3. Teman Buku

...Bahagia itu ketika dia, orang yang kita cinta berlaku manis melebihi gula Jawa....

---CallMeVi

...»»———Sҽʅαɱαƚ MҽɱႦαƈα——-««...

Tangan Laras menggerakkan bolpoin untuk menulis kata yang menurutnya penting dari omongan guru perempuan yang tengah menerangkan di depan papan tulis.

Semua murid yang berada dalam kelas unggulan itu kompak menutup mulut, mendengarkan serta mencatat seperti halnya yang dilakukan Laras.

Teng!

Teng!

Teng!

Suara bel menggema di setiap sudut tembok Sekolah, menandakan jika waktu istirahat telah tiba, guru yang tadinya sibuk menjelaskan kini telah menutup buku lalu menatap semua anak murid di kelas favorit itu. "Minggu depan kita akan ulangan harian, saya harap ni-----"

"Laras!"  Suara panggilan yang berasal dari seorang gadis memangkas paksa kalimat guru yang belum sepenuhnya usai.

Kepala semua orang yang berada di kelas dua belas matematika dan sains kompak menoleh ke ambang pintu sedangkan, orang yang tak lain bernama Ara kini berdiri canggung karena tatapan semua orang tertuju padanya.

"Mati gue," gumam Ara menuruki kecerobohannya.

Guru yang tengah berbadan dua menarik perhatian anak muridnya kembali. "Saya harap nilai kalian bisa lebih baik dari minggu kemarin. Saya akhiri pertemuan kali ini. Terima kasih."

Ara menyengir kuda ketika guru yang kalimatnya ia pangkas menatap dirinya ketika tiba di hadapan. "Lain kali ketuk pintu dulu Ara. Jangan lupa juga, rambutnya jangan diwarnai!"

Ara menganggukan kepala. "Iya Bu!"

"Kenapa?" tanya Laras yang kini sudah berdiri di depan Ara bersama kedua sahabat, Ava serta Aneska.

Ava menekuk kedua tangan di depan dada sembari menilai penampilan Ara yang sama sekali tidak mencerminkan sebagai peserta didik, sedangkan orang yang dinilai, balik menatap Ava malas.

"Gue ada urusan sama Laras!" kata Ara to the point sembari menatap Ava, jika bukan karena sepupunya, gadis itu tidak akan sudi berhadapan dengan anak unggulan sombong seperti sahabat Laras.

Gadis berambut keriting panjang membusungkan dada seolah menantang Ara. "Mau apa?!"

Remaja dengan tampilan baju ketat menyunggingkan senyum sinis. "Gue itu sepupunya Laras bodoh!"

Mendengar kalimat itu Ava serta Aneska melongo tak percaya bahkan, kini Aneska menatap Laras dengan tatapan tanya yang diberi anggukan mantap oleh si empu.

"Kok lo engga pernah cerita Ras, atau lo malu ya anggap cewek cabe kayak dia sebagai sepupu lo?" wajah Ava tersenyum sinis pada Ara yang melolot tak percaya.

Ara mendorong bahu Ava cukup kuat. "Jaga mulut lo!" menggenggam pergelangan tangan Laras sebelum menariknya pergi. "Kita pergi!"

"Ava, Aneska. Laras hari ini ke kantin bareng Ara!" pamit Laras sembari berjalan di belakang sepupunya.

Aneska menggeleng tak percaya melihat punggung Laras yang kian kecil dari pandangan. "Gue engga nyangka kalau Ara itu sepupuan sama Laras."

Ava mendengus kasar, dirinya tidak suka melihat kalakuan gadis badung yang membawa Laras tadi meski kenyataannya mereka saudara sepupu. "Gue takut Laras jadi ikutan buruk karena Ara."

Aneka menatap Ava aneh. "Ayolah. Cuma sehari tanpa Laras engga bikin matahari terbit dari barat bukan? Dunia dia bukan cuma tentang kita Va."

Ava hanya bisa mengerucutkan bawah bibirnya. "Gue harus ikutin mereka!"

Aneska melongo menyaksikan kelakuan sahabatnya. "Seriously?! Ava! Tunggu!"

Sementara itu, gadis ber kuncir kuda yang bernama lengkap Laras Friscanara tengah gugup sebab kini, dirinya duduk di antara pentolan sekolah yang terkenal akan kebandelannya, tangan serta kaki seketika terasa dingin saat semua pasang mata menatap dengan tanda tanya besar dikepala.

Melihat euforia ketegangan yang terpancar membuat Ara berinisiatif berdehem agar semua sahabatnya tidak terus menatap Laras dan kian membuat gadis itu ketakutan. "Kalian kenapa lihat sepupu gue gitu? Cantik 'kan dia?"

Seorang remaja berjenis kelamin laki-laki bernama lengkap Evan Agnibrata terkekeh mendengar kalimat Ara, dirinya menilai bila Laras tidak ada yang menarik perhatian kecuali penampilan yang super rapih, berbeda dengan yang ia serta genk kenakan sekarang.

Evan, dengan wajah galak lagi dinginnya berkata. "Dia sepupu lo? Jadi lo juga keponakan kepala sekolah? Baru tahu gue."

Seorang laki-laki yang duduk di samping Evan terkekeh selepas mengeluarkan asap dari dalam mulut. Ezra Adiwangsa namanya. "Kok lo engga jadi kutu buku kayak dia Ra?"

Ara melirik tangan yang sudah digenggam di bawah sana oleh Laras. "Ezra, lo bikin sepupu gue engga nyaman."

Evan mengambil satu batang rokok kemudian menikmatinya seperti yang dilakukan kedua sahabat laki-laki di dekatnya. "Loh bener 'kan? Dia itu temannya buku. Hidupnya monoton dan membosankan."

"Setuju si!" seru Ezra.

Mendengar kalimat penolakan membuat Laras tak tahan dan memutuskan berdiri namun, sebelum ia berhasil pergi  pergelangan tangannya dicekal oleh seseorang yang menjadi penyebab jantung berdetak lebih kencang. "Mau kemana?"

Laras menatap tangan Arkan yang menyentuh kulit miliknya untuk kali pertama. "Pe-pergi."

Arkan, remaja pemilik alis tebal dengan satu batang rokok di tangan menilai Laras dari atas hingga bawah. "Duduk dan bilang apa tujuan lo gabung ke meja kita!"

Laras membuka kedua matanya lebar, dirinya merasa sangat beruntung bisa bercakap secara langsung dengan Arkan. "Ma-maksudnya."

Evan menaikkan satu alis menatap Arkan bingung. "Kenapa lo ajak dia gabung?"

Arkan melepas tangan Laras lalu mempersilahkan gadis unggulan itu duduk di sampingnya. "Dia kesini pasti ada tujuannya."

"Kalau gitu apa tujuan lo? Bukannya orang kayak kalian paling males berhadapan sama kita-kita?" tanya Ezra.

Laras dirundung kebingungan, matanya bergelirya kesana-kemari saking gugupnya bahkan, kini ia sudah mencari sinyal pertolongan pada Ara yang sialnya ditolak oleh sepupunya itu.

"La-Laras mau ngucapin makasih. Iya makasih."

"Makasih karena apa?" tanya Evan tak paham.

Laras berusaha mengendalikan dirinya, ia tidak boleh terlihat gugup saat ini. "Laras mau bilang makasih sama Arkan karena waktu itu udah bantuin Laras."

"Bantu? Kapan? Memang gue pernah bantuin lo?" tanya Arkan tak paham, dirinya sering melihat Laras namun hanya dalam sebuah papasan tak berarti, ia mengenal Laras juga karena namanya sering disebut para guru saat upacara atau dalam kelas, ia tidak benar-benar kenal dengan gadis kuncir kuda itu.

Sedikit kecewa karena Arkan sama sekali tidak mengingat pertemuan pertama mereka namun, dirinya memang harus sadar diri akan hal ini. "Waktu kelas sepuluh, Arkan nolongin Laras bukan? Ingat?"

Ketiga lelaki yang menyimak baik kalimat Laras seketika menganggap gadis itu aneh bahkan kini Arkan bingung harus apa untuk menjawab kalimat luar biasa tadi.

"Udah lumayan lama ya. Pantes gue engga inget."

"Ya elah, kejadian itu kapan dan lo ngucapin makasih kapan," cibir Evan pedas, sedikit membuat nyali Laras menciut pasti.

Laras tersenyum menatap Arkan. "Maaf karna sudah sangat terlambat, Laras baru punya keberaniam buat ngucapin ini ke Arkan sekarang."

Arkan mengangguk saja untuk menghormati keberanian gadis itu. "Iya sama-sama."

"Urusan lo udah selesai 'kan? Lo bisa pergi? Gue paling alergi lihat anak unggulan yang sok polos kayak lo," titah Evan dingin, dirinya sama sekali tidak menyukai gadis bernama Laras itu meski masih bersaudara dengan Ara.

Laras yang merasa waktunya telah habis berdiri, pergi meninggalkan ke tiga remaja yang sudah bersahabat dari masa putih biru itu dengan senyum lebar hingga memperlihatkan gigi gingsul miliknya, ini sebuah kemajuan yang sangat signifikan karena biasanya Laras hanya bisa melihat serta memperhatikan Arkan dalam sepi, kini telah bisa berhadapan, bercakap bahkan menyentuh.

        

...»»——⍟——««...

Gimana menurut kalian part ini? Masih belum terkesan ya?

Apapun respon kalian akan aku tunggu:)

19 Juni 2022

Terpopuler

Comments

mama Al

mama Al

Hai salam kenal
ceritanya keren

ditunggu feedback nya di semesta merestui kami

2022-11-13

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!