Amel berangkat kerja dengan wajah yang murung. Pagi ini dia melewatkan sarapan paginya. Dia ingin buru - buru sampai di kantor agar bisa bertemu Riko. Amel dan Riko bekerja satu kantor.
Amel bekerja disalah satu bank milik swasta. Dia dan Riko saling mengenal karena Patner kerja. Amel bekerja sebagai teller sedangkan Riko sebagai manager bisnis.
Amel sudah sampai di kantor tempat bekerja pukul 7 pagi. Ia belum melihat batang hidung Riko sama sekali.
Hubungan mereka tidak ada satu karyawan yang tau. Di kantor masih dibolehkan pacaran dengan teman satu kantor. Tapi jika menikah maka salah satu harus mengundurkan diri.
Meskipun demikian mereka sepakat untuk tidak meresmikan hubungan mereka berdua dikantornya. Merek ingin teman sekantor tau ketika Amel mengundurkan diri dan telah menyebarkan undangan pernikahan.
Amel melihat Riko datang ketika jam kerja sudah hampir dimulai. Amel memang tidak ada buat janji dengan Riko. Riko tersenyum manis menyapa gadis pujaan hatinya. Riko juga menyapa karyawan yang lain agar tidak menimbulkan kecurigaan.
"Mel, sepertinya pak Riko suka kamu deh." ucap Lola temannya juga bagian teller.
"Apaan sih la, pagi - pagi gini udah ngigau, ayo kerja." Ucap Amel menghindari topik yang dibahas Lola.
"Yuk, briefing." Ucap Lola mengajak Amel mendekati teman yang lain.
Setelah selesai briefing mereka bekerja ditempat masing-masing. Amel bekerja tampak kurang fokus. Banyak kesalahan yang ia lakukan pagi ini. Beberapa kali ia melakukan kesalahan.
"Kamu kenapa Mel? Ada masalah? Salah melulu dari tadi." Ucap Lola setengah berbisik kepada teman seprofesinya.
"Kurang minum Aqua kali la." Ucap Amel menjawab singkat.
Amel berusaha bekerja dengan fokus sebelum ditegur oleh atasannya.
Sebelum makan siang, Amel mengirimkan pesan kepada Riko agar bertemu dengan dirinya.
"[Bisakah kita makan siang diluar?]"
Setelah mengirimkan pesan, Amel meletakkan hpnya di atas meja. Ia mulai fokus kembali melayani nasabah. Tidak lama kemudian notifikasi telpon genggamnya berbunyi menandakan ada pesan masuk. Amel membuka pesan sambil mengecek buku tabungan nasabah di komputer miliknya.
"[ Lagi sibuk, pas pulang aja ya, nanti pulang bareng]"
Amel meletakkan telpon genggamnya lagi lalu memfokuskan dirinya melakukan pekerjaannya tanpa membalas lagi.
Ketika makan siang, Amel memang tidak menemukan Riko di kantor. Ketika jam sebelas Amel memang melihat Riko keluar dengan asisten manajer bisnis Bu Dela. Kadang Amel agak cemburu ketika Riko jalan bersama Dela.
Amel sering mendengar desas - desus dari karyawan yang lain bahwa mereka berdua adalah pasangan yang serasi. Bahkan yang parahnya teman - teman Amel juga mendoakan agar mereka berdua jadian.
Tidak terasa jam pulang kerja telah selesai. Amel menunggu Riko untuk pulang bersama. Lola dari tadi sudah pulang mendahului Amel. Tidak lama kemudian Riko keluar dari ruangannya.
"Yok Mel." Ajak Riko kepada Amel.
Kantor sudah mulai sepi ketika mereka pulang. Mereka sengaja melakukan pulang bersama ketika kantor sepi agar tidak ada yang mencurigai hubungan mereka.
Riko menjalankan mobilnya tanpa bertanya apa - apa kepada Amel. Riko paham bahwa di mobil bukan tempat yang tepat untuk bertanya. Mereka telah sampai disebuah kafe salah satu di kota ini.
Setelah memesan makanan dan minuman Riko baru memutuskan untuk bertanya kepada kekasihnya itu.
"Ada apa sayang?" Tanya Riko melihat Amel yang gelisah.
"Nggak ada, hanya kangen." Jawab Amel gugup ketika akan bicara terus terang.
"Muka kamu menandakan kamu ada masalah, dari tadi kamu kerja banyak yang salah kan." Ucapan Riko membuat Amel sedikit terkejut.
"Tau darimana? Tanya Amel penasaran.
"Dari bos kamulah, tadi muka dia masam pas ketemu aku." Ucap Riko menerangkan.
"Ah biasa hanya kurang fokus aja hari ini." Jawab Amel
"Semua ada sebab akibat kan?" Tanya Riko sedang membaca apa yang ada dipikiran kekasihnya itu.
"Kamu tadi kemana sama Dela?" Ucap Amel mengalihkan pembicaraan.
"Jangan mengalihkan pembicaraan." Ucap Riko.
"Orang cuma bertanya." Jawab Amel manyun.
"Aku senang jika kamu cemburu gitu." Ucap Riko tersenyum senang saat mengetahui kekasihnya cemburu saat dia dengan wanita lain. Itu menandakan dengan jelas bahwa Amel mencintainya.
"Kamu siap nggak menikah dalam waktu dekat ko?" Tanya Amel.
"Kenapa bertanya seperti itu?" Tanya Riko memandang Amel dengan pandangan menyelidik.
"Ya pengen tau aja." Jawab Amel singkat.
"Dalam waktu dekat belum siap, seperti komitmen awal kita, kita akan menikah tahun depan." Jawab Riko membuat dada Amel bergemuruh.
"Kenapa harus tahun depan?" Tanya Amel lagi.
"Pertama aku masih menabung untuk biaya pernikahan kita, kedua aku sedang membangun rumah masa depan kita saat ini, ketiga aku menikmati masa lajang sedikit lagi." Jawab Riko agak tersenyum ketika mengucapkan kata yang terakhir.
"Kamu nggak takut aku diambil orang jika lama - lama meminang aku?" Tanya Amel lagi.
"Kamu adalah wanita setia, kamu pasti akan menunggu, lagian bahagiain orang tua kita sebelum menikah." Ucap Riko.
"Kita bisa membahagiakan orang tua setelah menikah juga." Jawab Amel.
"Benar, tapi mumpung masih sendiri kita harus fokus bahagiain mereka." Jawab Riko.
"Kamu cinta sama aku?" Tanya Amel.
"Pertanyaan macam apa itu Mel? Yah aku cintalah sama kamu, apa kamu tidak bisa merasakan cinta aku yang terlalu besar buat kamu." Ucap Riko.
"Aku hanya bertanya, apakah tidak boleh?" Tanya Amel sendu.
"Kamu kenapa? ayo cerita." Kata Riko membujuk.
"Aku dijodohkan oleh ibuku dengan lelaki pilihan ibu." Ucap Amel dengan mata berkaca-kaca.
"Serius?" Tanya Riko.
Amel ingin menjawab akan tetapi pelayan datang mengantarkan pesanan mereka. Mereka sama-sama diam ketika pelayan ada dimeja mereka. Setelah pelayan pergi mereka melanjutkan pembicaraan yang sempat terputus.
"Kenapa ibumu menjodohkan kamu?" Tanya Riko tidak mengerti.
"Bukankah ibumu tau jika aku pacarmu?" Tanyanya lagi.
"Ibu menjodohkan aku dengan dia karena orang tua pria itu mau melunaskan hutang-hutangnya ibu." Jawab Amel menundukkan kepalanya.
Lalu hubungan kita?" Tanya Riko.
"Aku tidak punya pilihan, ibu akan merestui aku menikah dengan pria lain jika pria itu mampu membayar hutang itu." Jawab Amel.
"Ibumu menjual kamu jika seperti itu." Ucap Riko membuat Amel agak sedikit tersinggung.
"Terserah apa pendapatmu." Ucap Amel berdiri lalu berjalan meninggalkan Riko tanpa menyentuh makanan yang sudah dipesannya.
"Mau kemana Mel? Makanannya belum dimakan?" Ucap Riko dengan sedikit berteriak ketika Amel meninggalkannya.
Riko membayar tagihan sebelum mengejar Amel. Ia meninggalkan makanan dan minuman yang masih utuh di atas meja.
Ketika berlari keluar kafe, ia melihat Amel sudah menghilang. Riko sedikit kesal ketika mengetahui Amel sudah menghilang.
Ia masuk kedalam mobilnya dengan kesal. Hati Riko benar - benar berkecamuk saat ini apalagi setelah mengetahui Amel akan dinikahkan dengan pria lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Lisa Lalisa
cbcbjccj
2022-10-29
0
Anonymous
Semoga Riko berubah pikiran
2022-10-22
0