"Silahkan tunggu disini Non"
Kania mengedarkan pandangannya di ruangan yang artistik itu. Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki mendekat. Kania menunduk tak berani menatap siapapun yang datang.
"Malam, Kania"
"Ya malam Pak Davin"
Setelah dibawakan minuman oleh asisten rumah tangga. Davin mengunci ruangan miliknya.
"Silahkan diminum"
"Ya terimakasih Pak"
Kania memberanikan diri melihat Davin. Davin terlihat cukup tampan dengan baju semi formalnya.
"Maaf Pak Davin. Saya tidak bermaksud apa-apa. saya salah, dan saya siap mengembalikan uang yang bapak kirim ke saya"
Davin tertawa mendengar ucapan Kania. Dari suaranya terdengar panik dan ketakutan.
"Jangan takut, saya tidak bermaksud jahat. Saya ingin menyambut kesepakatan yang kamu buat"
"Ma-maksud bapak?"
"Pertama silahkan perkenalkan diri kamu"
"Nama saya Kania Amalia. Saya berasal dari jakarta dan tinggal di surabaya. Umur saya 22 tahun. Saya lulusan S1 Prodi Hubungan Internasional, lulus tahun 2021 dan saya belum bekerja. Saya anak ke-tiga dari 4 bersaudara"
"Pernah bekerja sebelumnya?"
"Belum pak"
"Baik, perkenalkan saya Davin Mahendra umur 33 tahun. Saya bekerja sebagai Direktur Mitra Corporation. Selanjutnya akan saya jelaskan kesepakatan yang akan dibuat. Silahkan dengarkan baik-baik"
"Siap pak"
"Kita akan menjalankan pernikahan kontrak selama 2,5 tahun. Saya sudah membuat daftar acara yang akan kamu hadiri nanti sebagai istri saya. Lalu ada beberapa kelas yang harus kamu ikuti selama 3 bulan sebelum kita resmi menikah. Dalam waktu 3 bulan itu kamu diharuskan tinggal di rumah ini, supaya saya bisa memantau progres setelah mengikuti kelas-kelas yang sudah disiapkan untuk kamu. Selama menjadi istri saya kamu diperbolehkan untuk hang out atau berbelanja dengan teman yang harus saya ketahui identitasnya. Melakukan beberapa tugas yang akan dicantumkan pada kontrak dan mendapatkan harga yang pantas setiap bulannya. Kamu boleh menerima kesepakatan ini atau tidak. Jika bersedia datanglah 2 hari lagi jam 7 malam ke rumah ini. Dan satu hal lagi tidak boleh ada yang mengetahui kesepakatan ini kecuali kita berdua"
"Baik Pak, akan saya pertimbangkan"
"Ya, ini saja. Kamu boleh pulang"
"Baik, saya pamit Pak"
Kania memikirkan kesepakatan yang ditawarkan Davin kepadanya. Ia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar hal baru dan hidup produktif. Namun banyak hal yang membuatnya khawatir.
zzzzzrrrt zzzzzrrrt
(suara mesin atm menghitung uang)
Kania menarik uang sejumlah 15 juta milik Davin dan berniat untuk mengembalikan uang tersebut malam ini.
Dia bersiap untuk pergi ke rumah Davin namun tiba-tiba handphone nya berdering.
"Halo, Pah"
"Iya sayang, gimana kamu sehat?"
"Alhamdulillah, sehat Pah. Papah sehat?"
"Alhamdulillah Papah juga sehat. Kania Papah mau ngomong sesuatu"
"Iya ada apa, Pah"
"Kania bulan ini Papah ngga bisa kirim uang buat kamu. Kantor Papah lagi bermasalah bulan ini tapi semoga bulan-bulan selanjutnya keadaan menjadi stabil kembali jadi Papah bisa kirim uang lagi buat Kania. Maafin Papah yah"
"Semoga masalahnya cepet selesai ya Pah. Kania juga mau cerita. Bulan ini Kania dapet kerjaan jadi Papah ngga usah kirim uang lagi buat Kania. Tadinya Kania mau ngabarin lewat WA tapi sekalian aja Papah telpon"
"Bener sayang? Selamat ya tapi bener cukup uangnya buat kamu?"
"Cukup ko Pah. Lagian Kania mau hidup mandiri, kan Kania udah gede sekarang hehe. pokonya Papah ngga boleh kirim uang lagi buat Kania"
"Papah bangga sama kamu. Apapun kerjaannya yang penting halal dan cukup buat kamu. Gapapa mulai dari bawah dulu, kalo Kania kinerjanya bagus pasti naik jabatan. Kerjanya dimana sayang?"
"Di kantor yang ada di sini Pah"
"Okedeh semangat ya sayang, semoga kerjaannya lancar"
"Iya, makasih Papahku. titip salam sama Mamah ya"
"Siap boss"
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Kania segera membuka lemari pakaiannya, mencari baju yang kira-kira pantas untuk dipakai bertemu dengan Davin. Setelah siap, Kania bergegas ke rumah Davin karena waktu sudah mendekati pukul 7 malam.
"Maaf pak saya datang terlambat"
"Saya kira kamu tidak datang, Kania. lain kali jangan terlambat ya"
"Siap pak"
"Sekarang kita ketemu orangtua saya"
"Sekarang Pak?"
"Iyah, setelah darisana baru ke kantor untuk pembuatan kontrak kerja"
"Siap pak"
Di Rumah Sakit
"Mamah Ayah kenalin ini Kania"
"Malam Om Tante saya Kania"
"Ko ngga bilang nak mau kesini. Kan mamah bisa siapin makanan kalo kamu mau dateng"
"Ngga apa-apa Mah kita sebentar aja"
"Jangan sebentar dong, kan Mamah sama ayah mau kenal sama calon pacar kamu"
Davin membalas dengan senyuman
"Beli snack deh di lobby, masa ada tamu ngga ada makanan"
"Ngga apa-apa Tante ngga usah ngerepotin"
"Ngga repot, Davin ke bawah dulu sebentar"
"Iya Mah"
"Kania disini aja temenin Mamah sama Ayah"
"Mamah ke kamar mandi dulu ya, temenin ayah"
"Iya Tante eh Mah"
"Kania"
"Iya, Om"
"Panggil Ayah aja. Ayah seneng akhirnya Davin ketemu sama pasangan yang menurutnya cocok. Susah loh nyari yang sesuai kriteria Davin. Ayah sekeluarga aja udah usaha dari dulu buat nyari calon istri yang cocok untuk Davin. Tapi syukurnya sekarang udah ketemu"
"Iya Ayah, semoga Ayah cepet sembuh dan bisa kembali ke rumah ya"
"Aamiin"
cklek (suara pintu terbuka)
"Mamah dimana?"
"Di kamar mandi. Sini aku siapin makanannya"
Sementara Kania menyiapkan makanan, Mamah Davin mengeluhkan sakit perutnya
"Aduh perut mamah sakit abis makan pedes tadi sore"
"Mau Davin beliin obat Mah?"
"Ngga perlu ini ditinggal tidur juga sembuh"
Kania membawa snack di piring dengan hati-hati
"Silahkan ini makanannya"
Setelah berbincang cukup lama, Davin dan Kania izin pamit kepada orangtua Davin. Kania menggandeng tangan Davin saat keluar kamar pasien. Orangtua Davin terlihat senang dengan keberadaan Kania. Namun keduanya kembali canggung saat berada di jalan pulang.
"Pak Davin, maaf ya tadi saya gandeng tangannya. saya fikir untuk meyakinkan orangtua Bapak perlu skinship"
"Iya, boleh aja untuk terlihat lebih meyakinkan"
Hening, keduanya saling diam hingga sampai di rumah Davin.
Di Kantor
"Silahkan ajukan persyaratan kamu untuk saya. saya juga akan menuliskan tentang apa saja yang harus kamu lakukan dan tidak boleh dilakukan selama menjadi istri saya"
Kania membawa kontrak yang sebelumnya sudah ia cantumkan di website. Mengganti beberapa poin penting dan menghapus beberapa karena menurutnya ia lah pihak yang diuntungkan disini.
"Ini ada beberapa yang diganti pak, sebentar saya ketik ulang ya"
"Iya boleh, saya juga mau cek ulang isi kontrak yang saya buat"
Keduanya selesai dengan kontrak masing-masing dan saling bertukar kontrak. Pak Davin membaca isi kontrak yang diserahkan Kania.
"Ini saja?"
"Iya Pak, karena saya pihak yang diuntungkan disini. Saya fikir berlebihan kalau saya mempunyai banyak persyaratan"
"Kamu salah Kania, sama saja seperti bisnis. Bagi saya ini menguntungkan kedua belah pihak. Kamu punya hak juga untuk melarang saya melakukan sesuatu"
"Begitu ya pak, sebenernya saya bingung juga mau nyantumin apa lagi. Sebentar saya baca kontrak Bapak dulu"
"Silahkan"
Setelah membaca kontrak milik Davin, Kania menambahkan beberapa poin lagi kontrak miliknya. Salah satunya yaitu "Dilarang memiliki istri lain"
"Dilarang memiliki istri lain? Kalo punya pacar boleh?"
"Boleh aja pak, itu kan kehidupan pribadi Pak Davin"
"Saya ngga akan punya pacar selama nikah sama kamu"
"Satu lagi, jangan panggil Bapak. Saya khawatir nanti ada yang denger dan salah faham. Panggil Mas Davin aja"
"Iya Pak, eh Mas"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments