Kejatuhan cicak

Tok.....Tok.... Tok...

Mira terlonjak dari tempat tidurnya, ia mengerjap- ngerjapkan matanya. Sinar matahari sudah masuk melalui celah- celah ventilasi di atas jendela kamarnya yang masih tertutup gorden, pertanda hari sudah siang.

Tok....tok...tok..

Terdengar lagi pintu rumahnya yang diketuk seseorang.

Mira bangun dari tempat tidurnya dengan terburu- buru, mungkin Mas Dino sudah kembali, pikirnya.

Ia segera membuka pintu kamarnya, dan dengan tergesa- gesa berjalan menuju arah pintu depan rumahnya.

" Mira.....Mira..." teriak suara yang sudah dikenal oleh Mira.

" Iya mbak Susi," jawab Mira sambil membuka pintu depan.

" Astaga Mira, kamu bikin mbak cemas aja. Tidak biasanya jam segini pintu rumah kamu masih tertutup," ucap mbak Susi, tetangga dekat yang tinggal di sebelah rumah Mira.

Mbak Susi adalah tetangga yang paling akrab dengan Mira. Mereka sering ngobrol bersama.

" Iya mbak, semalam Mira kebangun, kaget bingkai fotonya mas Dino jatuh. jadi Mira sibuk beresin pecahan kacanya."

Mira memandang keluar rumah, rumput dan tanah masih basah bekas guyuran hujan deras semalam.

" Masuk dulu mbak," tawar Mira pada mbak Susi.

Mereka kemudian melangkah masuk ke dalam rumah sederhana milik Mira.

Mbak Susi duduk di kursi kayu yang ada di ruang tamu.

" Tunggu bentar ya mbak, Mira cuci muka dulu sekalian ambil minum buat mbak," ucap Mira berlalu menuju kamar mandi yang ada di dekat dapur Mira.

Setelah mencuci muka dan menggosok giginya dengan terburu- buru, Mira lalu menuangkan segelas air dan membawanya ke depan.

" Diminum dulu mbak," ucap Mira.

" Makasih Mir, Dino belum kembali Mir?" tanyanya.

" Belum mbak, mungkin nanti siang atau sore. Biasanya kan tidak pernah lebih dari tiga hari Mas Dino udah balik."

"Mir, hati- hati...foto yang jatuh dari gantungan bukan pertanda baik. Mbak bukannya nakut- nakutin kamu. Banyak- banyak berdoa," mbak Susi menatap Mira dengan wajah berubah agak tegang.

" Mira juga perasaannya enggak enak Mbak, apalagi Mira semalam mimpi buruk," cerita Mira pada mbak Susi.

" Mimpi tentang apa Mir?" mbak Susi bertanya memandang Mira ingin tau.

" Serem banget mbak, mimpi tentang Mas Dino," sahut Mira.

Mira lalu mulai menceritakan semua mimpinya kepada mbak Susi, mbak Susi mendengar cerita Mira dengan tegang.

"Seharusnya kamu semalam langsung ke kamar mandi Mir, buang air kecil lalu siram dengan air yang banyak, kata orang tua jaman dulu sih biar mimpi buruk ikut kebuang supaya ga jadi kenyataan," ucap mbak Susi.

" Begitu ya mbak?"

" Tapi mbak ga tau juga Mir, segala sesuatunya udah diatur sama yang di atas, manusia cuma bisa berusaha dan berdoa," lanjut mbak Susi bijak.

"Kamu udah siang begini belum masak Mir, kamu enggak lapar?"

" Iya mbak gara- gara bangun kesiangan, tapi kalau Mas Dino ga di rumah Mira biasa asal masak aja mbak."

" Ya udah mbak balik dulu ke rumah, kamu tunggu bentar ya nanti mbak balik lagi ke sini, mbak tadi masak sayur asem," mbak Susi bangun dari tempat duduk.

" He...he...mbak Susi emang yang terbaik..."

" Nanti mbak langsung masuk aja ya, Mira mandi bentar," sambung Mira.

Mbak Susi balik ke rumah sementara Mira segera berlari menyambar handuk lalu buru- buru mandi.

Tak lama kemudian mbak Susi udah datang kembali membawa semangkok sayur asem yang dimasaknya tadi pagi. Ia juga menenteng nasi yang sudah dibungkusnya ke dalam kantong plastik.

Mbak Susi langsung masuk ke dapur untuk menaruh sayur asem dan nasi ke meja makan.

Ia kemudian menuang nasi ke dalam piring yang diambilnya dari dapur Mira.

"Ah..........tolong....

Mbak Susi terperanjat, terdengar teriakan dari dalam kamar mandi Mira.

" Mira...ada apa? buka pintu kamar mandinya, " panik mbak Susi.

Pintu kamar mandi terbuka, Mira menghambur keluar sambil lompat- lompat, wajahnya pucat seputih kapas.

"Tolong mbak, cicak.... ih....," teriak Mira.

" Cicak? ... mana cicak....," mbak Susi membantu mengibas- ngibaskan baju yang sudah dikenakan Mira.

"Plak....," seekor cicak jatuh ke lantai lalu kabur naik ke atas dinding dapur.

Mira menghapus air matanya yang sempat keluar karena ketakutan. Ia paling jijik dan takut pada binatang yang suka merayap itu.

"Duduk dulu Mir," mbak Susi menarik Susi untuk duduk karena kasihan melihat Mira yang gemetaran.

Mbak Susi lalu menuangkan segelas air dari teko yang ada di dapur Mira, lalu memberikannya pada Mira.

"Makasih mbak," Mira segera meneguknya hingga tandas.

" Ada pertanda apa ini?" mbak Susi berkata dalam hati, bagi sebagian orang kejatuhan cicak bisa berarti pertanda buruk.

Mbak Susi menggelengkan kepalanya, ia berharap ini hanya sebuah kebetulan. Ia tidak ingin sesuatu yang buruk akan menimpa Mira.

" Kamu makan dulu Mir, itu mbak sudah bawakan kamu nasi sama sayur asem, ga usah terlalu dipikirkan," ucap mbak Susi yang melihat Mira diam termenung.

" Makasih mbak, Mira perasaannya tambah ga enak mbak. Mira kepikiran sama Mas Dino."

" Semoga mas Dino mu baik- baik saja Mir. Kamu makan dulu nanti malah masuk angin udah siang begini belum makan."

Mira lalu makan, ia bersyukur ada mbak Susi di sini menemaninya di saat hatinya sedang gundah tak terkira.

Setelah Mira selesai makan dan mencuci piring bekas makannya, mereka pindah ke ruang tamu, lalu duduk di sana.

" Dino ga menghubungi kamu Mir?"

" Di dalam hutan ga ada signal mbak, hp nya enggak aktif."

"Biasa mas Dino akan menghubungi kalau udah dalam perjalanan pulang mbak."

"Ya udah kamu yang sabar, mungkin bentar lagi Dino segera pulang," hibur mbak Susi.

Mira mengangguk dan berusaha berpikiran positif, ia berharap foto Mas Dinonya yang jatuh, mimpi buruknya semalam dan kejadian kejatuhan cicak bukanlah suatu pertanda buruk.

Ia berdoa dalam hati, semoga Tuhan selalu melindungi suaminya dan berharap keluarga mereka selalu dalam keadaan baik- baik saja.

"Makasih ya mbak sudah nemenin Mira, udah bawa makanan buat Mira."

" Ah kamu kayak kita baru kenal aja Mir, biasanya kan kamu juga begitu sama mbak," mbak Susi terkekeh.

" Beneran mbak, kalau hari ini ga ada mbak, Mira bisa gila...belum lagi gara- gara cicak ...."

"Udah ga usah dibahas, mbak juga senang kok nemenin kamu di sini...mbak juga kesepian di rumah, kamu juga tau sendiri mas Darto kalau kerja pulangnya suka malam."

Mas Darto adalah suami mbak Susi. mbak Susi hanya punya seorang anak laki- laki yang sudah bekerja dan merantau di Kalimantan.

" Bagaimana hubunganmu dengan mertuamu Mir, ada perkembangan?"

" Mas Dino sih sering menghubungi mama papanya mbak, tapi mereka masih belum mau menerima Mira."

" Mereka belum mau berbicara sama Mira, " Mira tertunduk sedih.

" Yang sabar ya Mir, kamu maka nya cepat punya anak, biasanya hati orang tua akan melumer kalau udah punya cucu," hibur mbak Susi sambil mengusap bahu Mira dengan lembut.

"Makasih mbak, doa kan yang terbaik buat Mira ya mbak...."

Terpopuler

Comments

i am strong

i am strong

lanjutkan

2022-11-06

1

Agatha Caulie

Agatha Caulie

👍👍

2022-10-28

3

Mie Siau

Mie Siau

iya. jangan lupa selalu dukung ya. tq

2022-10-24

3

lihat semua
Episodes
1 Mimpi buruk
2 Kejatuhan cicak
3 Di hutan berantara
4 Mengejar....
5 Dino dan Poni tidak kembali
6 Di manakah aku?
7 Masih belum ditemukan
8 Jelmaan rusa
9 Menakutkan
10 Minta bantuan
11 Anum dan Arum
12 Di Masa Tempo Dulu
13 Dendam membara
14 Memilih dan melepaskan
15 Kapan ini berakhir
16 Masa Lampau
17 Perjanjian dengan setan
18 Persembahan Di Malam Bulan Purnama
19 Karena Sumpah?
20 Pembalasan dimulai
21 Masalah baru
22 Meminta kejelasan
23 Ada Yang Aneh
24 Hi....
25 Ketegangan yang berlanjut
26 Pembalasan?
27 Buah dari dendam
28 Kerasukan lagi
29 Mimpi atau nyata
30 Tangisan kecil
31 Bertemu Dino
32 Berbuat dosa
33 Aneh
34 Dendam yang belum selesai
35 Dino kembali
36 Gangguan
37 Flashback: sebelum Dino pulang
38 Lagi dan lagi
39 Apakah pertanda?
40 Mencari kesempatan
41 Tragedi Ningrum
42 Anum kesepian
43 Anum pergi.
44 Mencari kebenaran
45 Mira diusir
46 Arum jatuh cinta
47 Antara Arum dan Anum
48 Mira melawan
49 Melihat sosok menyeramkan
50 Yang satu bahagia, yang satu resah
51 Permintaan Arum
52 Dimas berterus terang
53 Amarah Raden Bondo
54 Termakan sumpah
55 Dunia memang sempit
56 Memanen akibat dosa
57 Pertemuan
58 Gangguan dalam perjalanan
59 Hasutan Anum
60 Menjadi tumbal
61 Arum melahirkan
62 Malam Purnama terakhir
63 Saat- saat terakhir
64 Ikatan karma
65 Bisikan
66 Bantuan Nandar
67 Foto
68 Bisikan lagi
69 Pembebasan
70 Sepasang
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Mimpi buruk
2
Kejatuhan cicak
3
Di hutan berantara
4
Mengejar....
5
Dino dan Poni tidak kembali
6
Di manakah aku?
7
Masih belum ditemukan
8
Jelmaan rusa
9
Menakutkan
10
Minta bantuan
11
Anum dan Arum
12
Di Masa Tempo Dulu
13
Dendam membara
14
Memilih dan melepaskan
15
Kapan ini berakhir
16
Masa Lampau
17
Perjanjian dengan setan
18
Persembahan Di Malam Bulan Purnama
19
Karena Sumpah?
20
Pembalasan dimulai
21
Masalah baru
22
Meminta kejelasan
23
Ada Yang Aneh
24
Hi....
25
Ketegangan yang berlanjut
26
Pembalasan?
27
Buah dari dendam
28
Kerasukan lagi
29
Mimpi atau nyata
30
Tangisan kecil
31
Bertemu Dino
32
Berbuat dosa
33
Aneh
34
Dendam yang belum selesai
35
Dino kembali
36
Gangguan
37
Flashback: sebelum Dino pulang
38
Lagi dan lagi
39
Apakah pertanda?
40
Mencari kesempatan
41
Tragedi Ningrum
42
Anum kesepian
43
Anum pergi.
44
Mencari kebenaran
45
Mira diusir
46
Arum jatuh cinta
47
Antara Arum dan Anum
48
Mira melawan
49
Melihat sosok menyeramkan
50
Yang satu bahagia, yang satu resah
51
Permintaan Arum
52
Dimas berterus terang
53
Amarah Raden Bondo
54
Termakan sumpah
55
Dunia memang sempit
56
Memanen akibat dosa
57
Pertemuan
58
Gangguan dalam perjalanan
59
Hasutan Anum
60
Menjadi tumbal
61
Arum melahirkan
62
Malam Purnama terakhir
63
Saat- saat terakhir
64
Ikatan karma
65
Bisikan
66
Bantuan Nandar
67
Foto
68
Bisikan lagi
69
Pembebasan
70
Sepasang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!