Setelah keluar dari kamar utama yang digunakan Jarvis dan Vivian untuk melakukan hal gila, Elle benar-benar tidak sanggup menahan laju air matanya yang begitu deras membanjiri pipi tirusnya. Sekarang haruskah dia kabur dari rumah itu dan mengajukan cerai setelah hari pernikahan di gelar? Tidak, dia masih membutuhkan penjelasan dari mereka, Jarvis dan Vivian.
Elle kembali ke kamar pengantin yang di siapkan untuknya juga Jarvis, dia menatap dekorasi kamar yang tidak terlihat istimewa kalau untuk sepasang pengantin baru. Pantas saja, tapi dengan bodohnya dia mengabaikan semua itu dan menunggu Jarvis datang padanya dengan penuh kesabaran dan rasa cinta. Sebenarnya ada niat di hatinya untuk heran lagi dari sana dan datang kepada Ayahnya untuk mengadu tentang apa yang terjadi ini, tapi kalau sungguh dia kembali ke rumah Ayahnya dan mengadukan semua kejadian ini, Ayahnya pasti akan sangat sedih. Belum lagi Jarvis banyak membantu keuangan keluarganya beberapa waktu terakhir ini, jadi benar-benar sulit bagi Elle untuk bisa mengambil keputusan sekarang.
Sudah dua jam Elle duduk di ujung ruangan, lantai dingin pun tak ia rasakan seolah tubuhnya ikut mati rasa. Dia terus membiarkan air matanya jatuh karena tidak tahu harus melakukan apa selain menangis. Larut, malam semakin larut, Elle masih di sana hingga tertidur dengan posisi duduk, kepalanya menyender di dinding.
Pagi harinya.
Elle terbangun saat sinar matahari menerpa kulit wajahnya, begitu bangun dia mengerti mendapati dirinya yang masih dalam posisi sama seperti semalam. Tidak, mungkin ini kebetulan saja, dia masih berharap apa yang dia lihat semalam hanya lah mimpi buruk saja, mimpi yang paling buruk di seumur hidupnya. Segera Elle bangkit dari posisinya, dia melepas gaun pengantin yang masih melekat dari tubuhnya membersihkan diri lalu menggunakan pakaian sederhana, kaos polos dan celana pendek seperti yang biasa dia gunakan saat tinggal bersama Ayahnya.
" Tidak, aku tidak perlu memikirkan ini lagi. Ini pasti bohong, jangan terlalu sedih, Elle. " Ucap Elle kepada dirinya pada pantulan cermin. Dia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nafasnya perlahan berharap itu bisa mengurangi ketakutan yang begitu di rasakan olehnya.
Begitu keluar dari kamar, Elle tak merasakan adanya keramaian seperti biasanya. Perlahan dia melajukan langkahnya mencari keberadaan Jarvis dan memastikan apa yang dia lihat semalam benar atau tidaknya. Beberapa ruangan dia masih belum mendapatkan keberadaan Jarvis, hingga samar-samar dia mendengar suara Jarvis tengah berbicara dengan orang lain. Elle kembali melakukan langkahnya mengikuti suara yang ia dengar hingga sampailah di meja sarapan.
Bagai di sambar petir paling dahsyat di dunia, dia benar-benar tidak bisa mengelak lagi jika apa yang dia lihat semalam adalah benar. Jarvis tengah duduk di meja sarapan bersama Vivian, mereka begitu dekat hingga siapapun yang melihat pasti akan mengira jika mereka adalah sepasang suami dan istri. Vivian terus menyuapi Jarvis, sementara Jarvis juga begitu mesra memperlakukan Vivian, dia tak segan-segan mengecup bibir Vivian tanpa perduli banyaknya pelayan yang ada di sana.
" Jarvis, lebih baik kau jelaskan padaku apa maksudnya semua ini? "
Sudah tak tahan lagi, akhirnya Elle bertanya dengan hati yang begitu bergemuruh marah dan kecewa. Padahal jelas-jelas dia adalah istri sahnya Jarvis, lalu kenapa yang di perlakukan begitu baik adalah wanita lain? Lagi pula kenapa dan bagaimana bisa Jarvis melakukan semua ini? Padahal kan selama ini Jarvis begitu mencintainya.
Jarvis menghentikan niatnya untuk kembali mencium Vivian, dia memang tidak menyadari kedatangan Elle, tapi bukan berarti dia terkejut. Dia tersenyum miring dengan maksud merendahkan seolah Elle bahkan tidak pantas untuk bertanya walaupun dia adalah wanita yang dinikahi oleh Jarvis sendiri.
Jarvis membuang nafas kasarnya, dia menoleh menatap Elle yang begitu nanar menatapnya.
" Menjelaskan sesuatu yang bisa kau lihat dengan jelas adalah pekerjaan bodoh. Aku, tidak akan lagi melakukan hal bodoh seperti sebelum menikahimu. "
Elle kembali menitihkan air mata, hal bodoh sebelum menikahinya? Apakah itu artinya semua rasa cinta, perhatian dan segala bantuan dan segala keindahan adalah kebodohan? Jadi sebenarnya untuk apa dia dinikahi kalau hanya untuk di sakiti seperti ini?
" Kenapa kau melakukan semua ini? Kenapa kau menikahiku kalau untuk menyakitiku?! Kau sudah menghancurkan hatiku dihari kau menikahiku, meskipun aku ingin mendapatkan jawabannya sekarang juga, sepertinya kau benar-benar tidak akan memberitahuku kan? "
Jarvis tak menjawab, dia justru tersenyum miring seolah tak perduli.
" Pergilah, pakai seragam pelayan dan bantu pelayan membersihkan rumah ini ya? " Ucap Vivian lalu dia tersenyum kegirangan sendiri membuat Elle semakin tidak tahan dan semakin deras meneteskan air mata.
" Kau wanita murahan, bukankah kau seharunya malu menggoda suami orang, hah?! "
Jarvis sontak bangkit dari duduknya, dia menatap dingin Elle yang baru saja mengucapkan apa yang menurutnya wajar untuk dia ucapkan kepada Vivian.
" Mulut busukmu itu haruslah kumasukkan timah panas agar kau tahu rasanya memaki wanitaku? "
Padahal dari semalam dia sudah banyak melihat dan menyaksikan sendiri semua kejadian yang memilukan dan menyayat hati, tapi kenapa dia tida bisa berhenti terkejut dan merasakan hatinya begitu perih sakit setiap kesakitan yang dia dapatkan karena Jarvis?
" Aku ini istrimu, Jarvis! Bagaimana bisa kau meyebut wanita lain dengan sebutan wanitamu?! "
Jarvis mengeraskan rahangnya, dia dengan cepat meraih leher Elle dan mencengkramnya dengan kuat hingga membuat Elle terus tersengal dan terbatuk-batuk hingga wajahnya memerah.
Bruk!
Jarvis menghempaskan tubuh Elle ke lantai dengan tatapan yang begitu dingin, tambah hancur saja hati Elle karena dia merasa dirinya benar-benar tidak di cintai oleh Jarvis. Padahal dulu Jarvis selalu menatapnya dengan lembut, hangat dan penuh cinta, tapi kenapa tatapan Jarvis sekarang ini begitu dingin dan menakutkan? Sebenarnya kesalahan apa yang sudah dia lakukan sampai harus berakhir dengan perubahan hati Jarvis? Ataukah memang dari awal Jarvis benar-benar tidak mencintainya?
Vivian bangkit dari duduknya, dia merangkul lengan Jarvis dnegan begitu mesra lalu tersenyum kepada Elle. Sungguh Elle bisa melihat maksud Vivian seperti itu, dia hanya ingin memamerkan kepada Elle dan mejelaskan secara jelas bahwa Vivian adalah satu-satunya wanita yang di cintai oleh Jarvis.
" Sudahlah sayang, bagaimanapun dia ini adalah mahkluk bodoh yang pantas untuk dikasihani. Biarkan saja dia hidup dengan dunia bodohnya, beri saja dia makan supaya dia bisa Patih menjadi hewan peliharaan kita. "
Hewan peliharaan? Elle menatap Vivian dengan tatapan yang begitu tajam karena memang wajar dia marah.
" Dasar wanita murahan! Kau yang pantas menjadi hewan peliharaan! Sifat liarmu dan juga menjijikkannya dirimu itu cukup membuatmu pantas untuk di ikat dengan rantai! "
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
waduh
2022-12-25
0
Desy Noviana
masih nunggu
2022-10-26
1
Eli Sunarya
author jangn bikin adegan KDRT ah.... ngeri 😅 nnti jadi viral ehhhh😁😁
2022-10-26
1