I Became The Seconde Wife For Of A Emperor
...1...
...❤----------------🖤...
Suatu hari di Kerajaan Rania yang cerah...
"Aeris yang mulia raja Henry akan menjodohkan mu,"
"Apa!!!"
Sontak wanita berkulit pucat dengan rambut hitam pendek dan matanya yang merah terkejut mendengar berita itu.
"Apa a-apa ayah bercanda!"
"Untuk apa ayah bercanda ini keinginan yang mulia raja langsung," tegas Ayah.
"Tapi ayah, aku belum siap!" Gerutu Aeris.
Pernikah adalah salah satu hal yang perlu di pikir kan beribu-ribu kali oleh Aeris, Aeris bahkan tidak menyangka ia akan menikah karena menikmati hidup sendiri sudah cukup baginya.
Aeris sangat egois dengan yang namanya pernikahan dan semua keluarga nya tahu itu, tapi karena keluarga nya tahu Aeris tidak pernah menentang raja, akhirnya raja lah yang menjodohkan Aeris. Dan dengan itu Aeris tidak akan menolak nya.
"Aeris kamu akan di jodohkan dengan pangeran dari Kerajaan Utara Ethoria, yaitu pangeran Alaric yang baru saja di angkat menjadi raja, otomatis kau dari mulai sekarang, akan menerima pembelajaran etiket kerajaan," ujar ibu Aeris yang juga ikut dalih.
"Astaga kenapa kalian berbicara semudah itu!" lirih Aeris.
Alaric! Nama itu aku sempat mendengar, dia bukan kah dia baru saja menikah, tapi memang ada rumor ia menceraikan istri pertama nya.
"Apa menjadi ratu itu mudah, siapa yang mau jadi ratu dadakan ayah! Ibu!"
Baru saja Aeris tertimpa berita yang mengagetkan lalu sekarang ditambah lagi dengan berita yang lebih mengagetkan yaitu menjadi ratu tanpa pengetahuan apapun.
"Aeris untuk apa kepintaran mu, jangan sia-sia kan itu, mulai sekarang habiskan waktumu untuk belajar persiapan menjadi ratu, hanya itu yang ayah sampai kan, karena ayah sudah memberi tahu mu, maka perjodohan itu sudah di setujui," ucap Ayah Aeris singkat.
Apa! Sejak kapan aku setuju, aku bahkan belum mengutarakan pendapat ku, tapi mulutku tidak bisa bergerak seperti membeku karena perkataan mereka.
Ayah Aeris pergi dan tersisa ibunya yang masih terdiam. "Dari pada kau berlarut dalam kesedihan mementingkan ego dan berharap pada sesuatu yang tidak mungkin terjadi, lebih baik kau bersiap setidaknya itu akan membuatmu lebih baik untuk sekarang," ujar Ibu Aeris.
Sontak mendengar kata-kata itu Aeris tertegun melebarkan matanya, mau bagaimana pun perkataan ibu Aeris sangat lah benar.
"Baik ibu,"
Duchess Bella tersenyum melihat anaknya yang bisa mengerti keadaan, dia mengerti itu keputusan yang sulit.
"Maaf kan aku, tapi dari mulai sekarang kita tidak bisa bersikap egois," ujar Ibu Aeris sambil memegang pundak Aeris lalu berlalu pergi meninggalkan Aeris.
30 menit berlalu...
"Huh apa yang ku lakukan, ibu bilang aku tidak boleh terus terpuruk begini, yah dia benar untuk saat ini kita tidak bisa egois, karena kita tidak bisa berharap pada mereka,"
Aeris pun pergi dari tempat duduk nya yang sedari tadi ia duduk sangat lama hanya untuk melamun, lalu pergi menemui guru yang akan mengajarinya tentang keratuan.
Bisanya perjodohan antara bangsawan tinggi seperti anak raja akan di lakukan saat mereka masih kecil, dan pihak perempuan jika memang berkesempatan menjadi calon ratu akan belajar mengenai etiket dan lainnya saat mulai dari kecil.
Berbeda terbalik dengan Aeris yang mempelajari itu secara dadakan, namun karena terkenal dengan kecerdasan nya di atas rata-rata masih ada harapan yang baik jika Aeris punya tekad yang kuat.
Di sebuah taman...
"Woah anda cepat mengerti tentang etiket nya, rumor tentang kecerdasan anda ternyata benar ya," puji guru Aeris.
"Woah terimakasih, terimakasih juga anda mau mengajari saja mendadak begini tuan Rigel," ucap Aeris.
Ahk belajar beginian setidaknya membuat perasaanku setidaknya lebih baik. Dan tuan Rigel sangat baik dan sabar.
"Baiklah kita bisa istirahat dulu," ujar Rigel.
"Ahk terimakasih untuk kelasnya sampai bertemu lagi," jawab Aeris dengan nada senang.
"Haha iya,"
Ahk dia sangat baik, kupikir melihat penampilan nya yang kalem dia orang yang pendiam, ternyata dia mudah bergaul, aku jadi lumayan mudah mengajarinya jika kami punya hubungan yang dekat. ucap Rigel mendeskripsikan pertemuan pertama nya dengan Aeris yang berjalan lancar.
'Nona Aeris juga sangat cantik apalagi saat tersenyum, oh Astaga apa yang kau katakan, dia istri raja, tapi jika seorang bertemu dengan nona Aeris orang itu juga pasti akan mengatakan itu, dia sangat ramah. Aku tidak percaya dia akan menjadi seorang ratu, aku turut senang ternyata pilihan yang mulia Hesperos lebih baik dari ibu nya,' Gumam ragil senang.
Hari demi hari terus berlalu, waktu terus berjalan Aeris terus menghabiskan waktunya untuk belajar. Semua orang khawatir karena Aeris terus menghabiskan waktu belajar terutama adiknya Konan, dan juga sahabat nya Arin tapi Aeris mengatakan kalau dengan belajar dia jadi tidak berpikiran negatif dan tidak stress.
Beberapa hari kemudian...
Dan akhirnya sampai lah di inti acara, Aeris akan menikah dengan Pangeran alaric.
Kini Aeris tengah di rias dan bersiap untuk acara pernikahan.
"Anda sangat cantik nona," puji seorang perias.
"Terimakasih, ini berkat riasan anda," ucap Aeris.
Yah ini sangat cantik, andaikan ini benar-benar hari bahagia ku, pasti aku dengan bangga pamer riasan cantik ini, tapi sekarang aku bahkan sangat lelah untuk tersenyum.
Setelah selesai di rias dan menunggu upacara tiba, akhirnya Aeris pun di panggil menuju ke Altar untuk melangsungkan upacara pernikahan.
Aeris di antar ke altar oleh ayah nya dan adiknya.
"Ayo kakak," ujar Konan dengan raut wajah sendu.
Haha kenapa wajah Konan sangat sedih. Gumam Aeris melihat raut wajah adiknya.
"Terimakasih," ucap Aeris lalu memegang tangan ayah dan adik nya itu.
Aeris pun di antarkan sampai tempat upacara pernikahan berlangsung.
"Perhatian mempelai wanita sedang menuju ke Aula pernikahan untuk melangsungkan upacara pernikahan,"
Semua pandangan tertuju kepada Aeris, begitupun Alaric yang sudah berdiri tegak menunggu kedatangan Aeris.
Seorang yang biasanya hanya ku dengar namanya, kini aku bisa melihat langsung tengah berdiri langsung menungguku di tempat yang saklar.
Alaric... dari kejauhan aku bisa melihat wajahnya terlihat berwibawa dengan postur badanya yang tegap, surai rambut nya yang berwarna merah sama dengan sorot matanya yang juga warnanya merah. Itulah kesan pertama ku melihat sosok Alaric.
Aeris sampai di depan pendeta, kini tangan yang tadinya di pegang oleh ayahnya, kini di berikan hak pegangan kepada Alaric. Alaric menggenggam tangan Aeris erat.
Dan upacara pernikahan pun dimulai.
Aeris dan dan Alaric mengucapkan sumpah pernikahan tentang berjanji akan selalu setia dan menerima segala kekurangan dan kelebihan mereka, dan setelah sumpah itu selesai di ucapkan mereka tinggal harus melakukan satu upacara lagi agar sah sebagai pasangan suami istri.
Yaitu berciuman, hal yang di lupakan Aeris karena selama ini dia menghabiskan waktunya dengan belajar seperti kutu buku dan tidak mempersiapkan dan mengasah keahlian liarnya.
Saat mendengar itu sontak Aeris gelagapan dan kaget tapi dia berusaha rileks.
Astaga aku gak kepikiran bakal ada ritual yang kayak gini, aku terus berkencan dengan buku, bagaimana ini???. Gumam Aeris.
Alaric pun tanpa aba-aba menarik badan Aeris mendekati nya dan mengecupnya singkat, Aeris yang kaget hanya bisa memekik dan malu.
Dan mereka pun resmi menjadi pasangan suami istri.
Apa dia tidak pernah berciuman sebelum nya, dia keliatan gugup. Pikir Alaric menatap ke arah Aeris yang wajah nya merah menyala.
Sementara dipikiran Aeris....
Uhk memalukan, kelihatan sekali aku tidak berpengalaman. Gerutu Aeris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
ArgaNov
Uhuk, ada abang ganteng toh di sini 🥰
2022-11-07
1
olive
setangkai mawar utk kakak, mampir juga yah di Remember Me, makasih
2022-11-07
1
🎤ImaEdg🎧
ciuman pertama yang tidak berkesan kayanya
2022-11-07
0