Reina yang awalnya memang berniat mengambil barang miliknya yang masih ada di rumah ini. Ia datang karena ingin memindahkan barang itu ke tempat tinggalnya yang sekarang.
Reina tidak tinggal lagi bersama dengan kedua orangtuanya sejak kelas 8 SMP, ia tinggal mandiri karena di usir oleh ayahnya yang tak lain adalah Jack.
Tapi baru saja Reina ingat jika laki-laki itu sempat mengatakan bahwa dirinya bukan ayah dari Reina. Lalu siapa yang menjadi ayah Reina?
“Pantas saja Ayah tidak pernah sayang padaku. Jelas sekali jika dia sangat membenciku dan hanya sayang pada Kak Alisa, bukankah itu sudah menjadi bukti yang menjelaskan bahwa Kak Alisa adalah anaknya sedangkan aku bukan?”
Senyum dingin Reina tunjukkan, ada perasaan dimana Reina ingin mencari tahu dimana ayah kandungnya. Tapi Reina harus mencari tahu ke mana?
...*****...
Sementara itu.
“Sudah aku katakan Jack, jangan katakan tentang kebenaran ini. Itu akan menyakiti hati Reina.”
Rossa dan Jack dulunya teman masa kecil, mereka menikah karena memang mereka saling mencintai, sudah menjadi kebiasaan bagi Rossa yang sering memanggil nama suaminya secara langsung.
“Memangnya aku peduli? dia 'kan anakmu dan bukan anakku? jadi kenapa aku harus peduli?”
“Selama tiga belas tahun Reina tinggal bersama dengan kita, apa kamu tidak memiliki rasa iba ataupun kasihan padanya. Dia tidak bersalah Jack, itu hanya sebuah kecelakaan,” lirih Rossa dengan nada yang kentara amat sangat sendu.
Tatapan dalam yang seakan menerawang jauh kini ia perlihatkan. Lamunannya mendadak buyar saat Jack mencekiknya lalu mengarahkan pandangannya untuk menatap ke arah lelaki itu.
“Dengar ya Rossa ku tercinta, sampai kapanpun aku tidak akan pernah melupakan pengkhianatan yang telah kamu lakukan padaku!” tekan Jack, ia kentara sangat marah dan rasanya ingin membunuh istrinya itu.
“Aku tidak berkhianat Jack, itu sebuah kecelakaan dan tragedi yang tidak diinginkan oleh siapapun. Jadi jangan selalu menuduhku berselingkuh atau berkhianat. Karena aku tidak melakukan itu!” teriak Rossa. Ia merasa tidak terima jika dirinya terus saja dituduh berkhianat.
“Lalu? kenapa bisa lahir Reina ke dunia ini kalau bukan karena kamu dan selingkuhan kamu itu melakukan hal yang menjijikkan!” teriak Jack. Ia marah dan ingin sekali membunuh istrinya dengan mencekik leher wanita itu.
“Kamu tidak pernah tahu tentang kejadian yang sebenarnya, dan setiap aku hendak menjelaskan kamu menolak itu. Kamu selalu mengatakan jika aku telah mengkhianati kamu, padahal nyatanya itu tidak pernah terjadi,” kini Rossa menatap Jack dengan tatapan marah bercampur terluka.
“Usir Reina dari sini! atau kamu ingin ikut dengan dia pergi dari sini?!” ancam Jack yang langsung membuat Rossa diam mematung.
...*****...
Reina yang baru saja merapikan barang-barang miliknya itu, ia hendak keluar dari kamarnya. Tapi tak disangka Rossa memasuki kamar Reina.
“Bu?”
Reina merasa heran saat melihat Rossa memasuki kamarnya dan menatapnya dengan wajah tertunduk dalam. “Maaf,” ungkap Rossa dengan nada penuh penyesalan.
“Kenapa harus minta maaf?” tanya Reina yang seperti biasa selalu berwajah datar dan dingin.
“Bukankah semuanya memang karena kesalahan ibu, karena ibu juga kamu menderita. Dan sebagai seorang ibu, wanita ini hanya diam dan tidak bisa membantu kamu, bahkan kamu sampai meragukan ibu sebagai ibu kandung kamu sendiri,” ungkap Rossa yang semakin menunduk dalam.
“Ibu tahu mengenai hal itu?”
Reina tak menyangka, jika niatnya yang melakukan tes DNA antara dirinya dan ibunya telah diketahui. Awalnya ia juga ingin melakukan tes DNA dengan ayahnya itu, tapi karena kebenaran telah terungkap Reina merasa tidak perlu untuk melakukan tes DNA lagi.
“Itu hal yang wajar, mungkin jika ibu menjadi kamu, ibu juga pasti akan melakukan hal yang sama, ibu akan melakukan tes DNA.”
Saat dulu Reina masih kecil, ia sering dipukul dan di siksa oleh ayahnya itu, lelaki yang bernama Jack itu sering kali melampiaskan amarahnya pada Reina dengan memukul dan menyiksanya.
Dulu Reina pikir alasan mengapa ibunya hanya diam tanpa membela ataupun melakukan apa-apa itu karena dia bukan ibu kandungnya. Tapi ternyata dugaan Reina itu salah. Rossa tidak membela Reina karena ia merasa bersalah pada suaminya Jack.
“Ibu awalnya meminta kamu ke sini karena ibu ingin agar kamu tinggal bersama dengan kami, tapi sayangnya ayah kamu yang mengetahui itu menolak dengan tegas akan keputusan ibu,” ungkap Rossa yang menjelaskan niatnya itu.
“Tidak perlu Bu, Reina sudah bisa hidup mandiri. Lagipula kenapa baru sekarang? bukan dari dulu?”
Pertanyaan dingin yang menohok itu membuat Rossa hanya diam, wanita itu tidak mengatakan apa-apa. Ia baru menyadari jika kini, mungkin anaknya merasa sangat kecewa padanya.
“Bu, tidak perlu merasa bersalah. Karena tidak ada siapapun yang perlu untuk disalah 'kan,” ungkap Reina. Ia yang awalnya merasa kecewa dan sedih dengan ibunya, tapi kini ia bisa memahami akan hal itu.
“Apa lelaki itu masih hidup?” tanya Reina.
Dulu Reina ingin merasakan saat dirinya diterima di sebuah keluarga, ia juga ingin merasakan yang namanya sebuah kasih sayang. Tapi untuk saat ini, Reina merasa ia tidak berharap lagi untuk yang namanya sebuah kasih sayang.
Satu hal yang ingin Reina pastikan, apa ayah kandungnya masih hidup? dan dimana ayah kandungnya sekarang? apakah Reina memang adalah anak yang tidak diharapkan dikeluarkan manapun?
“Iya, ayahmu masih hidup sayang. Dia orang yang di segani dan terhormat, sayangnya kita tidak bisa untuk bertemu dengannya,” jelas Rossa. Ia berfikir jika Reina ingin bertemu dengan ayah kandungnya.
“Tidak, Reina tidak ingin bertemu dengannya. Hanya ingin tahu saja siapa orang itu dan masih hidup atau sudah mati, itu saja,” acuh Reina.
“Meski dia tidak pernah menemui kamu, tapi dia tahu akan kehadiran kamu. Bahkan selama ini dialah yang membiayai kehidupan kita selama ini,” jelas Rossa.
“Berarti di saat aku berusaha untuk mencari uang demi menyambung kehidupan, kalian dengan seenaknya bisa menggunakan uang itu?” tatapan menyelidik Reina tunjukkan. Jika dulu mungkin ia akan merasa lemah dan sakit hati. Tapi sekarang, untuk saat ini Reina tidak lagi menunjukkan apalagi merasakan sakit hati lagi.
Kehidupannya terlalu menyakitkan hingga ia merasa jika dirinya kini telah mati rasa.
“Tidak, ibu berusaha sekuat mungkin untuk menyembunyikan sebagian uang itu.”
Rossa terpaksa berbohong pada suaminya yang kini sering sekali berjudi dan mabuk-mabukan. Uang yang seharusnya menjadi milik Reina sering sekali dipakai oleh Jack untuk berjudi.
“Jika kamu mau kamu bisa mengambil uang itu.”
Terlihat jelas tatapan mata Rossa yang kini merasa sangat merasa bersalah karena telah menelantarkan anaknya.
“Oh jadi kamu berani menyembunyikannya uang itu dariku?” tanya Jack yang kini tiba-tiba datang memasuki kamar Reina.
Jack hendak memukul Rossa tapi sekuat tenaga Reina tahan. Jack dan Reina saling menatap. Reina menatap Jack dingin dan tidak ada lagi harapan untuk disayang oleh Jack sebagai seorang anak, sedangkan Jack menatap sinis dan merendahkan Reina.
“Anak sialan!” teriak Jack yang langsung mendorong Reina.
Dan karena lemas serta belum makan dari siang, ditambah dengan Jack yang sedang emosi, membuat perbedaan kekuatan itu jelas kentara.
Baghh
“Shhh,” ringis Reina saat dahinya terpentuk meja cukup keras, hingga sedikit mengeluarkan darah.
Triling
triling
triling
Suara ponsel Reina berbunyi, saat melihat sekilas ternyata orang yang kini meneleponnya adalah Erland. Seakan memiliki batin yang terhubung, Erland kadang sering menelepon Reina disaat benar-benar genting, seperti sekarang.
Mengabaikan telepon itu, Reina berusaha bangkit dan menatap Jack meremehkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments