampilannya seperti pembantu, tapi tetap saja dia masih terlihat cantik sehingga Vivian merasa begitu cemburu dengan wajah itu dan selalu ingin membuatnya berada dalam masalah.
" Hei, kau! Ambil potongan buah untukku! "
Elle sebenarnya sudah melihat Vivian sedari tadi berdiri sembari mengamati dirinya, tapi mau bagiamana kalau dia sendiri malas berurusan dengan Vivian. Elle tak menjawab, dia meninggalkan pekerjaannya untuk berjalan mendekati lemari pendingin dan mengambilkan buah di sana, lalu dia memotong beberapa buah dan meletakkannya di piring. Setelah selesai dia memberikan itu tanpa menyerahkannya kepada Vivian, dia meletakkan di ujung meja dengan mimik malasnya.
" Kau tidak tahu sopan santun ya? "
Elle membuang nafasnya, dia menatap Vivian dengan dingin lalu tersenyum miring.
" Maaf kalau begitu, aku terbiasa memperlakukan orang lain sebagaimana dia memperlakukanku, jadi sulit menghilangkan kebiasaan itu. "
Vivian menatap kesal, padahal dia hanya ingin memancing emosi Elle saja, tapi sepertinya dia lah yang emosi dan tidak bisa menyembunyikan kemarahannya lagi.
" Dasar rendahan, wanita sepertimu pantas saja hanya di buat mainan oleh pria, bahkan melihatmu saja sama seperti melihat sampai busuk. "
Elle lagi-lagi tersenyum.
" Pria sejati tidak akan suka mempermainkan wanita, biasanya pria seperti itu memiliki sifat brengsek yang sulit di hilangkan. Kemarin boleh saja mempermainkan ku, siapa tahu sebentar lagi adalah giliranmu. Mengenai aku yang mirip sampah, rasanya kasihan sekali ya karena pria yang menidurimu pagi, siang, sore, malam, malah menikahi sampah. Kau, apa tidak takut bau sampah saat sedang berhubungan badan dengan suamiku? "
Vivian benar-benar kesal luar biasa, dia meraih piring berisi buah potongan itu dan melemparkan kepada Elle. Untunglah Elle cepat Menghindari sehingga piring itu jatuh ke lantai dan menimbulkan bunyi pecah yang lumayan keras hingga Jarvis dan yang lain segera berjalan mendekat untuk melihat apa yang terjadi.
" Ada apa ini?! " Tanya Jarvis.
Vivian segera berlari memeluk Jarvis, dia benar-benar jago sekali akting menangis membuat Elle benar-benar terpesona oleh kemampuannya dalam berakting barusan.
" Sayang, Elle tidak terima aku meminta dia menyiapkan buah. Dia malah mengataiku wanita rendahan, juga kau yang katanya brengsek, dan bau sampah juga. Aku hanya menasehati untuk jangan terlalu lancang, dia malah merebut piring buah dari tanganku lalu membantingnya seperti itu. "
" Wah, akting yang sangat bagus. " Elle terperangah menatap tak percaya ada orang selain aktris yang bisa berakting seolah apa yang di katakan adalah kenyataan.
" Sudah berapa kali aku ingatkan untuk jangan lancang, hah?! Jangan lagi kau mengatai Vivian wanita rendahan, Vivian adalah istriku yang sesungguhnya, kalau kau tidak bisa menjaga mulutmu, aku benar-benar akan menusuk kerongkonganmu mengunakan besi panas! "
Ucapan Jarvis barusan benar-benar membuat Elle semakin merasakan sakit. Istri sesungguhnya? Jadi selama ini mereka suami istri? Elle menatap Jarvis dengan mata memerah menahan tangis, apakah benar Jarvis sejahat itu? Kenapa dan bagaimana bisa Jarvis seperti itu? Dia dulu terlihat seperti seorang malaikat yang wajahnya selalu penuh cinta, bagaimana bisa dia begitu berubah hingga yang Elle lihat dari wajah itu hanyalah kebencian, muak, marah, dan juga jijik.
" Yah, jangan begitu terkejut, mereka itu sudah menikah lebih dulu meski pernikahan mereka belum di catat oleh negara. Baik-baik melayani Vivian karena dia itu adalah Nyonya muda rumah ini, kau yang hanya kacung tentu saja wajib untuk menunduk, mengangguk setiap kali kami perintahkan, dan kau juga harus memakan makanan sisa kami, paham tidak? " Wendy berucap dengan begitu percaya diri, tatapan matanya begitu menghina membuat Elle yang selama ini terus terlihat kuat di hadapan mereka tak bisa menahan diri untuk tidak menitihkan air mata.
" Keluarga gila, benar-benar tidak waras, aku benar-benar masuk ke dalam keluarga gila. " Gumam Elle menggeleng tak ingin percaya.
Jarvis yang bisa mendengarnya merasa tak terima, dia meraih lengan Elle menyeretnya paksa untuk mengikuti langkah kakinya menuju gudang di belakang rumah mereka. Elle tentu saja sudah menduga kalau dia pasti akan mendapatkan sesuatu yang buruk, tapi dia juga tahu benar kalau dia tidak akan bisa menghindari itu jadi dia memilih diam dan menunggu saja.
Bruk!
Jarvis menghempaskan tubuh Elle ke lantai sebuah gudang belakang rumahnya. Dia benar-benar tak perduli saat Elle berdesis kesakitan memegangi bagian pinggul ke bawah yang membentur lantai. Pria itu masih terlihat angkuh dan dingin meski sinar penerangan sangat minim. Cara dia berdiri dengan kemarahan juga terlihat sangat jelas membuat Elle semakin tidak tahan lagi untuk kembali menangis tanpa suara.
" Kalau saja membunuhmu adalah hal yang menyenangkan, aku pasti sudah melakukanya. Hanya saja, mati terlalu cepat akan membuatmu merasa lega dan bahagia. Jadi, aku akan membuatmu mati perlahan-lahan dengan sejuta kesakitan, bagaimana? Pasti akan akan sangat menyenangkan kan? "
" Gila! Kau benar-benar sudah gila, Jarvis! " Elle sudah benar-benar tidak tahan lagi, dan akhirnya berteriak sekuat tenaga.
" Iya, aku memang gila. Maka dari itu, aku akan menyiksamu sampai aku merasa lebih baik dan berhenti menjadi gila. Dengan kata lain, air matamu, kesakitanmu adalah obat mujarab untuk penyakit gilaku. "
" Bajingan! Kau bajingan brengsek! Demi Tuhan, kau adalah orang yang akan menderita dengan penyesalan! "
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
hmm
2022-12-26
0
🍾⃝ͩкυᷞzͧєᷠуᷧ уιℓ∂ιzι🥑⃟𐋂⃟ʦ林
udah q like semua bab, lanjut Thor
2022-10-30
1
Desy Noviana
sumpah serapahku untukmu jarvis
2022-10-30
1