Almira : More Kafein

Wendy, sekertaris Michael membuatkan janji bertemu dengannya pada jam sembilan pagi. Aku sangat antusias mendengar respon positifnya. Wendy bahkan menawarkan ku jasa konsultan yang juga bisa diberikan perusahaannya.

Aku yang masih awam tentang bisnis tentu saja menyambut baik tawarannya. Dan disinilah aku pagi ini. Setelah selesai mengurusi anak-anak dan Zack, aku meluncur ke kantor konsultan yang berada tak jauh dari pusat kota.

Kantornya begitu artistik, dengan penataan cahaya yang bagus. Sepertinya tagihan listrik kantor ini cukup hemat. Aku terpesona dengan atap tembus pandang yang ada di sentral gedung, belum lagi taman buatan yang asri di tengahnya. Rasanya senyaman rumah sendiri.

Aku disambut hangat oleh salah satu karyawan wanita yang berdandan santai dengan rambut digelung berantakan dan kacamata bertengger di hidung tingginya. Ia mengantarku ke ruangan meeting, menunggu kedatangan Michael.

Tak butuh waktu lama seorang lelaki tampan dan wanita cantik tinggi semampai bak model masuk ke ruangan meeting.

My first sight is … wow, he's gorgeous!

Tampan, matang, dan punya senyuman yang meluluhkan hati wanita manapun juga. Termasuk aku?

Hmm, not really! Aku masih punya sedikit kewarasan untuk menyadari siapa aku dan dimana posisiku. Dia memanggilku nona? Sepertinya mata Michael perlu dikoreksi, apa aku tidak terlihat seperti ibu dengan dua anak? Ah, whatever!

"Silakan duduk, nyonya Almira." Michael dengan sopan memintaku kembali duduk.

"Panggil, Almira saja," pintaku tanpa sungkan, entahlah sebutan nyonya terasa begitu kaku di telingaku.

"Oh baiklah, Almira?" Michael memastikan dan aku mengangguk dengan seulas senyum. "Harga yang kami tawarkan apa sesuai dengan budget? Kami masih membuka peluang lain jika anda merasa itu, sedikit mahal."

Hhmm, sopan sekali …,

Aku mengangguk dan mencoba bernegosiasi dengannya. Siapa tahu harga yang kami sepakati bisa dibawah harga penawaran. Kami pun terlibat obrolan yang serius. Michael benar-benar memahami seluk beluk bisnis, selain pintar dia juga pandai menempatkan diri

I like him! Dalam arti yang sebenarnya tentu saja tidak ada perasaan lebih.

Michael juga tak segan menjelaskan apa yang aku tidak mengerti seperti pembayaran pajak dan mengurus akta notaris untuk toko yang akan aku beli ini. Yah, akhirnya kami sepakat dengan harga yang ditawarkan dan jasa konsultan yang diberikan Michael secara cuma-cuma.

Aku selalu menyukai lawan bicara yang pintar, sama seperti aku jatuh cinta pertama kali pada Zack Sanders suamiku. Tapi kali ini kenapa aku merasa Michael sedikit berbeda, tapi aku tak tahu apa yang membuat dia terlihat berbeda di mataku.

Entahlah, aku tak mengerti mengapa setiap gerakan Michael membuatku … gelisah?

Oh my, sepertinya aku harus minum sedikit kafein untuk menetralkan rasa aneh yang terus menyiksaku. Setiap kedipan matanya, setiap gerakan bibirnya membuatku terpesona. Belum lagi wangi aroma Woody yang menggelitik hidung, dia benar-benar berkarakter.

Fix, I need  a cup of espresso!

Akhirnya kami memutuskan untuk bertemu lagi lusa untuk menyelesaikan semua urusan yang berkaitan dengan jual beli. Aku memilih segera pergi dari kantor Michael. Pikiranku semakin tak karuan, seumur hidup aku baru mengalami hal aneh seperti ini. Bahkan saat bertemu dengan Zack dulu, aku tak pernah mengalami desiran aneh seperti ini.

Aku memutuskan untuk pergi ke toko bunga milik Samantha, dia sahabatku sejak kami berkenalan tanpa sengaja di sebuah toko buku.

Kami sedang berburu buku yang sama untuk anak-anak, karena hanya tersisa satu buku saja aku dan dia memutuskan untuk berbagi. Sejak saat itu kami menemukan bounding (ikatan) yang membuat aku dan Samantha tak bisa melewatkan satu hari tanpa obrolan.

"Pagi Sam," sapaku saat melangkah masuk ke dalam toko bunganya.

Wangi baby rose kualitas terbaik menyapaku, Samantha sedang merangkai satu buket besar bunga mawar berbentuk beruang. 

"Wow, amazing! Siapa yang pesan?" tanyaku lagi seraya duduk di depan mejanya.

"Hmm, seorang pengusaha kaya yang kelebihan uang untuk hadiah kekasihnya!" jawabnya dengan menaikan kedua alisnya padaku.

Aku selalu dibuat penasaran kenapa laki-laki acapkali bertingkah konyol saat jatuh cinta pada wanita. Membuang uang hanya untuk bunga berbentuk big Teddy? 

Itu konyol sekali, aku ingin lihat reaksi mereka saat harus membayar tagihan sekolah anak-anak atau tagihan listrik dan air setiap bulannya. Pasti akan mereka akan menjerit histeris melihat angka fantastis yang jumlahnya jauh dari harga buket Teddy ini.

"Jadi, gimana pertemuan mu dengan pihak penjual? Berjalan lancar?" Samantha bertanya, tangannya sibuk menggunting dan menancapkan tangkai bunga pada floral foam yang sudah dicelup air pengawet khusus.

"Aah, aku butuh espresso Sam! Apa kau masih menyimpan satu untukku?" Samantha hanya mengangguk tanpa menjawab, ia asik dengan tangkai berduri di tangannya.

Aku langsung menuju dapur kecilnya. Mengambil satu cup kecil bubuk kopi bertulis espresso lalu memasukkannya dalam mesin kopi otomatis. Kurang dari lima menit obat pusing ku siap. 

Aku kembali duduk disamping Samantha yang menatapku heran. 

"Espresso sepagi ini? Something happen?" tanyanya penasaran dan aku hanya tersenyum masam.

"Yup, kepalaku sedikit pusing melihat pemandangan pagi yang meresahkan?"

Samantha mengernyit, "Why? Harga ruko itu nggak sesuai?"

"No, bukan itu Sam."

"Lalu?"

Aku menyesap kopiku, menikmati pahit dan aroma alaminya menjelajah lidahku sempurna lalu turun melalui kerongkongan yang menyebarkan zat adiktif ke seluruh aliran darah. Ini sangat menenangkan.

"Michael … he's hot!" jawabanku disertai seringai jenaka.

Samantha tergelak, ia meletakkan alat pemotongnya. "No way, how hot?!"

See, Samantha pasti akan terpancing dengan ucapanku apalagi dia belum menikah. Maksudku belum untuk yang kedua, dia janda muda.

Aku mengangguk dan tersenyum, lalu dengan sedikit berbisik kukatakan padanya. "Dia tampan beraroma Woody, dan … saat matanya berkedip dia tampan sekali!"

Kami berdua pun tak bisa menahan diri dan tertawa membayangkan sosok Michael.

"Kau curang, harusnya kau mengajakku kesana Mira?!" 

"Well, mana aku tahu jika pria bernama Mike itu mempesona!" jawabku membela diri.

Ya, memang benar kan aku tidak tahu bagaimana rupa Michael!

"Lusa, kami ada janji bertemu untuk menyelesaikan pembayaran. Apa kamu ada waktu?" lanjut ku bertanya pada Samantha.

"Lusa? Aku bisa kosongkan jadwal demi bertemu si Mike itu!"

Aku tertawa melihat ekspresi Samantha, dia penasaran dengan Michael. Samantha memang sudah lama sendiri, semenjak perpisahannya dengan Cliff tiga tahun lalu. Mengasuh putrinya yang cantik sendiri tanpa campur tangan Cliff yang sibuk dengan petualangannya bersama para wanita cantik.

Samantha harus merelakan Cliff demi kewarasan dirinya sendiri. Berkali kali dikhianati Cliff dan yang terakhir Cliff berbuat gila dengan seorang j*l*ng di rumahnya sendiri. 

Aku sampai berteriak dan memaki Cliff ketika Samantha menceritakan hal menyedihkan itu padaku. Aku harap dia mendapatkan penyakit kelamin atau karma yang lebih buruk dari itu. Dia lelaki terbodoh di dunia yang menyia nyiakan wanita seperti Samantha.

Aku seringkali menjodohkan Samantha dengan beberapa pria tapi ia selalu menolak. Tapi akhir-akhir ini Samantha sedikit membuka diri dan mau menerima kehadiran laki-laki lain. Aku tak menampik seorang wanita sekuat apapun terkadang juga membutuhkan seorang pria untuk bersandar dikala lelah melanda.

"Baiklah, lusa aku jemput jam sembilan pagi. Bersiaplah dan berdandanlah secantik mungkin Sam!"

"Uuuh, apakah aku kurang menarik?" tanyanya dengan bibir seksi menggoda, tangannya mengacak asal rambut coklatnya lalu berpose sembari menaikkan aset berharganya agar membusung menggoda.

Aku tertawa melihat tingkah Samantha, begitu juga dengannya kemudian.

"Oh shiit, I'm acting like a b*tch!" ujarnya tergelak.

"No you're not babe, you just act like a girl!" 

"Yeah, gadis beranak satu yang kesepian!" sahutnya masam.

"Oh come here Sam, jangan katakan itu! Aku benci melihat air mata lagi!" 

Aku segera memeluknya hangat, Samantha sangat sensitif. Hampir saja air matanya yang menggenang itu jatuh.

"Kamu bisa menghadapinya Sam, aku yakin itu!" kataku sambil mengusap punggungnya.

"Thank you Almira, aku tahu hanya saja … aku sedikit terbawa emosi!"

Aku melepaskan pelukanku, lalu menatapnya. "Aku senang kau mulai bisa menerima keadaanmu. Kau layak untuk bahagia!"

Samantha tersenyum dan mengangguk. Kami kembali melanjutkan obrolan ringan. Banyak hal yang kami bicarakan dari masalah anak-anak hingga resep muffin blueberry kesukaan Rey, putraku.

Jam sudah menunjukan pukul dua siang, aku harus pergi menjemput kedua putraku. Aku pun meninggalkan toko Samantha dengan sedikit rasa lega.

Lega karena berhasil melepaskan bayangan Michael dari kepalaku dan juga lega karena lusa ada Samantha yang akan bersamaku menghadapinya. Aku butuh kewarasan sebelum menandatangani akta jual beli. Aku takut kelebihan menuliskan angka nol saat mendapat tatapan mata Michael.

Uups, ya Tuhan aku harap itu tidak terjadi dan Samantha akan menyelamatkan diriku!

...****************...

...maaf karena sedikit kasar sy tidak sertakan arti indo-nya yaa🤭🙏dikira2 aja sendiri artinya...maaf jg jika byk kalimat Inggris, jarinya gatel klo nda ngetik foreign language. kita belajar bersama yaa....silakan koreksi jika ada kesalahan......

...love u all, cium dari jauh karena masih batuk🤪😁...

...Lia❤️...

 

Terpopuler

Comments

Nariza Hadi Sawitra

Nariza Hadi Sawitra

kereen lah thor bahasanya, baru nemu karyamu, mengalir dan mudah dimengerti, thanks👍😊

2023-01-08

2

Adinda Z.A

Adinda Z.A

gk opo" mak .. sng pnting ceritane mantull ..

2022-12-23

1

Nikodemus Yudho Sulistyo

Nikodemus Yudho Sulistyo

Kelemahan wanita. pujian 🤔

2022-11-08

2

lihat semua
Episodes
1 POV Almira : Rutinitas Pagi
2 POV Michael : Kagum
3 Almira : More Kafein
4 Almira : A -
5 Almira : Otak Nakal
6 Michael : Tertangkap Basah
7 Michael : Pesona Almira
8 Almira : Halusinasi Liar
9 Almira : Kejutan Tertulis
10 Almira : Samantha dan Wanita Gatal
11 Vivian : Goodbye Mike!
12 Almira : Ketakutan Zack
13 Almira : Ide Gila Zack
14 Almira : Kegilaan yang Berlanjut
15 Michael : Serangan Pertama
16 Almira : Drama Kecil
17 Zack : Adu Strategi
18 Almira : Berkediplah Sayang
19 Almira : CCTV Rusak!
20 Almira : Tubuhku Pengkhianat!
21 Wendy : Ide Gilaku!
22 Almira : Fall in love or Fall in down?
23 Almira : Pulang demi Kewarasan
24 Almira : Mandi Aromatherapy
25 Almira : Masalah Selesai di Ranjang?
26 Almira : Kejutan Mike
27 Almira : Ancaman Mike
28 Michael : Fee untuk Steve
29 Michael : Serangan Lanjutan
30 Michael : Ungkapan Rindu dan Ancaman
31 Almira : Merindu
32 Almira : Insting Mom
33 Almira : Bimbang
34 Almira : Kopi dan Kejutan
35 Almira : Perebut Kekasih?
36 Almira : Bicara dari Hati ke Hati
37 Michael : Strategi Licik
38 Almira : Kejutan di Pagi hari
39 Almira : Adu Kuat di Meja Makan
40 Almira : Hari yang Panas
41 Almira : Terjebak Muslihat Mike
42 Almira: Risalah Hati
43 Zack : Kemarahan yang Terpendam
44 Almira : Lelucon Hamil
45 Zack : Bermain Detektif
46 Michael : Rencana Licik
47 Michael : Rencana Licik2
48 Almira : Kegilaanku bersama Michael
49 Zack : Serangan Balik
50 Michael : Aku akan Mengejarmu!
51 Almira : Aku Pergi
52 Almira : End of Story
Episodes

Updated 52 Episodes

1
POV Almira : Rutinitas Pagi
2
POV Michael : Kagum
3
Almira : More Kafein
4
Almira : A -
5
Almira : Otak Nakal
6
Michael : Tertangkap Basah
7
Michael : Pesona Almira
8
Almira : Halusinasi Liar
9
Almira : Kejutan Tertulis
10
Almira : Samantha dan Wanita Gatal
11
Vivian : Goodbye Mike!
12
Almira : Ketakutan Zack
13
Almira : Ide Gila Zack
14
Almira : Kegilaan yang Berlanjut
15
Michael : Serangan Pertama
16
Almira : Drama Kecil
17
Zack : Adu Strategi
18
Almira : Berkediplah Sayang
19
Almira : CCTV Rusak!
20
Almira : Tubuhku Pengkhianat!
21
Wendy : Ide Gilaku!
22
Almira : Fall in love or Fall in down?
23
Almira : Pulang demi Kewarasan
24
Almira : Mandi Aromatherapy
25
Almira : Masalah Selesai di Ranjang?
26
Almira : Kejutan Mike
27
Almira : Ancaman Mike
28
Michael : Fee untuk Steve
29
Michael : Serangan Lanjutan
30
Michael : Ungkapan Rindu dan Ancaman
31
Almira : Merindu
32
Almira : Insting Mom
33
Almira : Bimbang
34
Almira : Kopi dan Kejutan
35
Almira : Perebut Kekasih?
36
Almira : Bicara dari Hati ke Hati
37
Michael : Strategi Licik
38
Almira : Kejutan di Pagi hari
39
Almira : Adu Kuat di Meja Makan
40
Almira : Hari yang Panas
41
Almira : Terjebak Muslihat Mike
42
Almira: Risalah Hati
43
Zack : Kemarahan yang Terpendam
44
Almira : Lelucon Hamil
45
Zack : Bermain Detektif
46
Michael : Rencana Licik
47
Michael : Rencana Licik2
48
Almira : Kegilaanku bersama Michael
49
Zack : Serangan Balik
50
Michael : Aku akan Mengejarmu!
51
Almira : Aku Pergi
52
Almira : End of Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!