Beberapa hari kemudian.
Reina pulang dari tempatnya bekerja, ia kembali ke tempat yang ia tinggali. Reina tinggal di sebuah kos-kosan yang sedikit sempit dan cukup nyaman ditinggali. Walaupun kos-kosan itu sempit dan hanya ada satu kamar saja, tapi tempat itu sangat terawat dan bersih.
Memasuki kos-kosannya itu, begitu Reina telah memasuki kamarnya, Reina melihat jika Erland sedang ngemil cemilannya dengan serius sambil menonton televisi yang telah ia pindahkan ke kamarnya.
Reina rasa hidupnya terlalu bercanda, masa dia harus mengurus laki-laki dewasa yang ingatnya berada saat dia usia 5 tahun.
Rasanya Reina ingin mengusir laki-laki itu dan bersikap bodo amat dengannya. Entah kenapa dia merasa sedikit kasihan dengan sosok Erland saat ini.
Bisa dipastikan jika meski ingatannya berada di usia 5 tahun, laki-laki itu pasti saat kecil termasuk bocah jenius dan penurut.
Terbukti dari banyaknya arahan yang Reina berikan Erland langsung menurutinya. Rasanya Reina memiliki seorang anak berusia 5 tahun dengan tubuh dewasa.
“Mamah sudah pulang?” tanya laki-laki itu yang kini hendak bangkit dari kasurnya.
Mamah dari Hongkong, Reina ini masih sangat muda, ia masih umur delapam belas tahun. Sudah dipanggil Mamah saja, padahal dia belum menikah. Jika Reina lihat, laki-laki yang ada dihadapannya saat ini sekitar umur 27 tahun.
Harus Reina akui jika laki-laki dihadapannya ini memanglah sangat tampan, perawakannya dewasa dan terasa maskulin.
Rayyan?
Jangan tanya meskipun Rayyan terkenal sebagai pangeran tampan di kampusnya. Jika dibandingkan Erland laki-laki itu tidak ada apa-apanya.
“Jangan bergerak, tidur lagi,” datar Reina tapi dengan nada yang kini sedikit melunak.
Reina sebenarnya merasa kesal saat dipanggil Mamah' oleh laki-laki yang lebih tua darinya. Hampir 2 Minggu Reina tinggal bersama dengan Erland, lelaki itu terus saja memanggilnya dengan sebutan Mamah'.
“Mah ..., jangan tinggalkan Erland ya?” mohon laki-laki itu yang kini menunjukkan raut wajah takut ditinggalkan.
Ada rasa iba dalam diri Reina. Apakah sejak kecil laki-laki itu sering ditinggalkan ibunya? Hingga sangat takut ditinggalkan olehnya.
“Kan mamah sudah bilang Mamah harus kerja. Kalau Mamah nggak kerja kamu mau makan apa?” Reina sedikit melunak.
Rasanya dia tidak akan tega bersikap kasar apalagi dingin pada laki-laki yang tak beda jauh dengan bocah berusia 5 tahun.
“Sudahlah, aku ingin makan dulu. Kamu di sini saja dan jangan kemana-mana, akan aku ambilkan juga makanan untuk kamu,” kata Reina yang seperti biasa, ia selalu menunjukkan wajahnya yang sedikit datar.
Erland awalnya mengangguk, tapi saat melihat Reina hendak keluar dari kamar. Lelaki itu tiba-tiba kembali merengek ingin ikut, hingga membuat Reina yang melihat itu langsung merasa jengah.
“Cepat!”
Padahal saat tadi ditinggal karena ia kuliah dan bekerja sambilan laki-laki yang tak beda dengan bocah itu masih anteng-anteng aja. Tapi jika sudah malam gini memang Erland sedikit sensitif dan takut ditinggal.
Selama ini juga Reina bergantian menjaga Erland dengan sahabat baiknya. Meski terkesan datar dan acuh Reina rasa ia masih manusia yang memiliki rasa iba.
Beruntungnya sahabatnya mau menjaga Erland karena katanya.
Gue rela jagain cowok ganteng meski sikapnya kayak bocah gini Na, dengan lihat wajah dia aja gue udah seneng dan bahagia'
Reina bahkan tak habis pikir dengan antusiasnya sahabatnya saat di suruh menjaga Erland.
Hanya saja Erland yang berkelakuan bocah itu akan sering bersikap ketus pada sahabat Reina dan hanya manja pada Reina.
“Kamu bersikap ketus lagi pada Tante Rara?”
Rara adalah nama sahabat baik Reina yang bergantian menjaga Erland saat dia sedang kerja tadi. Kebetulan Reina pulang cepat karena Rara mengabari jika dia ada urusan.
Gue ada urusan Na, sebenarnya gue nggak rela tinggalin bayi gede gue ini, rasanya pengen gue bawa balik ke rumah biar pembantu gue aja yang urus pas gue kuliah' ungkap Rara kala itu di telepon.
Bawa aja kalau dia mau mah, gue ikhlas sih' jawab Reina saat itu di telepon.
Yee kalau dia mau mah udah gue bawa kali! 'kan dia nempel banget ke lu'
“Nggak Mah, tanya aja ke Tante Rara kalau nggak percaya” ucap Erland menyadarkan lamunan Reina.
“Baguslah” jawab Reina singkat
...*****...
Sebulan lebih telah berlalu
Saat hendak pulang dari tempat kerjanya. Reina tidak menyangka jika Rayyan kekasihnya itu ada dihadapannya dan tengah menunggunya. Seolah Rayyan berfikir jika Raina tak tahu akan perselingkuhannya lelaki itu.
Padahal Reina tahu, tapi selama satu bulan ini ia lebih memilih untuk menghindar. Ia sangat sibuk dengan kuliah dan bekerja, belum lagi masalah Erland yang sering meneleponnya.
“Ayo ikut aku pulang,” ucap Rayyan yang hendak menarik tangan Reina.
Tapi sayangnya Reina langsung menghindar begitu saja, hal itu membuat Rayyan yang akhir-akhir ini gampang emosi dan sangat ringan tangan langsung mengangkat tangan dan hendak memukul Reina.
Tapp
Krakk krekk
Dengan santai Reina langsung mencekal tangan Rayyan, ia memelintir tangan lelaki itu hingga Rayyan yang kesakitan langsung menjerit.
“Akh! gila, dasar kamu wanita sialan!” teriak Rayyan menjerit kesal.
Reina hanya menatap Rayyan dengan tatapan acuhnya, ia terlihat tak peduli dengan umpatan dari Rayyan. Jika dulu Reina hanya diam saat rumor tentang Rayyan yang kurang baik serta ringan tangan. Tapi berbeda dengan sekarang saat Reina melihat hal itu secara langsung.
Reina bukan orang yang hanya akan diam saja saat ada seseorang yang berniat menyakitinya ataupun berbuat kasar padanya. “Bukan laki-laki sejati jika berbuat kasar dan ringan tangan,” dingin Reina yang langsung menatap tajam Rayyan.
“Pengecut! kenapa kamu tidak sekalian memakai rok mini, sekalian saja rambut kamu panjang 'kan juga,” nada sinis dengan ucapan tajam itu keluar dari mulut Reina.
Reina memang wanita yang bermulut tajam, selain itu juga ia sangat pandai bela diri. Dari karate, silat, dan taekwondo Reina pelajari. Itu tak lain karena Reina tidak ingin dianggap lemah walau ia hanya wanita.
“Wanita miskin! berani sekali kamu mengatakan kata-kata yang merendahkan seperti ini. Kamu ingin dikeluarkan dari universitas?” ancam Rayyan. Ia bukan pemilik universitas, tapi pamannya adalah salah satu wakil dekan di universitas tempat mereka kuliah.
Jadi bukan hal sulit bagi Rayyan untuk meminta agar pamannya mengeluarkan Reina dengan cara yang licik.
“Itulah bedanya orang yang masuk dengan usahanya sendiri dengan orang yang lewat jalur belakang. Karena yang mampu dilakukan oleh orang dari jalur belakang hanyalah kemampuan mengancam? bukan begitu? ” sinis Reina.
Reina berbalik dan hendak pergi begitu saja, tapi tanpa diduga Rayyan yang merasa sangat amat kesal hendak memukul Reina dari belakang.
Bughh
Baghh
Bughh
Reina yang berhasil menghindar dengan gesit, ia langsung memukul wajah kaki dan juga perut Rayyan dengan keras.
“Jika aku tidak memiliki hati, mungkin sudah aku buat kamu menjadi seorang impoten,” acuh Reina.
“Hubungan ini berakhir,” putus Reina secara sepihak.
Setelahnya Reina pergi begitu saja meninggalkan Rayyan yang hanya diam sambil meringis karena kesaktian dengan pukulan Reina.
“Tidak akan pernah, aku tidak terima dengan pemutusan secara sepihak ini.”
Entah kenapa Rayyan yang biasanya bersikap lembut pada Reina kini menunjukkan tabiat aslinya. Apa karena dia lelah dengan sikap Reina yang memang sudah menerimanya hanya saja sikap wanita itu seolah tetap menganggapnya asing.
...*****...
“Tuan, saya mendengar kabar tentang keberadaan tuan Erland,” ungkap salah satu bawahan yang langsung menunduk ketakutan saat berhadapan dengan Sang Asisten.
Para bawahan itu sangat ingat jika saat itu mereka sempat berpisah dengan tuannya karena hendak mengalihkan perhatian dari musuh demi menjamin keselamatan Sang tuan. Tapi hingga 1 bulan berlalu, kabar dan jejak tentang Erland tidak mereka ketahui sama sekali.
“Cari tahu lebih jelas di mana tempatnya, dan ingat! jangan biar 'kan berita tentang tuan Erland yang menghilang ini menyebar, jika sampai itu terjadi, kamu sendiri yang paling tahu akibatnya,” ucap laki-laki tampan yang berwajah garang.
Tatapan matanya saja sudah membuat orang-orang ciut dan tidak berani menatapnya. Dan tidak ada yang berani melawan perintahnya karena takut dengan kemarahan Sang Asisten yang terkenal memiliki raut wajah sangat sadis itu.
“Cari tuan terus, perbanyak jumlah orang dan kirim mereka ke banyak tempat yang berbeda,” ucap laki-laki itu lagi. Ia adalah asisten yang menjadi kepercayaan Erland hingga lebih dari 15 tahun.
Perusahaan dan Erland sudah menjadi paket lengkap yang tidak dapat dipisahkan, karena jika berita tentang Erland yang menghilang itu menyebar, maka harga saham akan terus turun. Beruntungnya, seorang Erland memiliki asisten yang kemampuan otaknya itu diatas rata-rata.
“Sementara akan aku tangani masalah di sini. Terus beri kabar tanpa henti!” perintah Barack sang asisten dengan ekspresi wajah galaknya
#####
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments