Bab 04
Hari itu Ningrum langsung mencari keberadaan Dara, mengunjungi sebuah warung dimana ia bertemu dengan Dara kemaren.
"Kita mau kemana Nek ?" Tanya Neysa
"Cari kakak cantik yang kemaren, Ney mau kan ?"
Anak kecil itu mengangguk mantap, bibirnya menyunggingkan senyum yang manis.
Setiba di warung makan itu, Ningrum menunggu, barang kali Ada akan segera datang. Tapi setelah satu jam berada disana Dara tak kunjung datang juga.
"Nenek Ayo pulang" ajak Neysa, mungkin ia sudah mulai bosan dan merasa kepanasan.
"Iya sayang sebentar lagi ya nak"
Tapi Neysa terus merengek, menarik tangan Ningrum agar segera masuk mobil lagi.
Ningrum akhirnya pasrah, ibu pemilik warung pun tidak mengetahui saat di tanya dimana keberadaan Dara. Langkahnya lemas menuju mobil, padahal Ningrum sangat berharap ia bertemu dengan Dara hari itu.
Tapi baru selangka kakinya masuk ke mobil, terdengar suara Dara memanggil, secepat kilat Ningrum menoleh.
"Tante nyariin aku ya ?" Tanya Dara langsung saat dirinya sudah berdiri di hadapan Ningrum.
"Kok kamu tau ?"
"Hehe, Dara hanya menebak aja Tan"
Ningrum ikut tersenyum. "Tante memang nyariin kamu nak, Tante mau menyampaikan soal pekerjaan kemaren"
"Oh ya ? Bagaimana keputusan anak Tante ? Apa dia setuju kalau aku bekerja di rumah Tante ?"
"Alhamdulillah anak Tante setuju, jadi hari ini kamu ikut Tante ke rumah"
Senyum Dara langsung mengembang, ia bahagia mendengar semua itu, walau tak punya pengalaman sedikitpun dalam bekerja sebagai pengasuh tapi Dara yakin dia bisa melakukan nya.
Menurut Dara mengurus anak kecil seperti Neysa bukanlah hal yang sulit, apalagi saat pertama kali bertemu Neysa sudah timbul rasa sayang.
"Kamu kos dimana nak ?" Tanya Ningrum.
"Saya kos di belakang Tante, lewat gang kecil itu"
"Oh" Ningrum mengangguk kemudian kembali berkata "Tante lupa, nama kamu siapa nak ?"
"Aldara Tante, sering di panggil Dara"
"Nama yang bagus"
"Terima kasih Tan"
"Ya sudah kamu pulang dulu, ambil pakaian kamu ! Tante tunggu di mobil"
"Baik Tante, tunggu sebentar, Dara janji gak bakalan lama"
Ningrum mengangguk sebagai jawaban, ia menatap kepergian Dara sampai wanita cantik itu menghilang dari pandangan.
********
Rumah kontrakan yang baru saja ia tempati harus ia tinggalkan saat ini juga. Tapi menurut Dara itu adalah hal baik, dengan dirinya bekerja sebagai pengasuh di rumah seseorang, maka kedua orang tuanya tidak akan menemukan dirinya.
Selesai memasukan pakaian nya kedalam tas, Dara langsung keluar, ia mengunci pintu kos-kosan lalu menuju rumah Bu Yuli sang pemilik kosan.
"Eh nak Dara, ada apa ?" Tanya Bu Yuli ramah.
"Saya mau mengembalikan kunci kosan Bu" jawab Dara.
"Lah kenapa ? Bukan nya baru di tempati kemaren ?"
"Iya Bu, saya sudah dapat pekerjaan. Tapi saya harus tinggal di rumah majikan saya makanya kosan nya saya tinggal"
"Kerja apa nak ?"
"Pengasuh Bu"
"Sayang sekali, padahal kamu itu cantik loh, kenapa gak kerja di mall saja, gaji nya juga lebih besar"
Dara tersenyum, menurutnya pekerjaan ini jauh lebih baik dari pada yang lain. Ia juga sebenarnya bukan sungguh-sungguh mencari kerja, ia melakukan semua ini supaya terhindar dari perjodohan yang kedua orang tuanya buat.
Tak ingin menanggapi ucapan Bu Yuli lagi, Dara langsung berpamitan. Tapi baru dua langkah kakinya berjalan, Bu Yuli kembali memanggil .
"Saya tidak bisa mengembalikan uang kosan kamu nak, karena memang itu sudah menjadi aturan disini. Tapi kosan yang kamu sewa akan ibu biarkan kosong sampai masa sewanya habis, jadi kalau sewaktu-waktu kamu mau kembali bisa saja" jelas Bu Yuli.
"Tidak apa-apa Bu, aku juga tidak menanyakan masalah uang kosan. Kalau ada yang mau menyewa biarkan saja Bu, saya juga kan ada tempat tinggal"
Bu Yuli terdiam, merasa tidak enak hati dengan Dara, apalagi Dara baru saja menghuni kosan nya kemaren. Tapi dirinya bisa apa, memang peraturan di kosan dia begitu, uang tidak akan dikembalikan walau sewa kosan belum habis.
Dara pergi, meninggalkan Bu Yuli. Menuju dimana Ningrum berada.
"Maaf Bu lama, soalnya tadi pamitan dulu sama ibu kos" ucap Dara.
"Tidak apa-apa, ayo masuk !"
Dara menurut, ia memasuki mobil tersebut. Ada rasa rindu pada mobil kesayangannya yang baru saja ia beli seminggu yang lalu. Mungkin sekarang ia akan jarang menaiki kendaraan beroda empat itu.
Sepanjang perjalan Dara mulai mendekatkan diri pada Neysa, mengajak anak perempuan itu bercanda dan juga bernyanyi. Tampak Neysa tersenyum senang membuat Ningrum juga merasa bahagia.
Setiba di rumah, Ningrum langsung membawa Dara masuk.
"Sekarang anak ibu masih bekerja, nanti sore baru pulang" kata Ningrum.
"Nanti kamar kamu berada di samping kamar Neysa ya ! Biar kalau ada apa-apa kamu bisa tau" sambung Ningrum lagi.
Dara mendengarkan semuanya, tak ada yang ingin ia tanyakan, karena menurutnya semuanya yang Ningrum jelaskan mudah dipahami.
******
Hari sudah menjelang sore, setelah memandikan Neysa, Dara mengajak nya bermain. Terdengar suara tawa Neysa dengan lantang membuat Ningrum yang saat itu sedang memasak untuk makan malam tersenyum.
Tidak berapa lama Kenzo datang, laki-laki itu tampak terkejut melihat kehadiran seorang wanita yang menurutnya masih sangat muda.
"Papa" teriak Neysa saat mengetahui kehadiran Kenzo.
"Hei sayang nya Papa, lagi main apa sayang ?"
"Main boneka sama kakak cantik Pa"
"Kakak cantik ?" Kening Kenzo mengkerut, seolah ucapan sang anak begitu asing di telinga nya.
"Iya kakak cantik, tuh orangnya" Neysa kembali menjawab, hari telunjuknya menunjuk kearah Dara yang sedang membereskan mainan Neysa.
"Apa dia wanita yang Mama katakan ?" Batin Kenzo penuh tanda tanya.
"Nama Kakak nya siapa nak ?" Tanya Kenzo lagi
"Tidak tau Pa, tanya sama nenek"
Kenzo tersenyum, lalu mencium kedua pipi anaknya. Kemudian beranjak pergi untuk menemui sang Mama yang kini berada di dapur.
Saat berpapasan dengan Dara, laki-laki itu tak menyapa sedikitpun. Ia terus berjalan dan membiarkan Dara membereskan mainan Neysa sendiri.
Setiba di dapur, Kenzo melihat Ningrum sedang mengiris bawang merah, ia segera mendekat.
"Apa wanita itu yang akan Mama pekerjakan ." Tanya Kenzo langsung.
"Iya, gimana kamu sudah kenalan kan ?"
"Ngapain kenalan Ma, dia kan pengasuh Neysa" balas Kenzo cepat "dia dari mana ? Asalnya dimana ?"
"Dia dari kampung Ken, merantau kejakarta untuk cari kerja makanya mama suruh dia jadi pengasuh Neysa"
"Mama yakin dia bisa jagain Ney dengan baik ? Kok aku ragu ya ma"
Ningrum menatap wajah anaknya dengan seksama, wajar memang kalau Kenzo merasa khawatir dan takut terjadi apa-apa pada Neysa.
"Buktinya anak kamu langsung suka sama Dara, itu berarti Dara baik orangnya. Ingat nak perasaan anak kecil itu sangat sensitif"
"Ah, Mama terlalu muda percaya sama orang. Pokoknya dalam sebulan ini aku akan terus mengawasi dia"
"Terserah kamu Ken"
"Oh ya nanti suruh dia keruangan aku ! Ada banyak hal yang ingin aku katakan sama dia"
"Hemmmm" Hanya itu jawaban Ningrum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Bilqis Wulandari
pasti tar jatuh cinta sama sama dara
2023-01-11
0
@Ani Nur Meilan
Hati2...ntar suka lho...
2022-10-23
3