Melepas semua kerinduan

Sambil melipatkan kedua tangannya di depan dadanya, Arya pun berkata, “Menurutmu?”

Kania pun langsung bangun dan berdiri sehingga posisi mereka saat ini saling berhadapan.

“Kan, di mata pelajaranku rupanya kamu berani bolos. Kamu tidak takut apa dengan hukuman yang akan aku berikan padamu?” tanya Arya sambil berjalan maju mendekati Kania sehingga Kania pun ikut berjalan mundur ke belakang.

“Bapak mau apa?” tanya Kania yang membayangkan hukuman seperti apa yang akan Arya kasih untuknya.

“Kenapa? Kamu takut?” tanya Arya ganti tanpa menjawab terlebih dahulu pertanyaan Kania.

Kania pun terus melangkah mundur ke belakang hingga kini dia terpojok dan bersandar di dahan pohon yang ada di belakangnya.

Dan ketika itu, Arya pun menatapnya lekat-lekat sehingga Kania pun seketika merasakan debaran jantung yang cukup kuat.

“P—pak, Bapak mau apa sebenarnya?” tanya Kania yang masih tidak mau mengakui kesalahannya.

“Mau apa?! Kamu tanya aku mau apa?!...” ucap Arya yang semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Kania, “menurutmu?”

Arya pun langsung mencium bibir imut Kania sehingga membuat Kania pun membulatkan matanya karena terkejut.

Arya sendiri terus mendominasi dengan tidak melepaskan ciumannya dan juga malah semakin menggenggam erat kedua tangan Kania.

Pikiran Kania sebenarnya sangat ingin sekali memberontak, tapi ternyata hati Kania menginginkan lain. Hatinya sangat merindukan sosok Arya di kehidupannya yang lalu adalah suaminya ini.

Mereka pun larut dalam ciuman tersebut. Keduanya tampak menikmati dan seakan-akan mereka melepaskan semua kerinduan yang selama ini mereka tahan. Hingga akhirnya...

'Miaw..’

Seekor kucing menghancurkan suasana tersebut.

Arya pun langsung menghentikan ciumannya dan berkata, “Jika kamu berani melawanku lagi, maka akan terjadi hal seperti tadi lagi. Ingat itu.”

Arya pun langsung pergi. Namun belum juga langkah Arya jauh dari Kania, tiba-tiba saja...

“Pak, apa mungkin Bapak juga,...” Kania tidak melanjutkan ucapannya karena dia khawatir kalau tebakannya salah.

“Kan, aku gak tahu kamu mau mengatakan apa. Hanya saja aku saat ini mau bilang kalau aku benar-benar tulus sayang dan cinta padamu. Tidak peduli itu dulu atau pun besok, perasaanku gak akan berubah. Aku akan tetap menikahimu saat kamu lulus sekolah nanti,” ucap Arya yang kemudian langsung pergi begitu saja meninggalkan Kania.

Sementara itu, Kania yang sudah seorang diri ini pun langsung terduduk lemas. Dalam hatinya bergumam, “Apakah sekuat apa pun aku berlari, Mas Arya pasti masih bisa menangkapku?”

Dan di sisi lain di saat yang bersamaan...

“Kan, aku harap kita bisa bersama kembali agar aku bisa menebus kesalahanku,” gumam Arya.

***

Saat jam pelajaran Arya selesai, Kania baru mau menampakkan dirinya di dalam kelas.

“Kan, lo tadi habis dari mana?” tanya Gylsa saat melihat Kania yang baru saja masuk ke dalam kelas.

“Gue habis duduk santai melihat pemandangan donk,” sahut Kania santai yang langsung saja duduk di bangkunya sendiri.

“Wuih. Asyik banget tuh. Lo enak, lha kita di sini malah harus kerjain tugas,” ucap Fiko.

“Tahu gitu tadi gue ikut madol ma lo aja, Kan. Jadinya kan gak perlu kerjain tugas,” celetuk Gylsa.

“Emang enak?” ucap Kania sambil menopang dagu menatap ke luar jendela.

Dan di saat yang bersamaan, Novi si wakil ketua kelas pun tiba-tiba datang.

“Lo Kania kan?” tanya Novi.

“Iya. Ada apa ya?” tanya Kania.

“Kan, lo di panggil ke kantor tuh sama Pak Arya,” ucap Novi.

“Kira-kira ada apa ya gue di suruh ke sana?” tanya Kania bingung.

“Lha mana gue tahu,” sahut Novi yang kemudian langsung pergi begitu aja.

Sesaat setelah Novi pergi, Kania dan dua teman yang lainnya pun saling pandang.

“Lo mending ke sana aja, Kan,” ucap Gylsa yang diangguki Fiko.

Kania pun menunduk lesu dan kemudian berkata, “Kalau seumpama gue gak mau ke sana gimana?”

Mendengar ucapan Kania, otomatis Gylsa dan juga Fiko pun saling menatap satu sama lain. Mereka merasa heran kenapa sepertinya Kania sangat tidak ingin bertemu dengan guru satu itu.

“Kan, menurut gue, lo mending ke sana aja deh,” ucap Gylsa untuk yang ke dua kalinya.

“Gitu, ya?! Ya udah deh aku ke sana sekarang,” ucap Kania lesu yang kemudian langsung bangun dan melangkahkan kakinya ke luar.

Di dalam perjalanan menuju kantor, Kania pun memikirkan berbagai macam kemungkinan yang akan di lakukan Arya padanya. Namun di sela-sela dia berpikir tersebut, terlintas di pikirannya kejadian pada saat tadi di dekat pohon. Seketika jantung berdebar kencang.

“Oh tidak. Mending aku gak usah ke sana aja kali ya!?” gumam Kania saat hampir saja sampai di pintu kantor guru.

Dengan segera dia pun berbalik badan dan cepat-cepat pergi meninggalkan tempat itu.

Namun belum juga Kania melangkah jauh dari tempat tersebut, tiba-tiba saja..

“Eits... Eits.. eits... Kamu mau ke mana lagi, Kan?” ucap Arya sambil menarik kerah baju belakang Kania.

Spontan Kania pun menghentikan langkahnya dan kemudian berbalik lalu berkata, “Hehehe.. Pak. A—a—aku tadi ma—mau ke,...”

“Sudah. Tidak usah banyak alasan lagi. Nanti pulang sekolah kamu gak boleh pulang dulu. Kamu datang ke kantor dan temui aku. Jika kamu melarikan diri lagi, kamu pasti sudah tahu kan hukumannya?” ucap Arya mengancam Kania.

Kania yang seperti diingatkan lagi itu pun spontan merasa malu sendiri. Mungkin di wajahnya saat ini terlihat memerah. Bagai tomat matang yang siap di makan.

“Dengan kamu diam seperti ini, berarti kamu paham dengan apa yang aku maksud tadi. Ok. Akan aku tunggu kamu sampai datang. Ingat. Jangan coba-coba kabur,” ucap Arya lagi yang kemudian kembali masuk ke dalam kantor guru.

Sementara itu, Kania yang ditinggalkan sendirian itu pun menghela nafas panjang.

Dalam hatinya bergumam, “Kenapa setiap kali bertemu dengannya, diriku ini seperti sedang bernafas dalam lumpur saja. Engap.”

Sesaat setelah itu, Kania pun memutuskan untuk langsung kembali ke kelasnya saja.

Dan ketika dia sampai..

“Bagaimana, Kan?” tanya Gylsa sesaat setelah Kania duduk di bangkunya.

Kania pun menggelengkan kepalanya dan tidak menjawab apa-apa.

“Lo begini lagi kan, Kania? Buat orang khawatir aja,” gerutu Gylsa yang merasa kesal sekaligus khawatir dengan Kania.

Sementara itu, Kania sendiri juga bingung. Kenapa dari awal masuk hingga detik itu, dia masih saja tidak bisa mengubah jalan cerita hidupnya.

***

Tak terasa jam pulang sekolah pun tiba. Dia masih tetap sama seperti sebelumnya yaitu berkutat dengan pikirannya. Tapi jika dia benar-benar kabur, entah kapan tapi yang pasti Arya tidak akan melepaskannya begitu saja. Dan jika dia datang, dia juga tidak tahu apa yang akan dilakukan Arya padanya.

“Hadeuh.. gimana ini?” gumam Kania.

Bersambung...

Episodes
1 Kembali ke awal
2 Aku mencintaimu
3 Kerja sama
4 Tak bisa lari
5 Melepas semua kerinduan
6 Niatku semakin bulat
7 Akan berusaha membuatmu jatuh cinta
8 Gak sekarang, tapi besok.
9 Kekonyolan yang hakiki
10 Kenapa jadi aku yang salah?
11 Dibuat kesal
12 Kejahilan dan keromantisan Arya
13 Kecantikanmu menggugah hasratku
14 Dia istriku
15 BaMasSay
16 Posesif 1
17 Posesif 2
18 Dirimu, Candu untukku
19 Cemburu
20 Tugasmu menusuk hatiku
21 lebih menyukai istri sendiri
22 Main kucing-kucingan
23 Aku suami Kania
24 Emosi Arya
25 Wanita lain
26 Sudah mulai mencintaimu
27 Rencana terselubung
28 Tanda hak milik
29 Keras kepalanya Vino
30 Kecemburuan berakibat parah
31 Sedikit masalah
32 Terungkap salah satu rahasia
33 menjadi putri tari kesayangan
34 skors untuk pembuat masalah
35 Kania koma
36 Ternyata memang
37 Akhir dan juga awal
38 Kenyataan tentang Kania
39 Penolakan Kania
40 Sedikit penjelasan Author
41 Keputusan perlakuan Arya
42 Arya yang menghanyutkan
43 Kapal pesiar
44 Terjadi lagi
45 Teman lama
46 Sedang bulan madu
47 Arya Vs Adi
48 Terungkaplah sudah
49 Akhirnya
50 Sintia, Kekhawatiran yang terakhir
51 Sintia yang kekeh
52 Tidak punya malu
53 Sintia kabur
54 Kenyataan tentang Sintia
55 Keputusan penyelesaian Kania
56 Sebuah akhir yang diharapkan (END)
57 Pengumuman
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Kembali ke awal
2
Aku mencintaimu
3
Kerja sama
4
Tak bisa lari
5
Melepas semua kerinduan
6
Niatku semakin bulat
7
Akan berusaha membuatmu jatuh cinta
8
Gak sekarang, tapi besok.
9
Kekonyolan yang hakiki
10
Kenapa jadi aku yang salah?
11
Dibuat kesal
12
Kejahilan dan keromantisan Arya
13
Kecantikanmu menggugah hasratku
14
Dia istriku
15
BaMasSay
16
Posesif 1
17
Posesif 2
18
Dirimu, Candu untukku
19
Cemburu
20
Tugasmu menusuk hatiku
21
lebih menyukai istri sendiri
22
Main kucing-kucingan
23
Aku suami Kania
24
Emosi Arya
25
Wanita lain
26
Sudah mulai mencintaimu
27
Rencana terselubung
28
Tanda hak milik
29
Keras kepalanya Vino
30
Kecemburuan berakibat parah
31
Sedikit masalah
32
Terungkap salah satu rahasia
33
menjadi putri tari kesayangan
34
skors untuk pembuat masalah
35
Kania koma
36
Ternyata memang
37
Akhir dan juga awal
38
Kenyataan tentang Kania
39
Penolakan Kania
40
Sedikit penjelasan Author
41
Keputusan perlakuan Arya
42
Arya yang menghanyutkan
43
Kapal pesiar
44
Terjadi lagi
45
Teman lama
46
Sedang bulan madu
47
Arya Vs Adi
48
Terungkaplah sudah
49
Akhirnya
50
Sintia, Kekhawatiran yang terakhir
51
Sintia yang kekeh
52
Tidak punya malu
53
Sintia kabur
54
Kenyataan tentang Sintia
55
Keputusan penyelesaian Kania
56
Sebuah akhir yang diharapkan (END)
57
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!