Fall In Love From The Sky
Suara derap langkah saling beradu ketika seorang wanita muda cantik dan seksi menuruni tangga. Ya, dia adalah Nagita Laura yang tahun ini berusia 27 tahun selalu di sapa dengan nama Laura.
Menghampiri kedua orang tuanya yang telah lebih dahulu berada di meja makan, ia menarik kursi duduk sebentar menenggak setengah gelas susu dan mengunyah sepotong roti isi selai kacang.
Tak berlama-lama di meja makan, ia berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk berangkat ke kantor.
"Aku berangkat dulu, Pa, Ma," Laura mengecup pipi keduanya.
"Jangan pulang terlalu malam, Laura!" Mama Dita mengingatkan putrinya.
"Oke, Ma!"
Laura berlari kecil menaiki mobilnya, ia melajukan kendaraannya dengan santai menuju perusahaan desainer miliknya, meskipun tidak besar namun ia bangga dengan pencapaiannya.
Sesampainya di perusahaannya, ia sudah disambut dengan senyuman oleh seorang wanita muda yang usianya di atas dirinya 2 tahun.
"Pagi, Nona!"
"Pagi juga, Kesya!" Laura tersenyum manis.
"Bagaimana dengan produk kita apakah para distributor suka?" tanyanya ketika dirinya memasuki ruangan kerjanya.
"Suka, Nona. Mereka menginginkan barang pesanan dikirim hari ini juga," jelas Kesya.
"Kalau begitu, kirimkan segera!"
"Baik, Nona!" Kesya keluar dari ruang kerjanya.
Laura duduk lalu memandangi foto dirinya dan kekasihnya yang sudah setahun ini berhubungan jarak jauh.
Laura meraih ponselnya mencoba menghubungi Mario namun tak ada jawaban. Bukan pagi ini saja dirinya menghubungi pria itu tapi berkali-kali dari 2 hari yang lalu. "Kenapa sulit sekali menghubungi kamu?" berbicara sendiri dengan benda tersebut.
"Apa mungkin kamu marah karena aku bekerja sama dengan Martin?" menerka-nerka.
Ya, Martin seorang pengusaha muda yang sudah lama naksir Laura sehingga membuat Mario cemburu.
"Huh, kenapa kisah cintaku seperti ini, sih?"
Suara ketukan pintu membuat Laura membuyarkan lamunannya. Kesya masuk bersama seorang pria yang bernama Sammy.
"Selamat pagi, cantik!" pria itu menyapanya.
"Kenapa pagi-pagi kau datang ke sini?" tanya Laura ketus.
"Hei, aku ke sini untuk mengajak kau bekerja sama," ujar Sammy.
"Kesya, kamu boleh keluar!" titahnya.
"Baik, Nona!"
"Kerja sama apa yang ingin kau tawarkan?"
"Aku ingin mengadakan sebuah acara perlombaan menyanyi dan aku butuh pakaian yang akan digunakan dewan juri," jelasnya.
"Kau ingin aku menjadi salah satu sponsor acaramu?"
"Ya, tepat sekali!" Sammy menjentikkan jarinya.
"Aku tidak bisa!"
"Ayolah, Laura!" mohonnya.
"Beberapa pakaian hasil rancangan ku sudah di kirim ke distributor," ujar Laura.
"Kau bisa mendesain lagi, kan?"
"Aku tidak sempat!"
"Acara akan dilaksanakan dua bulan lagi, masih ada waktu kau mengerjakannya," ucap Sammy.
"Aku tidak bisa!" Laura menolak secara tegas.
"Kau sungguh teman yang tega!" Sammy duduk di sofa menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Tak usah pakai drama, kau pikir aku akan iba!" Laura melirik temannya itu.
Sammy menarik telapak tangannya dari wajahnya, "Laura tolonglah, hanya kau sahabatku!"
"Jika kau ada maunya, pasti akan memujiku," celetuknya.
Sammy tersenyum lebar.
"Baiklah, aku akan membuat tiga pakaian rancangan ku sendiri untuk dewan juri di malam final," ujarnya.
Sammy tersenyum senang, "Begitu dong, kau memang sahabatku paling baik dan cantik!"
"Pergilah, jangan terlalu sering memujiku!"
"Baiklah, aku akan pergi. Sampai jumpa!" Sammy keluar dari ruangan sahabatnya.
Laura menyandarkan tubuhnya di kursi. Ia memutar dan menatap kaca jendela, langit tiba-tiba begitu gelap dan memunculkan cahaya warna-warni ditengah kegelapan membuat ia menutup pandangannya dengan lengan tangannya. Kejadian itu terjadi dalam hitungan detik.
Laura menurunkan tangannya dari wajahnya ketika langit berubah seperti biasanya.
Laura lantas berdiri ,"Fenomena apa itu?"
Ditengah ia berpikir, suara pintu terbuka membuat Laura dengan cepat membalikkan badannya.
"Maaf, Nona. Saya lancang masuk tanpa izin, sudah berkali-kali saya mengetuk pintu tapi tak ada jawaban dari Nona," ujar Kesya.
Laura mengerutkan keningnya, asistennya itu mengetuk pintu berulang kali tapi dirinya tak mendengar. "Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Nona!"
"Ya, ada apa?"
"Nona, baik-baik saja 'kan?"
"Ya, saya baik-baik saja," jawabnya seperti kebingungan.
"Nona, ingin saya pesankan makanan ke sini atau makan di luar kantor?"
"Makan siang?" Laura mengernyitkan keningnya.
"Iya, Nona. Ini sudah jam dua belas, bukankah waktunya makan siang?"
"Kenapa waktu semakin cepat? Padahal aku tidak melakukannya apa-apa," batinnya.
"Nona!"
"Ya, kita makan siang di luar!" Laura meraih tas dan kunci mobilnya
Keduanya meninggalkan ruang kerja.
Diparkiran Laura meminta Kesya untuk menyetir, mereka menuju ke restoran terdekat.
Begitu sampai, keduanya memesan makanan seperti biasa. Namun, kali ini berbeda tiba-tiba ruangan tersebut penuh dengan asap warna-warni membuat Laura terbatuk-batuk.
"Nona, anda baik-baik saja 'kah?" Kesya memukul pelan pundak Laura yang sedang duduk dan menyodorkan air putih.
Laura mengangkat wajahnya dan mengedarkan pandangannya tampak ruangan restoran seperti biasa.
"Apa yang terjadi?"
"Nona, tadi tiba-tiba batuk sangat kencang membuat saya khawatir. Apa perlu nanti kita ke dokter?"
Laura memegang lehernya tidak gatal seperti tadi, "Tidak perlu!"
"Apa Nona yakin?"
"Ya, tadi saya batuk karena banyak asap."
"Di sini tidak ada asap, Nona. Bahkan, orang yang merokok saja pun tak ada," ungkap Kesya.
"Saya yakin tadi ada," ucap Laura.
"Nona, disini tidak terjadi apa-apa. Mungkin Nona Laura kurang beristirahat atau bagaimana?"
Laura terdiam, "Apa tadi aku bermimpi?"
"Nona, makanannya sudah datang!" ucap Kesya.
Laura mulai menikmati makanannya sembari mengingat kejadian tadi.
Selesai makan, keduanya kembali ke kantor. Sepanjang perjalanan Laura lebih banyak diam dan memijit keningnya.
"Saya lihat Nona hari ini lebih banyak melamun, apa yang terjadi? Apa Tuan Mario tidak menghubungi Nona?"
"Bukan karena itu, saya juga bingung."
Kesya menautkan kedua alisnya.
"Kamu fokus saja berkendara, saya ingin tidur sejenak," ucap Laura memejamkan matanya.
Begitu sampai, Kesya tak segera membangunkan atasannya karena ingin memberi waktu Laura bisa beristirahat.
Hampir 10 menit di dalam mobil, Kesya membangunkan tidur Laura, "Nona!"
Laura tersentak kaget lalu menggelengkan kepalanya dan memijitnya. "Kita sudah sampai, ya?"
"Sudah dari tadi Nona," jawabnya.
"Kenapa kamu tidak membangunkan saya?"
"Saya lihat Nona Laura tidur sangat nyenyak sekali jadi saya biarkan saja."
"Saya juga bingung kenapa tadi sangat ngantuk sekali," Laura membuka pintu mobil.
Kesya juga keluar dari mobil, "Tidak biasanya juga Nona tidur di mobil dengan nyenyak seperti tadi!"
"Ya, kamu benar!"
Keduanya pun berjalan bersama memasuki kantor.
...****************...
Hai Semua Ini Karyaku yang Kesebelas...
Semoga Karya Ini Dapat Menghibur Kalian..
Jangan Lupa Juga Mampir ke Karyaku yang lainnya..
- Salah Jatuh Cinta
- Penculik Hati
- Dijodohkan Dengan Musuh
- Melupakan Sang Mantan
- Calon Istriku Musuhku
- Marsha, Milik Bara
- Mengejar Cinta si Tampan
- Jangan Mengejarku Cantik!
- Marry The Star
- Pesona Ayahku
Selamat Membaca 🌹
Semoga Kalian Selalu Sehat dan Bahagia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
ig : skavivi_selfish
Semangat dan selamat atas karya barunya kak.
2022-11-24
1
Nana Shin
udh aku fav
2022-10-23
1