Dara mengetok pintu ruang kerja Kenzo, tadi Ningrum sudah mengatakan kalau putranya ingin bertemu dengan Dara.
"Masuk" sebuah perintah yang Dara dengar, membuatnya membuka pintu dan mendorongnya dari luar.
"Permisi Pak, tadi Tante Ningrum bilang kalau bapak memanggil saya" ucap Dara
Kenzo mengangkat kepalanya, ia masih terdiam dengan panggilan Dara. Dengan dirinya memanggil bapak sementara dengan Ningrum, Dara memanggil Tante.
"Jangan panggil saya bapak ! masa dengan Mama saya kamu panggil Tante sementara saya bapak. Kau pikir umur saya lebih tua dari Mama apa" cerocos Kenzo tak berhenti.
"Maaf pak, emm maksud saya mas. Terus saya harus panggil apa ?" tanya Dara mulai kesal
"Terserah kamu saja"
"Lah kalau terserah saya kenapa dia marah saya panggil bapak ? aneh juga ini orang" batin Dara merasa gemas dengan kelakuan Kenzo.
"Silahkan duduk !" titah Kenzo.
Dara menurut, ia duduk di kursi berhadapan dengan Kenzo. kemudian laki-laki di hadapannya menyerahkan sebuah kertas.
"Baca dulu ! terus tanda tangani !" ujar Kenzo
Dara langsung membaca dengan teliti kertas yang Kenzo serahkan. Disana hanya catatan tentang pekerjaan, dan sebuah perjanjian kalau dirinya harus menjaga Neysa dengan baik.
Merasa tak ada yang akan merugikan dirinya, Dara langsung membubuhkan tanda tangan disana. Kemudian kembali menyerahkan kertas itu kepada Kenzo.
"Kamu mau minta gaji berapa ?" sebuah pertanyaan yang sangat membingungkan untuk Dara jawab. Ia bingung harus minta gaji berapa, karena bekerja seperti ini bukan tujuannya, ia hanya ingin menghindari kedua orang tuanya.
"Terserah bapak saja, saya ikhlas menerima nya"
"Ok baik lah kalau begitu, dan saya ingatkan lagi jangan panggil saya bapak. Anak saya saja panggil saya Papa kenapa kamu panggil bapak, kamu bukan anak saya"
Tanpa di beri tahupun Dara sangat paham akan hal itu.
"Berapa umur kamu ?" tanya Kenzo lagi.
"Dua puluh empat tahun pak"
"Lulusan apa ?"
Kening Dara mengkerut mendengar pertanyaan Kenzo "Harus ya pak menjelaskan lulusan juga walau cuman jadi pembantu ?"
"Ya harus dong, saya ingin pengasuh anak saya seorang yang berpendidikan"
Astaga kenapa Dara mendadak sangat kesal dengan ucapan Kenzo, tapi sayangnya pria itu justru tetap santai mengucapkan hal itu.
"Saya lulusan SMA" .
Kenzo menganggukkan kepalanya. Ia kembali menatap wajah Dara.
"Ya sudah sekarang kamu boleh keluar, selama sebulan ini kamu akan tetap saya awasi, karena saya tidak ingin anak saya kenapa-napa"
"Silahkan Pak"
"Jangan panggil saya bapak"
"Eh iya mas Kenzo"
"Dari mana kamu tau nama saya ?"
"Itu" Dara menunjuk sebuah foto berukuran besar, dimana disana tertera nama Kenzo.
"Oh, ya sudah kamu boleh keluar"
Dara menarik napas panjang, kemudian berdiri dan berlalu pergi. Ia bersyukur karena pembicaraan nya dengan Kenzo sudah selesai.
Dara menuju kamar Neysa, sebelum Neysa tidur ia tidak boleh tidur dulu.
"Hai" sapa Dara
Neysa menoleh lalu tersenyum senang ke arah Dara.
"Sini kakak cantik, main sama Ney"
"Ok sayang"
Dara langsung mendekat ke arah Neysa, menemani anak perempuan itu bermain. Setelah satu jam bermain Neysa mulai mengantuk. Dara langsung menggendong Neysa ke atas kasur.
"Mau kakak ceritain dongeng ?" tanya Dara.
Tentu saja Neysa mengangguk senang, selama ini ia tidak pernah di bacakan dongeng sebelum tidur. Sang Nenek ataupun Papa hanya menemani Neysa bermain saja.
"Bagaimana Pa, Dara sudah lebih dari dua puluh empat jam tidak pulang" ucap Syerli panik.
Mario pun ikut panik, apalagi saat melihat barang-barang Dara yang tertinggal. Seketika ia menyesal karena dirinya yang ingin menjodohkan Dara akhirnya putrinya itu kabur.
Syerli sudah menangis, sebagai seorang ibu tentu saja dirinya panik. Apalagi Dara adalah seorang gadis cantik tentu saja banyak yang ingin memilikinya.
"Seandainya Papa tidak memaksa ingin menjodohkan Dara semua ini tidak akan terjadi" kaya Syerli terisak.
"Pokoknya Papa harus cari Dara sampai ketemu"
"Iya ma, Papa akan cari Dara"
"Ya sudah sekarang Pa !! Mama takut terjadi apa-apa sama Dara"
"Tapi ini sudah malam Ma, kemana Papa akan mencarinya. Besok aja, Besok Papa akan bikin pengumuman"
Syerli mendongak menatap jam dinding. Waktu menunjukan pukul sembilan tiga puluh. Belum terlalu malam memang, tapi benar kata sang suami, kemana mereka akan mencari Dara.
"Papa yakin dia nginep di rumah temannya" ucap Mario mencoba menenangkan sang istri.
"Semoga saja Pa, Mama beneran takut terjadi apa-apa sama Dara"
"Bukan hanya Mama, Papa juga takut. Dia putri kesayangan Papa"
"Atau jangan-jangan dia ke tempat Tama Pa ?" tiba-tiba saja terbersit pikiran seperti itu di kepala Syerli, menurutnya mungkin saja Dara pergi ke rumah sang kakak.
"Tidak mungkin Ma, kalau memang Dara pergi ke rumah Tama. pasti Tama akan langsung menghubungi kita"
Benar juga kata sang suami, Tama tidak mungkin membiarkan mereka berdua khawatir. Anak laki-laki nya itu begitu menyayangi kedua orang tuanya.
"Mama tenang dulu ! Dara sudah dewasa dia pasti tau mana yang baik dan yang buruk"
"Mama hanya takut Pa, apalagi jika mereka tau kalau Dara anak kita. Pasti di luar sana banyak musuh Papa dalam berbisnis"
Mario hanya terdiam, memang banyak sekali pesaing bisnisnya, tapi tentang kehidupan Dara belum banyak yang tau. Selama ini memang Mario merahasiakan nama lengkap Dara. Bahkan banyak yang belum mengetahui kalau Dara adalah anak kandung Mario.
"Apa kita lapor polisi saja Pa ?" usul sang istri
********
Sementara itu setelah menidurkan Neysa, Dara langsung menuju kamarnya. Ia ingin istirahat untuk menyegarkan tubuhnya yang terasa lelah. Baru sehari ia bekerja sebagai pengasuh tapi rasa lelahnya sudah sangat besar.
Sementara di kamar sebelah, Kenzo belum mengantuk. Ia duduk selunjuran di atas kasur empuknya. Menatap foto sang istri yang berada di pangkuan nya.
Setiap malam memang begitu, jika ia lelah dan sulit tertidur Kenzo akan melakukan semua ini. Bayangan saat Allisya kesaktian ketika melahirkan Neysa kembali terlintas.
Mungkin jika waktu itu ia cepat mengambil tindakan operasi, nyawa Allisya pasti akan tertolong. Itulah yang Kenzo sesalkan. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena kepergian Allisya.
"Hari ini ada wanita yang menjadi pengasuh anak kita sayang, maaf bukan mas ingin dia melupakan kamu, tapi mas melakukan ini karena mas kasihan sama Mama" gumam Kenzo
"Orangnya baik kok, kata Mama tapi"
Ia terkekeh pelan, setelah mengatakan hal itu.
"Kamu tenang saja, mas tidak akan jatuh cinta sama dia. Karena cinta mas hanya untuk kamu seorang"
Lama kelamaan mata Kenzo mulai terpejam, foto sang istri menempel di dadanya. Tidak berapa lama Kenzo terlelap dan menuju alam mimpi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
jg bilang gitu kenzo ntar jatuh cinta sama dara
2025-01-18
0
Rasti Rasti
ramaikan Kaka "LENTERA"
2023-03-11
0
Bilqis Wulandari
lanjut
2023-01-11
0