Permintaan Mama

"Oh begitu, baiklah besok kita ketemuan"

Dara mengangguk, setelah itu Ningrum pamit namun dengan sopan Dara menjabat tangan Ningrum. Disana Ningrum kembali di buat tak percaya kalau Dara dari kampung. 

"Kulitnya lembut sekali, apa dia benar-benar dari kampung" batin Ningrum

"Hati-hati Bu" 

"Iya, sampai ketemu besok ya"

Dara melambaikan tangannya saat mobil yang di tumpangi Ningrum melaju.

"Aku harus cari tempat tinggal berarti, semoga saja besok ibu itu benar-benar memberiku pekerjaan. Tidak apa-apa walau jadi baby sister karena dengan begitu Papa tidak akan bisa menemukan aku" gumam Dara

"Oh astaga aku lupa menanyakan siapa nama ibu itu, bagaimana ya"

Benar memang walau sudah mengobrol cukup lama baik Ningrum maupun Dara tak ada yang menyebutkan nama, mereka terlalu asik membahas yang lain sehingga tak sempat berkenalan. Lucu memang entah bagaimana besok keduanya bertemu.

Dara berjalan dengan pelan menyusuri trotoar. Ia masuk kejalan jecil saat ada plang yang menyatakan kalau ada kos-kosan.

"Nah itu dia" katanya dengan tersenyum.

Segera Dara mendekat dan bertemu dengan ibu-ibu pemilik kosan.

"Mau cari apa ?" tanya ibu itu dengan ketus.

"Saya mau cari kos bu, apa masih ada"

Mendengar hal itu Bu Yuli langsung tersenyum senang, berbeda saat tadi Dara datang.

"Oh masih ada, silahkan di lihat dulu"

Sangat berbeda dengan rumah yang sering ia tempati, bahkan ukuran sepetak kamar kos ini hampir sebanding dengan kamarnya sendiri, sementara ini harus di bagi menjadi 3 ruangan.

"Ada kamar mandi di dalam, Free air sama listrik" Bu Yuli mulai memperkenalkan kos-kosan miliknya.

"Dapat kasur sama lemari juga" sambung Bu Yuli.

Dara langsung menatap sebuah kasur busa yang sudah sangat kempes, warnanya yang sudah hitam mungkin sudah banyak yang meniduri membuat Dara sedikit jijik, tapi tak ada pilihan lain ia harus tinggal di sini untuk sementara.

"Berapa sebulan nya Bu ?" tanya Dara

"Murah, 650 saja" jawab Bu Yuli.

Dara lantas mengeluarkan uang sejumlah yang Bu Yuli katakan, kemudian menyerahkan uang itu pada Bu Yuli.

"Yang betah ya Neng disini, saya mau pergi dulu" ucap Bu Yuli dengan senang.

"Hehe, iya bu"

Setelah kepergian Bu Yuli, Dara mendesah frustasi.Ia berjalan mengambil sapu yang terletak di sudut ruangan , kemudian mulai membersihkan ruangan itu.

"Setelah ini aku harus mencari pakaian untuk ganti, tidak mungkin aku terus memakai pakaian ini" 

"Uhhhuuuukkk" .

"Debunya banyak banget, apa gak pernah di sapu kali ya"

"Astaga, ini kasurnya tidak layak di sebut busa lagi. Ini udah kek tikar yang tipis" ucap Dara meneliti kasur tersebut, dan sayangnya nanti malam ia harus tidur di atasnya.

"Tadi aku bawa uang berapa ya"

Setelah selesai membersihkan kosan itu, Dara menghitung jumlah uang yang ia bawa. Dan sisahnya masih 1 juta 500 ribu. Dara tersenyum dengan uang itu cukup untuk membeli beberapa lembar pakaian dan makanan sebelum menerima keputusan Ningrum.

Dalam hal ini Dara berharap Ningrum akan menerimanya, supaya ia tak perlu bingung dengan tempat tinggal dan juga makan. Karena otomatis semua keperluannya akan di tanggung oleh Ningrum

🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Sementara itu di rumah berulang kali Syerli mengetok pintu kamar Dara, namun tak kunjung di buka membuat Syerli akhirnya membukanya dengan pelan.

"Dara sayang, kamu dimana nak ?"

"Mama masuk ya !"

Syerli memasuki kamar anaknya, ia menyusuri kamar mewah itu. Akan tetapi Dara tidak ada bahkan di kamar mandi pun tidak ada.

"Dara kemana ya, bukannya tadi gak akan kerja hari ini ?"

"Apa jangan-jangan dia kabur karena marah dengan Papanya"

Perasaan Syerli mulai panik, ia lantas keluar dan memanggil sang suami.

"Pa....." teriak Syerli menggema.

Mario sedikit berlari mendengar teriakan sang istri "Ada apa sih Ma, kenapa teriak-teriak ?" tanya Mario heran.

"Dara gak ada dikamarnya Pa, Mama takut Dara kabur"

Mario mengecek kamar putrinya "paling ya cuman keluar sebentar Ma, lagian dia mau kemana ? Kalau pun mau kabur pasti keluar negeri ketempat Tama"

"Tapi perasaan Mama gak enak Pa, Mama takut Dara marah karena kita terus memaksanya menikah dengan Rendi"

"Pikiran Mama sudah terlalu jauh, udah tenang aja nanti malam kalau dia gak pulang baru kita cari"

Mario meninggalkan Syerli yang masih berdiri di depan kamar Dara, ia benar-benar khawatir kalau Dara akan kabur. 

"Semoga kamu hanya keluar sebentar Nak, Maafkan Mama dan Papa yang selalu membuatmu marah"gumam Syerli yang kembali menutup pintu kamar dan beranjak pergi dari sana.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

"Astaga aku lupa menanyakan siapa nama gadis itu" gumam Ningrum setelah tiba di rumahnya.

"Kira-kira Kenzo setuju gak ya kalau aku ingin mencarikan baby sister untuk Neysa" 

Ningrum diam dengan mata lurus kedepan,  ia masih terbayang dengan wajah cantik Dara entahlah baru jumpa pertama tapi Ningrum sudah sangat menyukai Dara.

Karena tak ingin menunggu terlalu lama, Ningrum akhirnya menelpon sang anak yang sedang berada di kantor. Tak cukup waktu lama panggilan sudah terhubung.

"Iya Ma ada apa ?"  tanya Kenzo

"Assalamualaikum dulu, kebiasaan langsung ngerocos begitu saja" omel Ningrum

"Hehe, iya... Assalamualaikum Mama ku sayang, ada apa ya ?"

"Waalaikumsalam. Ada yang mau Mama bicarakan"

"Ada apa ya Ma, gak bisa ya nunggu Kenzo pulang saja ?"

"Gak bisa, ini masalah serius"

"Apa perlu Kenzo pulang ?"

"Tidak perlu, kau cukup dengarkan apa yang mama ceritakan"

"Begitu, ya sudah ceritalah Ma"

Ningrum langsung menceritakan pertemuannya dengan Dara, bahkan sifat dan tutur kata Dara tak luput ia ceritakan. Mungkin saja disana Kenzo kebingungan kenapa sang Mama bercerita seperti ini.

"Terus hubungannya dengan Kenzo apa Ma ?" tanya Kenzo

"Mama mau memperkerjakan dia sebagai pengasuh anakmu, kamu setujukan ?"

Tak ada lagi jawaban dari Kenzo, karena sekarang laki-laki itu terdiam membisu hanya ada suara nafas yang terdengar.

"Kenzo, kamu dengarkan Mama kan ?"

"Iya Ma Kenzo dengar"

"Lalu apa keputusanmu ?"

"Nanti saja bahas ini ya Ma, soalnya Kenzo sedang banyak kerjaan"

"Baiklah, mama tunggu di rumah"

Tak berapa lama panggilan terputus, Ningrum sudah tak sabar menunggu kepulangan Ningrum dan membawa Dara kerumahnya. Entahlah apa yang ia lihat dari wanita itu yang jelas Resti sangat menyukai Dara.

"Semoga saja Kenzo menyetujui kalau aku memperkejakan gadis itu"

Ningrum beranjak dari tempatnya duduk, lalu memasuki kamar cucunya, ia melihat Neysa cucunya sedang tidur siang membuat Ningrum tersenyum senang.

"Kalau saja Mama kalian masih ada, Nenek gak mungkin mencarikan kalian baby sister" gumam Ningrum lirih..

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

💪💪💪

2023-03-12

0

@Ani Nur Meilan

@Ani Nur Meilan

Semoga Kenzo setuju Dara jadi Baby Sister nya Nesya..

2022-10-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!