Jam 6 sore, Laura baru keluar dari kantornya ia mengendarai mobilnya menyusuri jalanan kota. Sambil menyetel musik dari penyanyi idolanya, ia menyetir sembari menyanyi.
Ciiiitt....
Laura menginjak rem mendadak dan melihat asap warna-warni di depan kaca mobilnya. Tak lama kemudian terdengar suara, "Bruuk..."
Laura mengucek matanya dengan cepat lalu melihat lagi dan tak terlihat lagi asap tersebut.
Laura bergegas melepaskan safety belt lalu keluar dari mobil dan memastikan apa yang terjadi.
Seorang pria berdiri memegang kap mobil Laura dengan wajah pucat dan lemas. Pria itu memegang perutnya dan meringis kesakitan.
Perasaan ia fokus menyetir dan tak melihat ada orang yang melintas kenapa tiba-tiba ia menabrak.
"Tuan, apa anda baik-baik saja?"
Pria itu tak menjawab malah mendongakkan kepalanya ke atas menatap langit.
Laura jadi mengikuti pandangan mata pria itu. "Apa kau jatuh dari langit?"
Pria itu tak menjawab dan malah menatap Laura dengan wajah sedih.
"Tuan, kau bisa mendengar suaraku?" Laura melambaikan tangan di wajah pria itu.
Namun, tak ada respon sama sekali. Karena takut, Laura bergegas masuk ke mobilnya dan mencoba menghidupi mesin mobil. "Kenapa tidak bisa menyala?" tampak panik.
"Ayo cepat menyala mobilku sayang!" dengan suara gemetaran dan tubuh berkeringat.
Suara mesin mobil terdengar membuat hatinya lega tanpa menunggu lama ia segera pergi dari tempat itu baru beberapa meter, kendaraannya kembali berhenti.
"Astaga, kenapa lagi ini?" gumamnya.
Laura melihat dari kaca spion, pria itu tertidur di atas trotoar dengan memegang perutnya. Hatinya merasa iba dan tega akhirnya ia kembali turun dan berjalan mendekatinya.
Laura berjongkok dihadapannya, "Nama Tuan siapa?"
Pria itu hanya diam.
"Anda bukan orang jahat, kan?"
Lagi-lagi tak ada jawaban.
Laura berdiri, menggigit kukunya kelihatan bingung, "Tuan, aku ingin menolong tapi aku takut!"
Pria itu mengulurkan tangannya.
Laura menatap tangan itu, perlahan ia mengulurkan tangannya juga dengan cepat pria itu mengenggamnya.
Tiba-tiba perasaan Laura menjadi tenang, "Ayo ikut aku!"
Laura menuntun pria itu dan membawanya ke mobil.
Didalam mobil sambil memasang safety belt pada pria itu, Laura masih bertanya, "Siapa nama anda?"
Tak ada jawaban juga.
Laura akhirnya menyerah, ia memutar-mutar jalanan sambil berpikir akan dibawa ke mana pria ini.
Sejam mengelilingi kota, Laura membawa pria itu ke apartemen miliknya.
Begitu sampai di parkiran, Laura berpikir kembali bagaimana bisa membawa pria aneh ini ke dalam apartemen miliknya tanpa dicurigai orang-orang.
Laura menjentikkan jarinya di samping wajahnya, ia baru mendapatkan ide untuk mengelabui orang-orang.
Laura mengambil jaket kekasihnya yang ada jok mobil belakang dan memakainya kepada pria itu, memakaikan topi miliknya dan masker penutup mulut.
Ia tersenyum melihat pria itu lalu menyuruhnya untuk keluar dari mobil. Berjalan ke dalam apartemen, Laura memegang tangan pria itu.
Penjaga keamanan memperhatikan seseorang yang disampingnya Laura.
"Dia temanku sedang sakit," ujarnya berbohong.
Orang-orang yang memperhatikannya pun paham.
Laura membuka pintu apartemen dan mempersilakan pria itu masuk.
Pria yang tak diketahui namanya melihat sekeliling ruangan apartemen.
"Aku tidak tahu namamu siapa, jadi mulai hari ini ku memanggil kau, Keenan!"
Pria itu masih bingung.
Laura menarik Keenan ke kamar dan memerintahkannya membuka pakaiannya yang dikenakan.
Tanpa Laura sadari Keenan membuka seluruh pakaiannya membuat ia membulatkan matanya.
Dengan menutup mata, Laura mendorong Keenan ke kamar mandi. "Bersihkan dirimu sekarang!"
Laura menutup pintu kamar mandi lalu berjalan ke lemari mencari pakaian yang akan dikenakan Keenan.
"Pakai baju siapa dia 'ya?" gumamnya, sambil mencari pakaian yang pantas dan cocok untuk pria itu.
Akhirnya jatuh pada kaos oblong ukuran besar dan celana ponggol milik Laura.
Hampir 30 menit menunggu di depan pintu kamar mandi, Keenan akhirnya keluar dengan handuk melilit di pinggangnya. Tampak jelas, otot tubuh membuat Laura terperangah.
Keenan memperhatikan tubuhnya mengikuti arah mata wanita itu.
"Pakai ini!" menyodorkan baju dan celana.
Keenan memandangi pakaian yang ia gunakan.
"Kau tidak bisa memakainya?"
Keenan menggelengkan kepalanya.
Laura akhirnya memakaikan kaos oblong ukuran besar ke tubuh Keenan. Ia sampai jinjit agar sampai memasuki baju tersebut ke kepala.
"Ini pakai sendiri!" menyodorkannya ke tubuh Keenan.
Pria itu masih diam.
"Astaga, apa aku harus yang memakaikannya?"
Laura jongkok lalu memejamkan matanya, "Cepat lepaskan handuknya!" mengarahkan celana ke kaki Keenan.
"Angkat kakinya, Keenan!" titahnya.
Keenan mengikuti perintahnya.
Laura bernafas lega karena akhirnya bisa memakaikan pakaian pria itu.
Laura menarik tangan Keenan ke arah ruang makan, "Duduk di sini, aku akan membuat makanan untuk kita!"
Pria itu menurut.
Wortel, buncis, brokoli, sawi hijau, bakso ayam dan telur, ia keluarkan dari lemari es. Laura akan memasak capcay, ia berharap bisa mengganjal perut untuk malam ini. Sebelum memasak sayuran, ia menanak nasi walaupun tak sampai 1 liter beras karena memang tersisa segitu.
Hampir 40 menit, mempersiapkannya akhirnya masakan Laura selesai di hidangkan.
"Silahkan makan!" ia menyajikan sayur capcay di atas nasi kepada Keenan.
Pria itu tanpa aba-aba menikmati masakan Laura dengan lahap, membuat Laura terheran-heran.
Keenan mengambil nasi dan sayuran lagi, Laura baru memasuki makanan 2 suapan ke mulut tampak terkejut dengan sikap yang ditunjukkan Keenan.
Tidak sampai 5 menit hidangan habis tak tersisa.
"Sepertinya besok aku akan belanja lebih banyak lagi untukmu!" celetuk Laura.
Selesai makan, Keenan kembali ke mode diam dan tanpa ekspresi.
"Sekarang waktunya kau tidur!" Laura beranjak berdiri.
Begitu juga dengan Keenan yang mengikuti langkah wanita itu.
"Kau tidur di sini, aku akan tidur di kamar sebelah!"
Keenan duduk di ranjang, Laura menutup pintunya ia lalu melangkah ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya tak lupa ia juga mengirimkan pesan kepada kedua orang tuanya jika dirinya menginap di apartemen.
Karena saking lelahnya, Laura dengan cepat memejamkan matanya.
-
Hidung Laura mengendus sesuatu walaupun matanya terpejam ia merasakan bau yang begitu harum.
Laura perlahan membuka matanya dengan cepat ia memundurkan tubuhnya dan terjatuh ke lantai. Matanya melebar kala melihat Keenan tidur di sebelahnya tanpa baju.
"Ya ampun, kenapa dia bisa tidur di sini?" gumamnya.
Laura melangkah memutari ranjang dan menarik tubuh Keenan turun namun tenaganya tak cukup kuat hingga dirinya kelelahan.
Laura menggoyangkan tubuh Keenan agar bangun hasilnya sia-sia, pria itu masih tetap tertidur.
Akhirnya, Laura memilih tidur di lantai beralaskan karpet.
****
Keesokan paginya, Laura terbangun seperti biasanya ia melihat dirinya telah berada di ranjang. Lantas, duduk dan melihat pakaiannya masih utuh. Laura mengarahkan pandangannya pada jam dinding yang menunjuk ke arah angka 6.
Laura bergegas ke kamar mandi, membersihkan diri selesai berpakaian ia mencium aroma masakan dari arah dapur.
Dengan cepat kaki melangkah ke ruangan itu, "Keenan sedang apa?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
key
d
2023-04-23
0
ig : skavivi_selfish
jadi pengen capcay.... anget-anget pas ujan.
2022-11-24
1
Nana Shin
saling dukung yuk.
Mendadak jodoh
2022-10-30
0