Elle terdiam tak sekalipun dia mengatakan apapun. Sekarang ini dia di kunci di gudang sebagai hukuman karena telah kurang ajar kepada Vivian, dan dia tidak berniat meminta maaf apalagi mengakui kesalahannya. Mungkin, untuk sebagian wanita lain dia akan memilih lari, tapi Elle tidak bisa melakukan itu karena sebelum di kunci di dalam gudang Jarvis melemparkan tumpukan kertas yang tidak lain adalah daftar hutang piutang antara Jarvis dan juga Ayahnya Elle.
Tentu saja itu membuat Elle harus bertahan di sana dan membuatnya mau tak mau siap menjadi istri rasa pelayan untuk melunasi hutang Ayahnya yang begitu banyak. Entah apakah sampai mati dia akan bertahan di sana demi membayar hutang, ataukah suatu hari nanti semua siksaan ini akan berhenti saat Jarvis sudah merasa puas menyiksanya.
Ini sudah enam jam Elle berada di dalam gudang, tidak makan, tidak minum, juga tidak bicara apapun karena dia sibuk memikirkan dan merenungi segala kepedihan yang terjadi. Seorang pelayan datang, dia membukakan pintu gudang dan mengatakan jika hukuman untuk Elle sudah berakhir, sekarang waktunya Elle membantu para pelayan untuk menyiapkan makan malam dan juga menyambut Ibu Diana, dan juga adiknya Jarvis yaitu, Wendy Bhurgenz yang akan datang sebelum makan malam nanti.
Elle tersenyum, dia merasa jika kedatangan Ibu juga adiknya Jarvis pasti akan mengurangi penderitaannya. Bagaimanapun tidak ada wanita yang tega menyakiti atau melihat wanita lain tersakiti, oh mungkin kecuali Vivian si wanita tidak berotak dan berhati itu.
Begitu keluar dari gudang, Elle benar-benar menuju ke dapur untuk membantu memasak untuk makan malam nanti. Tentu saja apa yang dia lakukan menjadi perbincangan para pelayan lain, semua itu begitu jelas terlihat saat lirikan mata mereka tajam terarah kepada Elle, saling berbisik dan mencuri pandang sebelum berbicara. Sudahlah, meksipun Elle merasa sangat marah, kesal, dan juga kecewa dengan keadaan ini, tapi bisa apa dia kalau tidak memiliki hak untuk menolak? Biarkan saja rasa sakit itu dia tahan, semoga saja suaminya bisa kembali seperti dulu, atau setidaknya Ibu mertuanya mau membantunya agar Jarvis tidak semena-mena terhadapnya.
" Jangan memasukkan lobak, Tuan Jarvis tidak akan menyukainya. Cukup cuci bersih dan potong dadu saja, Tuan Jarvis lebih suka lobak yang tidak di masak. " Ucap salah satu pelayan yang juga memasak di sana. Elle membuang nafasnya karena saat dia menatap pelayan itu, dia benar-benar tahu jika dia sama sekali tidak diperlakukan sebagai istri dari Tuan mereka, kalau di ingat kembali, hari dimana amalan pernikahannya dengan Jarvis dia juga ingat bagaimana pelayan Jarvis menjawab pernyataannya dengan mimik kesal dan dingin.
Elle mengikuti semua yang di katakan pelayan itu tanpa mengeluarkan suara apapun. Memasak rupanya cukup membuat Elle berkonsentrasi dan lupa sebentar kalau dia sedang menjadi bahan gunjingan sekarang ini.
Beberapa saat kemudian.
Semua pelayan mulai berjalan cepat berbaris di pintu utama sembari saling menyampaikan pesan dari mulut ke mulut kalau Nyonya besar akan segera datang bersama dengan Jarvis. Elle mengikuti saja kemana mereka berbaris dan diam di sana dengan tatapan penasaran. Tak lama sebuah mobil berhenti di depan, lalu keluarlah Jarvis dan juga Vivian, lalu Seorang wanita paruh baya juga seorang gadis muda. Kalau mendengar beberapa kali pelayan di sana bergosip, sepertinya wanita paruh baya itu adalah Ibunya, sementara gadis muda itu adalah adiknya Jarvis. Ah, tapi tunggu dulu! Sekarang bukan itu masalahnya, tapi Vivian yang menggandeng lengan Ibunya Jarvis seolah mereka begitu akrab membuat Elle menatap dengan lebar dan terkejut.
" Tundukan kepalamu, kau seharusnya tahu kedudukan mu adalah sebagai pelayan sama seperti mereka semua kan? " Ucap Jarvis lagi-lagi menunjukan sikap dan tatapan dingin.
Elle terdiam, dia menatap Vivian tak lagi tajam, tapi dia sama sekali tidak akan pernah Sudi menunduk. Hah! Lucu sekali bukan? Padahal Elle cukup excited menunggu kedatangan mertuanya itu, tapi melihat mertuanya bergandengan dengan Vivian, sekarang dia benar-benar memaki dirinya sendiri di dalam hati. Entah dosa apa sebenarnya sehingga dia di perlakukan seperti ini, padahal jelas sekali dia tidak pernah memilki urusan dengan Jarvis sebelumnya, dia juga ingat benar tidak pernah membuat ulah yang fatal.
Entah apa alasannya, sekarang yang harus dilakukan adalah mencari cara untuk bisa
menyelesaikan masalah ini. Yah, meksipun mendapatkan uang untuk melunasi hutang tidaklah mudah, bagaimanapun caranya Elle benar-benar harus mencari uang itu, sekalian dia ingin mencari tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa dia harus di perlakukan seperti ini.
" Oh, jadi ini wanita itu? "
Elle terdiam tak berekspresi begitu melihat senyum aneh seperti meremehkan Elle yang terbit di wajah Ibu Diana.
" Iya, sayang sekali hari indah kita akan sedikit terganggu oleh adanya dia. Sabar saja deh Bu, nanti juga ada waktunya untuk kita depak kan? " Vivian menimpali dengan segera tersenyum dengan begitu leluasa.
Elle ikut tersenyum, tapi tatapannya benar-benar sengaja ia tunjukan agar Vivian merasa tersinggung karena dia menatap Vivian dari ujung kaki hingga ujung kepala.
" Kenapa kau tersenyum dengan mimik seperti itu? " Tanya Vivian sinis.
" Hanya terpesona dengan pakaian yang kau gunakan saja. Hari ini aku sadar jika kau adalah wanita yang baik dan suka beramal. Tidak semua wanita suka mempertontonkan lekuk tubuhnya, dan mengekspos setengah dada dan delapan puluh persen kaki untuk di lihat orang lain agar mereka terhibur. "
" Tutup mulutmu! " Jarvis melotot marah. Yah, sepertinya memang tidak akan ada yang Sudi berada di pihaknya. Ibu mertuanya jelas tida menyukainya, adik iparnya juga menatapnya tidak suka, pelayan disana juga sama. Tapi, Elle adalah Elle yang keras kepala dan sangat tidak mudah untuk di tindas.
" Kita masuk saja ya Bu? " Ucap Vivian yang mungkin saja dia tidak ingin membuat keributan karena ada Ibu mertuanya dan juga adiknya Jarvis.
Jarvis kembali menatap Elle dengan tatapan tajam dan dingin.
" Jaga sikapmu, atau aku akan membuatmu tidak bisa bicara lagi. "
Elle tak terlihat takut, jika boleh jujur tentu saja hatinya sakit karena tatapan Jarvis benar-benar menggambarkan seberapa besar kebencian untuk Elle. Tapi, Elle benar-benar yakin kalau dia tidak melakukan kesalahan, jadi tentu saja dia merasa kalau tidak perlu takut menghadapi tatapan Jarvis.
" Di sini memang rumahmu, tapi kau tinggal di sebuah negara yang melindungi masyarakatnya dengan hukum. "
Jarvis mengeraskan rahangnya karena kekesalannya semakin menjadi kepada Elle.
" Jadi, mari kita lihat saja apakah hukum akan memihakmu atau tidak. " Jarvis meninggalkan Elle di sana.
" Iya, mari kita lihat saja bagaimana akhirnya, Jarvis. " Gumam Elle pelan.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
ada Jarvis juga di sini 😍
2022-12-25
0
Siti Fatimah
Ya ampuunnn Thor masa iya peran utamanya dibuat berjuang seorang diri,semua org dibikin jehong begono...saat semua terbongkar gue harap c Jarvis akan bersimpuh di kaki c Elle dan saat itu Elle nggak akan memaafkan dirimu dengan mudah dan saat itu gue akan tertawa jahaaaddd buat kalian semua 🤣🤣🤣🤣... jangan buat karakter Elle mudah Luluh ya Thor kaya wanita kebanyakan di novel gampang banget dirayu dan cepet banget luluhnya..berasa nggak ada harga dirinya sebagai perempuan..klo perlu hadirkan seorang pahlawan dan pelindung buat Elle.. biar mampuuss tuch c Jarvis BEGO...
2022-10-30
1
Desy Noviana
masih mendalami😅😅
2022-10-28
1