"Keperawanan seseorang Anda hargai dengan sejumlah uang?" tukas Kejora dengan perasaan tidak percaya.
Nicholas mengedikkan bahu acuh tak acuh. "Bukankah itu hal umum sebagai bentuk pertanggung jawaban? Katakan berapa saja nominalnya. Aku akan mengganti keperawananmu itu!"
"Keperawanan saya tidak dijual!" sergah Kejora cepat. Kejora tidak suka dibandingkan dengan wanita di luar sana yang menjual diri demi sejumlah uang.
"Lalu apa maumu? Bukankah tanggung jawab yang kau mau dariku? Kalau bukan uang, lantas apa? Mobil? Apartemen? Katakan saja apa maumu. Yang jelas jangan sampai membocorkan apa pun ke hadapan media atau kau akan habis!" Nicholas masih bersiteguh dengan prinsipnya.
Kejora menatap tajam. "Perlu Anda ketahui bahwa keperawanan saya tidak bisa digantikan oleh apa pun! Bahkan seisi dunia pun tidak akan sanggup menggantikannya!"
"Uang tidak, aset pun tidak. Lalu apa yang kau mau dariku?!" Nicholas bertanya dengan nada kesal. Wanita di depannya itu sangat berbelit-belit dan membuatnya kesal.
"Anda tidak usah repot-repot. Saya tidak mau tanggung jawab apa pun dari Anda," jawab Kejora sambil tersenyum getir.
Hal itu tentu mengundang tatapan penuh tanya dari Nicholas. "Apa kau bilang?"
"Ya! Saya tidak meminta pertanggung jawaban apa pun. Saya juga sudah melupakan kejadian malam itu."
Nicholas kesal, bukan malah senang. Jawaban dari Kejora menurutnya hanyalah omong kosong yang nantinya hanya akan menjadikan boomerang bagi reputasi Nicholas ke depannya. Nicholas percaya bahwa itu hanyalah siasat licik Kejora untuk memerasnya.
"Kau sok-sokan tidak meminta tanggung jawab, tapi nanti kau akan menyebarkan berita palsu lalu merusak reputasiku di media dan memerasku secara perlahan. Itu kan rencanamu? Basi! Jangan kau pikir, aku tidak tahu rencana licikmu, sialan!" teriak Nicholas dengan nada yang tinggi. Rasa muaknya kian bertambah hanya dengan melihat wajah itu.
Kejora membulatkan mata. "Tidak! Saya sama sekali tidak berpikiran untuk melakukan hal itu. Anda jangan khawatir, rahasia ini akan aman tanpa diketahui oleh siapa pun."
"Halah, omong kosong! Mulutmu sekarang tidak sama dengan isi hatimu. Aku tahu pikiran wanita sepertimu. Ketika butuh uang, kau akan mengancamku dengan membocorkan rahasia ini ke media kalau tidak memberimu sejumlah uang, kan? Aku sudah tahu semua akal busukmu itu!" sentak Nicholas menggebu-gebu.
Kejora menggeleng penuh rasa ketakutan.
"Saya tidak ada berpikiran sedikit pun untuk melakukan hal itu! Anda tidak usah khawatir kalau rahasia ini akan bocor. Karena sama saja kalau sampai orang tau, bukan hanya Anda yang dirugikan, tapi saya juga! Saya akan dihina habis-habisan dan dicap jadi wanita kotor oleh orang-orang!"
Nicholas berdecak kesal. "Apa yang bisa menjamin perkataanmu kalau kau tidak akan membocorkan hal ini, hah?"
"Saya bisa menjaminnya tetap aman. Anda tidak usah memberi apa pun atau khawatir jika rahasia ini akan terbongkar," balas Kejora dengan yakin.
Nicholas menyeringai mendengar jawaban itu.
"Sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan hah? Setelah aku perkosa, kau tidak meminta pertanggung jawaban apa pun dariku? Bahkan sepeser pun kau tidak mau. Rencana apa lagi yang akan kau lakukan untuk memerasku?" Nicholas menatap dingin, tapi yang sebenarnya adalah tatapan muak dengan sandiwara wanita di depannya.
"Saya tidak berniat memeras Anda!"
"Jangan naif jadi wanita!"
"Sudah saya bilang tidak mau apa pun!" sentak Kejora membela diri.
"Oh, aku tahu sekarang. Kau tidak mau tanggung jawabku, karena kau memang menikmati sentuhanku kan? Secara kedatangan pertamaku ke negara ini sudah diberitakan sebelumnya. Jadi, kau memanfaatkan aku untuk membuatmu kaya. Cerdik juga ternyata kau mencari mangsa," timpal Nicholas dengan senyuman remehnya.
"Saya sama sekali tidak kenal dengan Anda. Dan Anda tidak perlu memberikan apa pun kepada saya!" jawab Kejora kesal.
"Baiklah. Kalau kau tidak mau uang ..." Nicholas menatap datar. "Apa kau mau sebuah pernikahan?"
Pernikahan? Sama sekali tidak terpikirkan di benak Kejora. Menikah pun, Kejora pun tidak mau menikah dengan orang yang memerkosanya sendiri.
"Tidak! Saya tidak mau pernikahan atau apa pun. Anda tidak usah khawatir. Saya akan menjaga rahasia ini dengan aman. Saya permisi." Kejora menggeleng keras.
Kejora dengan segera pergi dan berjalan cepat menuju pintu untuk keluar dari ruangan. Nicholas yang melihat itu dengan cepat mengitari meja dan menghadang dengan satu tangan pintu yang hendak dibuka oleh Kejora. Kejora yang hendak membuka pintu itu akhirnya tertahan oleh kedatangan Nicholas.
"Kenapa kau kabur? Aku belum selesai dengan perkataanku," tukas Nicholas sedikit sengit. Ia benci seseorang yang suka lari dari masalah.
Kejora yang, menjawab, "bukankah tadi saya katakan tidak mau apa pun?"
Nicholas menangkup dengan kasar kedua rahang Kejora. Sehingga membuat wajah wanita itu mendongak menatapnya.
Nicholas sama sekali tidak mengindahkan rintihan kesakitan dari Kejora yang nampak mulai kesakitan akibat cengkeramannya. Bahkan pipi mulus Kejora pun sudah memerah membekas dari tangan Nicholas yang kuat mencengkeram.
"Tatap mataku jika berbicara, sialan," desis Nicholas menekan.
"Apalagi yang Anda mau? Saya sudah berbaik hati tidak meminta tanggung jawab apa pun!"
"Sombong sekali kau! Apa kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa, huh?" Nicholas menekan dagu Kejora semakin dalam.
Kejora menatap sendu seorang pria yang tengah mencengkeram rahangnya dengan kasar itu. Cengkeramannya begitu kuat sampai-sampai Kejora merasa kesakitan yang luar biasa.
Nicholas melepaskan cengkeraman di rahang Kejora dengan kasar. Bersandar di pintu dengan tatapan dingin kepada Kejora yang nampak meringis memegangi rahangnya.
"Katakan alasanmu tidak menerima pertanggung jawabanku," desak Nicholas memerintah. "Baru aku akan melepaskanmu."
Kejora bingung. Ia menatap ke sana dan ke mari untuk menemukan jawaban yang pas untuk membalas pertanyaan itu. Jawaban yang tepat agar Kejora bisa keluar dari ruangan menyesakkan ini.
"Saya sudah punya kekasih. Dan saya tidak bisa mengkhianatinya begitu saja," jawab Kejora penuh keyakinan. Yang secara tidak sadar malah memancing amarah dari seorang Nicholas.
Nicholas memukul pintu di sebelahnya dengan keras. Membuat Kejora terlonjak kaget mendengarnya. Tatapan Nicholas berubah seratus delapan puluh derajat. Bengis dan menyeramkan. Seperti seseorang yang hendak membunuh musuhnya dengan pisau yang tajam.
Nicholas berjalan mendekati Kejora yang mundur ketika dirinya maju. Tatapannya sama sekali tidak beralih, malah semakin menghunus tajam, membunuh. Kejora yang melihat itu bergerak mundur dan terus mundur untuk menghindari tatapan Nicholas. Tanpa tahu di belakangnya ada meja kecil yang membuat dirinya tersudut.
Kejora berniat melarikan diri setelah tersudut di meja. Namun, tangan Nicholas lebih dulu mengungkung sisi kanan tubuhnya. Tidak diberikan ruang sama sekali untuk kabur. Kejora dengan takut menatap mata Nicholas yang nampak kilatan amarah di sana.
"Apa kau pikir, pacarmu akan menerimamu setelah tahu kau tidur denganku?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Sri Faujia
bgus kejora ,biar tau klo kita punya harga diri tu cwok bregsek,
2022-10-27
1
A.0122
tendamg aja si nicholas nya biar bisa kabur
2022-10-26
1
ELESTAMEN HD
jangan mudah goyah kejora, biar dia penasaran
2022-10-24
1