Belajar Lagi

"Mas Davin, sebenernya ada temen saya yang tahu tentang ini. Tapi dia cuma tau ada yang transfer ke rekening saya setelah penawaran menikah kontrak. Dia belum tau kalo ini berlanjut karna waktu itu Mas Davin ngasih tau saya buat jangan kasih tau ke oranglain"

"Oh ya, saya pernah daftar aplikasi dating. Kamu cerita aja kita kenal lewat dating apps"

"Baik"

Setelah menandatangani kontrak, Davin meminta Kania untuk menginap di kamar tamu karena sudah terlalu malam. Kania setuju karena merasa tidak enak jika harus merepotkan.

Satu minggu sudah dijalani Kania tinggal di rumah Davin. Jadwalnya penuh dengan berbagai course yang dimilikinya. Setelah berdiskusi dengan Kania, Davin memberikan setidaknya 5 kelas untuk Kania ikuti setiap harinya. Diantaranya yaitu kelas bisnis, kelas public speaking, kelas kepribadian, kelas bahasa korea dan kelas memasak.

"Otak gue pusing, dia mulai bekerja lagi kaya otak Patrick ya" ucap Kania sambil tertawa

Handphone Kania berdering, terlihat nama Jeny menghiasi layar.

"Halo, Iya Jen"

"Lu dimana? Ko rumah sepi?"

"Hah? Lu ke rumah gue?"

"Iyah, gue di depan rumah lu nih"

"Gu--e lagi di rumah nyokap, lagi pulang kampung"

"Yaah Kania, gue abis putus nih sama Renald temenin gue seharian bisa ngga"

"Seharian yah? Kapan?"

"Sabtu bisa ngga"

"Bisanya sore gue"

"Emang kenapa, lu bukannya ngga kerja ya?"

"Ada acara"

"Acara apa?"

"Ada nikahan sodara"

"Ooh, yaudah sabtu sore ya gue jemput"

"Ngga usah jemput deh, langsung ketemu di tempatnya aja. Gue langsung otw dari tempat sodara soalnya"

"Okedeh, kemana yah enaknya"

"Ke Cito gimana?"

"Boleh deh ketemu di sana ya jam 4"

"Siap bos"

"Lu ngga mau cerita dulu nih sekarang? "

"Nanti aja deh pas ketemu biar puas"

"Okedeh"

Jeny menutup panggilannya. Kania membuka pintu dan melihat sekitar. Ia menanyakan keberadaan Davin kepada orang yang ada di rumah. Davin masih di luar rumah. Kania membuka kulkas dan melihat bahan makanan yang tersedia disana. Ia membuat zuppa soup dengan resep yang baru dipelajarinya minggu lalu. Dengan telaten Kania membuatnya step by step.

Suara mobil Davin terdengar. Kania mulai mempersiapkan kata yang akan diucapkannya. Pintu terbuka, saat Kania sudah mau menyapa ternyata yang keluar adalah Asisten Rumah Tangga yang ada di rumah.

"Saya mau menyiapkan bahan makanan untuk besok non"

"Oh iya Bi, saya juga udah selesai ko masaknya tinggal di oven aja"

Karena kehadiran ART inilah yang membuat Kania harus terkesan santai dan dekat dengan Davin. Dan yang sedari tadi ditunggu akhirnya datang, Kania menyapa Davin dengan hangat.

"Mas Davin baru pulang"

"Iya"

Kania memberi isyarat mata, memberitahu keberadaan ART di dapur

"Mas ada yang mau aku omongin"

"Iya, aku mandi dulu"

"Oke, aku juga buatin zuppa soup tapi belom di oven" sambil memegang lengan Davin

"Iyah, nanti langsung bawa ke kantor aja"

"Iya Mas"

"Yaudah aku keatas dulu"

Tidak perlu waktu lama, Davin sudah datang dengan pakaian tidurnya. Setelah duduk, ia langsung mencoba zuppa soup yang dibuat Kania.

"Gimana Mas rasanya?"

"Enak, tapi terlalu gurih buat saya"

"Ooh gitu, nanti lain kali aku kurangin lagi deh rasanya. Oh iya, aku mau tau tentang makanan Mas Davin. Apa aja yang disuka dan apa yang ngga disuka? Apa ada alergi makanan?"

"Saya suka makanan yang bumbunya ngga terlalu pekat. Makanan Indonesia atau Western juga suka. Saya punya alergi udang, apapun makanan yang mengandung udang pasti langsung kambuh alerginya termasuk penyedap rasa udang"

"Ada yang lebih spesifik makanan apa aja yang disuka?"

"Apa aja suka, tapi iga bakar favorit saya"

"Oke nanti aku coba masakin, kalo udah bisa" sambil tertawa

"Tadi katanya mau ngomong?"

"Itu temen yang pernah aku ceritain, Jeny. Dia ngajak aku jalan-jalan hari sabtu. Apa aku bilang sama dia udah pindah rumah ya? soalnya dia kadang suka ke rumah aku"

"Boleh aja kalo mau jalan, kamu ngga harus ngomong langsung lewat handphone juga boleh. Kalo masalah itu terserah kamu"

"Saya ke kamar dulu mau istirahat"

"Iya Mas Davin, maaf ya ganggu"

Kania berbaring di kasurnya, perlahan ia mulai mengerti tentang apa saja yang bisa didiskusikan atau harus diputuskan sendiri. Belajar menjadi bijaksana dalam memutuskan sesuatu dan mengambil langkah. Kania menyusun cerita yang akan diceritakan kepada Jeny. Ia tidak bermaksud membohonginya, namun semua terjadi begitu saja.

"Wanita harus terlihat anggun, apalagi ketika berjalan akan saya peragakan bagaimana cara berjalan wanita berkelas setelahnya kalian ikuti"

"Iya Miss" jawab peserta

"Tap tap tap pandangan lurus ke depan, bahu ditarik ke belakang dan berdiri tegak. Diiringi dengan senyuman yang elegan. Renggangkan kedua telapak kaki dan lutut sedikit tertekuk, lalu bagi rata berat badan di kedua telapak kaki agar tubuh tetap stabil. Biarkan kedua lengan menggantung rileks di sisi tubuh untuk menjaga keseimbangan. Kemudian langkahkan kaki dengan lebar langkah yang sama, berjalanlah dengan tenang dan teratur"

Para peserta diminta untuk latihan dengan temannya masing-masing, sebelum praktek langsung dengan Mrs. Ayudia. Dengan memperhatikan dari jauh Mrs. Ayudia melihat satu per satu peserta yang hadir di kelas. Karena kebanyakan peserta yang jalan dengan kepala sedikit tertunduk, Ayudia memberikan sebuah buku tebal dan diharuskan untuk ditaruh di atas kepala.

"Bayangin aja nih, kita setiap jalan inget kalo ada buku diatas kepala apa ngga panik nanti mukanya" ucap teman Kania, Oki

"Iyah gue juga mikir gitu, tapi terlalu atas ngga sih dagunya"

"Iyah bener"

"Abis ini, jalan-jalan yu"

"Kemana? Boleh sih tapi gue jam 2 ada kelas lagi"

"Ke Mall deket sini aja, makan siang sama jalan jalan aja ngga lama"

"Okedeh"

Tanpa disadari Mrs. Ayudia memperhatikan mereka yang tengah asyik mengobrol.

"Dua orang di kiri, kenapa ngga latihan?"

"Iya maaf miss"

"Maju, latihan di depan"

Selalu ada hukuman untuk mereka yang nakal, perkataan itu cocok untuk keadaan saat ini. Kania dan Oki diminta terus latihan sampai kelas berakhir dan diberikan 2 buku tebal di atas kepalanya. Ditambah dengan peraturan wajib memakai sepatu heels untuk semua peserta dimulai hari ini dan seterusnya, membuat kaki mereka kesakitan karena tidak diperkenankan duduk.

Sesampainya di mall mereka langsung mencari toko sepatu bata dan membeli sendal slip on. Mereka memutuskan melihat pertunjukan music yang diselenggarakan pihak mall setelah makan siang. Oki menceritakan tentang alasan mengapa ia mengikuti kursus kepribadian. Dan menceritakan ketidaksukaannya terhadap beberapa teman yang terkesan pamer kekayaan di kelas.

Puas mendengarkan pertunjukan music mereka memainkan beberapa games yang ada di Timezone.

"Ki, nanti kita kesini lagi ya kita battle dance"

"Oke oke"

"Udah jam 1 nih pulang yu"

"Ayo deh, beli ice cream dulu ya"

"Boleh"

Kania melanjutkan kelas selanjutnya. Dengan mata yang mulai mengantuk Kania tetap mengikuti pembelajaran, beruntung materi yang dipelajarinya tidak terlalu memusingkan hari ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!