Bab. 4

Baru selangkah melangkahkan kakinya, tapi tiba-tiba terhenti lagi, hatinya sedang bimbang dan ragu apa harus mengikuti dan memenuhi permintaan dari Bibinya itu. Hingga kembali terduduk di tempatnya semula.

Sebagian kakinya dia celupkan ke dalam air yang kebetulan ada saluran irigasi pas dekat sawahnya yang mengalirkan air untuk sawah-sawah yang kekurangan air, sehingga mereka dalam setahun bisa hingga tiga kali menanam padi.

Hingga menjelang malam, barulah Ia beranjak dari duduknya karena teringat jika dia belum masak makanan apa pun untuk Nenek Mina, Kakek Jamal dan adik sepupunya yang kemungkinannya sudah kembali dari ladangnya yang kebetulan hari ini panen singkong dan ubi jalar serta sayur mayur.

"Kalau aku nanti dapat gaji, aku akan sisihkan sebagian untuk biaya kuliahku nanti," batinnya Maulida dengan penuh keyakinan yang kuat jika ia bisa melanjutkan pendidikannya nantinya.

Gadis berhijab itu duduk termenung di balai sawahnya. Maulida menghabiskan waktu senggangnya sore itu di sekitar sawahnya dan merenungi niat dan keputusasaan itu. Ia bimbang dan ragu dengan langkah apa yang harus Ia ambil. Maulida Ingin nantinya bekerja sambil kuliah itupun kalau dia sudah memilki biaya yang cukup dan diijinkan oleh majikannya nanti.

Maulida berdiri dari posisi duduknya saat tersadar jika, ia belum masak makanan untuk makan malam mereka. Ia terburu-buru berjalan melewati beberapa meter pematang sawah hingga sampai ke depan rumahnya. Ternyata pintu rumahnya belum terbuka, berarti Nenek dan adik sepupunya belum pulang.

Kecepatan langkah kakinya cukup terbilang lebar dan cepat serta gesit padahal jalan yang dilaluinya adalah pematang sawah.

Sesampainya di rumah,ia bergegas mengambil kunci rumahnya yang ada di dalam saku celananya lalu mengunci kenop pintunya dan segera memegang gagang pintu rumahnya.

Senyuman manis tersungging di sudut bibirnya Maulida."Syukur alhamdulillah waktunya sholat magrib," cicitnya saat mendengar lantunan Adzan berkumandang dari toa masjid yang ada di Sekitar Kampungnya.

Maulida tanpa banyak membuang waktu ia segera bergegas menuju kamar mandi yang ada di belakang rumahnya, untuk segera mandi dan mengambil air wudhu. Maulida melaksanakan shalat maghrib dengan khusyuknya dan berserah diri kepada Allah SWT dan meminta petunjuk kepada Allah untuk permasalahan yang dihadapinya saat ini.

Setelah melaksanakan kewajibannya, Maulida bergegas menuju dapurnya. Dapur yang hanya berukuran bagi empat kali dari luas keseluruhan rumahnya yang sangat minimalis dan terbilang kecil, yang berdinding dari anyaman bambu dan lantainya masih berlantaikan tanah.

Sedangkan ruang keluarga sekaligus menjadi ruang tamu, kedua kamarnya sudah berlantaikan dari campuran semen dan pasir. Walaupun hidup terbilang sangat sederhana dan pas-pasan, tapi Maulida tidak pernah menuntut dan meminta lebih kepada Nenek dan Kakeknya.

"Syukur Alhamdulillah… masakanku sudah jadi, tumis cah kangkung dengan goreng sambal mujair serta tempe oseng kacang panjang sudah jadi," cicitnya Maulida yang tersenyum sumringah karena berhasil membuat masakan yang menurutnya cukup lezat.

Setelah beberapa jenis masakannya jadi, pintu rumahnya terbuka lebar dari luar. Kakek dan Neneknya serta adik sepupunya Siti Maryam kembali dari Ladang.

Ladang yang dikerjakan neneknya adalah milik orang lain, kakeknya hanya mengolah ladang itu dengan bagi hasil dengan pemilik ladang. Mereka juga memiliki dua petak sawah dan ladang tapi, hasilnya tidak mencukupi jika hanya mengandalkan dari hasil bumi ladang dan sawahnya saja. Bukannya mereka tidak bersyukur tapi, karena setiap hari kebutuhan semakin bertambah dengan harga kebutuhan pokok yang setiap hari semakin melambung tinggi.

"Kakek sama nenek shalat magrib dulu baru kita makan bersama," tuturnya Bu Minah sembari meletakkan peralatan sawahnya ke dalam lemari khusus penyimpanan barang peralatan perkakas sawahnya.

Sedangkan Maryam main nyosor ke dalam kamar mandi karena sudah cukup gerah sehingga ia terburu-buru untuk membersihkan seluruh tubuhnya.

Berselang beberapa saat kemudian, Mereka pun makan malam walaupun hanya cah kangkung tumis, oseng tempe kacang panjang, tempe mendoan sisa tadi siang dan ikan sambal mujair, tapi mereka sangat bersyukur dengan makanan yang mereka makan saat itu.

"Ikan mujair nya gede yah Nak, kamu beli di pasar?" Tanyanya Pak Jamal seraya menyuir daging mujair itu yang ukurannya cukup besar sebesar kepalang tangan orang dewasa.

Maulida tersenyum bahagia sebelum menjawab pertanyaan dari kakeknya," tebakan kakek salah, ini ikan dikasih sama Pak Syamsul kek katanya Pak Syamsul itu janjinya pada kakek tempo hari baru tadi pagi dia tepati," jelasnya Maulida.

"Oawalah… dari Syamsul toh pantesan ikannya gurih ternyata dari Abang, pasti ia habis panen di tambaknya," timpal Bu Minah yang memuji kualitas rasanya ikan itu.

"Bukan juga hanya karena itu Nek,tapi emang masakannya Mbak Maulida sungguh mantap dan nikmatnya mengalahkan rasa makanan chef handal yang seperti itu di TV," sahutnya Maryam yang ikut menimpali percakapan mereka.

Mereka patut bersyukur karena semua sumber bahan makanan itu terbebas dan terhindar dari pupuk berlebih, bahan kimia seperti pengawet sehingga lebih segar dan sehat. Sayuran misalnya baru metik langsung diolah menjadi bahan makanan sungguh nikmat dan lezat tentunya.

Setelah mereka makan seperti biasanya Maulida dibantu oleh adik sepupunya untuk membersihkan seluruh perlengkapan dan peralatan masak dan makannya dia cuci hingga bersih.

 

...****************...

Mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan atau typo dalam penulisannya..

Mampir juga dinovelku yang lain Kakak ceritanya juga bagus tidak kalah dengan Duren, I love you loh, judulnya ada di bawah ini:

Pelakor Pilihan

Cinta Kedua CEO

Love Story Ocean Seana

Ketika Kesetiaanku Dipertanyakan

Baby Sitter Pilihan

Kau Hanya Milikku

Dewa dan Dewi

Merebut Hati Mantan Istri

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya terhadap DILY dengan caranya:

Like Setiap babnya

Rate bintang lima

Favoritkan agar tetap mendapatkan notifikasi

Bagi gift poin atau koinnya dan klik iklannya juga yah kakak readers...

Makasih banyak all readers…

I love you all..

Terpopuler

Comments

Yayah Amaliah

Yayah Amaliah

banyak yg di ulang2 lg.

2022-12-06

0

Inha Khaerunnisa

Inha Khaerunnisa

lanjut Maulida

2022-11-02

0

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

next

2022-10-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!