...5...
...🖤----------------❤...
"Ahk tapi tadi saya mendengar suara gaduh, apa kalian baik-baik saja!"
Ratu sangat peka. ucap serentak tiga pria itu walau di benak mereka.
"Kami tadi hanya sedikit bertengkar," ujar Alaric sedikit gugup.
"Oh..."
Canggung... Canggung...
"Kalau begitu, saya pergi dulu, kau juga ayo kita harus segera beristirahat," ujar Rigel peka.
"Ahk benar aku sangat lelah, sampai jumpa yang mulia!!!"
"Dasar!!!" Geram Alaric.
"Haha mereka tidak terlihat seperti bawahan anda, apa mereka teman anda yang mulia???" Tanya Aeris sambil terkekah melihat tingkah bawahan Alaric.
*Dia tersenyum... Cantik....
Hah Alaric! Apa yang kau katakan, kamu tidak pernah seperti ini sebelum nya*!
Alaric menepuk pipinya sendiri membuat Aeris bingung dengan tingkah suaminya.
"Kenapa anda menepuk wajah anda???"
"Tidak..." jawab singkat Alaric.
Canggung... Canggung....
*Hah aku tidak terbiasa dengan seorang pria...
Hah aku tidak terbiasa dengan seorang wanita*....
Tanpa di sadari pikiran mereka tengah memikirkan hal yang sama.
"Ahk yang mulia bagaimana kabar hari ini, anda baik, bagaimana hari ini???" Tanya Aeris sambil berjalan.
"Ah.. Hari ha-ri ini menyenangkan," jawab Alaric gelagapan.
Dia gugup tapi wajahnya sangat lucu.
"Pasti hari ini anda bekerja dengan mudah!" puji Aeris. "Hmmm..." singkat Alaric.
"Emmm.. Kalau ratu, apa anda bisa beradaptasi di sini," tanya Alaric gugup.
Suara nya hampir tidak terdengar, untung telingaku tajam, apa ini Alaric yang terkenal kejam itu!!!
"Yah semua terasa mudah berkat Rigel, saya mungkin akan mulai terbiasa," jawab Aeris.
"..."
*Kenapa dia tak menjawab???
Wajahnya kenapa nampak kesal begitu*???
Aeris melihat wajah Alaric yang mengkerut kan wajahnya.
Ternyata benar Rigel dekat dengan ratu, dia bahkan di puji, padahal saat bekerja denganku dia sangat leha-leha.
"Apa anda baik-baik saja," tanya Aeris bingung melihat wajah Alaric yang masam.
"Ahk ya..."
"Ahk yang mulia! Apa anda tengah mengantar saya ke kamar saya???" Tanya Aeris.
"Hmmm... Ya,"
Tanpa sadar Alaric ternyata sudah melewati arah kamarnya.
"Takut ada apa-apa, Ratu katanya anda di ganggu oleh Edana," khawatir Alaric.
"Ahk ya, apa Rigel memberitahu anda, sebenarnya bukan masalah besar,"
Lagi-lagi Rigel lagi yang di sebut. Gerutu Alaric, moodnya kembali kesal.
"Sebenarnya saya tidak mau mengancam nya, tapi jika di biarkan nona Edana..."
"Kenapa tidak mau, saya memuji perbuatan ratu, ratu jangan mau di tindas, itu perbuatan yang benar," puji Alaric malu-malu sampai memalingkan wajahnya.
"Ahk..."
"Yang mulia memuji ku... "
Aeris terharu sampai tidak bisa berkata-kata.
Aeris tiba-tiba memegang tangan Alaric, membuat Alaric sedikit tersentak dan salah tingkah.
Apa ini, kenapa dia memegang tanganku.
"Yang mulia jika anda berkenan, maukah kita memulai hubungan kita..."
"Hah..."
"Maukah kita memulai hubungan kita, berawal dari 'Teman' bagaimana???" ujar Aeris tersenyum ke arah Alaric.
Alaric memalingkan wajahnya karena malu membuat Aeris salah paham.
Apa aku terlalu terburu-buru.
"Yang mulia jika anda merasa terbe,". "Tidak ayo," Potong Alaric.
"Ah apa!!!".
"Aku... Aku mau jadi teman ratu," jawab Alaric kemabali memalingkan wajahnya.
Dia menerima nya, aku sangat senang...
"Terima kasih, saya sangat terharu..." ucap Aeris sambil tersenyum.
Alaric pun menganga melihat Aeris yang tersenyum ke arahnya.
"Jika ratu butuh bantuan, datanglah pada saya, jangan pada Rigel..." tegas Alaric dan spontan.
Aeris sedikit aneh saat nama Rigel dibawa-bawa, tapi itu tidak perlu di pedulikan.
"Iya, anda juga, jika ingin bercerita atau apa datang lah pada saya ya, jangan ragu-ragu mengunjungi saya," girang Aeris.
Ahk aku bisa mengunjungi Aeris jika aku mau, apa itu benar..
🍁🍁🍁
Lama berjalan akhirnya Aeris pun sampai di kamarnya dengan di antarkan oleh Alaric.
"Terima kasih sudah mengantarkan saya, selamat malam yang mulia,"
"Emmm ya,"
Alaric pun pergi setelah mengantarkan Aeris.
"Oh astaga, ya Tuhan... Itu tadi seperti tengah menyatakan perasaan," Aeris masih tidak percaya dengan perbincangan tadi.
"Jantungku berdebar, suhu tubuhku memanas, kenapa tidak seperti biasa nya,"
"Ternyata Alaric tidak se kejam yang di dengar, dia bahkan punya raut wajah anak yang pemalu..." Gumam Aeris.
"Ahk tidak aku meninggalkan sesuatu di kantor, buku sejarah yang ku bawa di perpustakaan, aku berniat membacanya sebelum tidur,"
Aeris pun dengan berat hati berniat membawa buku itu karena rasa penasaran lebih kuat.
"Ahk hati ku tidak tenang jika aku tidak membaca buku itu, aku sangat penasaran," Gerutu Aeris.
"Padahal yang mulia sudah susah payah mengantarku," rengek Aeris.
"Hah apa itu!!!"
Aeris melebarkan matanya dan tidak percaya apa yang ia lihat.
Edana dengan seorang pria berambut putih tengah berciuman di lorong.
Oh tidak aku harus bersembunyi.
Aeris terdiam membeku, bersembunyi melihat adegan delapan belas tahun ke atas.
*Ahk wanita itu, dia blak-blakan begitu, bagaimana kalau ada yang bagun, pria itu aku tidak pernah melihat sebelum nya...
Huh... Kurasa lebih baik aku membacanya besok, aku takut terjadi masalah*.
Aeris pun pergi ke kamarnya kemabli dengan hasil yang sia-sia.
"Ahk sayang kenapa berhenti," Rengek Edana.
"Ahk nanti, dulu sayang," Goda pria bersurai putih dengan mata seperti bulan.
"Ada apa apa kau melihat sesuatu???" tanya Edana yang melihat pria nya menghentikan ciuman nya, yang sedang panas-panas nya.
"Ahk tidak apa-apa sayang, jangan permasalahan mau lanjut~" Goda Pria itu.
"Ayo pergi ke kamar kita!" Pintar Edana mengaitkan tangannya di pundak pria itu.
"Aku mau-mau saja cantiku~, tapi bagaimana dengan suamimu???"
"Ahk suamiku tidak tinggal disini, aku bisa tinggal di sini berkat mantan kekasih ku hehe," tukas Edana.
Pria itu pun tersenyum dengan seringai licik.
"Baiklah ayo pergi," ujar pria itu.
"Ayo tidur dengan ku," Edana.
Aku tidak akan melupakan wajah wanita itu, wanita berambut pendek yang sedang menguntit ku dengan wanita murahan ini... Ujar Pria bersurai putih itu.
***
Ahk kenapa firasat ku buruk ya, apa karena aku merasa senang akhir-akhir ini, seperti ada badai yang akan datang. Ya Tuhan... Tolong aku.
"Padahal aku sangat ingin membaca buku itu, tapi aku harus menahan kesabaran ku karena terhalang sesuatu yang tidak senonoh huftt dasar!"
Sepanjang malam Aeris menggerutu lalu setelah lelah merengek Aeris pun tertidur pulas.
🍁🍁🍁
Pagi tiba kini Aeris tengah menyambut tamu yang datang untuk melakukan bisnis, tamu dari Kerajaan besar maupun dalam perkembangan datang untuk melakukan kerja sama bisnis.
"Selamat datang kepada pangeran Elvern dari Kerajaan timur,"
Oh astaga pria itu!!!
Aeris kaget melihat pangeran yang muncul di hadapannya.
Apa aku tidak salah lihat, dia pria yang melakukan hal tidak senonoh dengan nona Edana.
Tidak... Tidak mungkin aku salah lihat.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments