8 Januari 2000.
04:00.
Dengan mata yang terasa kering, Arthur melihat arloji di pergelangan tangannya.
Semenjak kemarin siang saat pergi dari rumah sakit untuk bertemu Alexa, hingga saat ini, Arthur belum sempat kembali ke apartemennya.
Arthur tidak bisa memejamkan matanya, walaupun hanya sekejap.
Kasus kriminal yang harus dia tangani bersama Josh, membuatnya terpaksa harus bergadang.
Bukan hal baru bagi Arthur untuk bekerja lembur untuk menangkap penjahat, namun kali ini ada yang sedikit terasa berbeda bagi Arthur.
Konsentrasinya sering buyar, hingga membuatnya gagal berkomunikasi dengan Josh dan rekan satu tim, dan hampir menggagalkan pengintaian penyelundupan narkotika yang menjadi target operasinya.
"Sepertinya ada yang mengganggu pikiranmu. Sejak kemarin siang, aku melihatmu sering teralihkan," celetuk Josh.
Arthur menyesap sedikit cairan kopi dari cangkir berbahan kertas tebal tahan panas, lalu meletakkan cangkir itu di sela jok.
"Mark William. Kamu mengetahui sesuatu tentangnya?" tanya Arthur.
Josh mengerutkan alisnya dalam-dalam, sambil memegang dagunya dengan sebelah tangan, tampak sedang berpikir sesuatu.
"Umm ... Maksudmu, anak bungsu dari pemilik Willing Grup?" Josh balik bertanya.
"Iya. Sebelum kamu berpartner denganku, kamu dulu pernah beberapa kali menerima kasus yang berkaitan dengannya, bukan?" Arthur kembali bertanya.
"Umm ... Iya. Kenapa kamu tiba-tiba tertarik dengannya?" ujar Josh yang tampak heran.
"Selama aku berpartner denganmu, kita juga pernah beberapa kali ditawarkan untuk menangani kasus yang berhubungan dengannya. Tapi, kamu selalu menolaknya," lanjut Josh sebelum Arthur menjawab pertanyaannya.
"Ketika kamu bertemu dengannya, bagaimana tanggapan mu tentang orang itu?" tanya Arthur.
"Anak yang manja. Sikapnya yang tidak menghargai orang lain dan bertindak sesukanya, cukup menjengkelkan. Tapi, kita tidak bisa menyalahkannya....
... Dia memang terlahir dengan 'sendok emas di mulutnya'. Jadi, tentu saja hal itu tidaklah mengherankan, bukan?!" sahut Josh.
"Kenapa dia tidak pernah ditahan, untuk semua laporan yang pernah dituduhkan kepadanya?" tanya Arthur.
"Willing Grup. Tentu saja perusahan raksasa itu akan meng-cover tindakannya, hingga dia tidak bisa ditahan....
... Kasus yang berkaitan dengannya, selalu saja berakhir dengan orang yang melaporkan kelakuan buruknya akan mencabut kembali laporannya, setelah ada campur tangan dari pihak perusahan itu," jawab Josh dengan raut wajah tidak senang.
Arthur menyimak perkataan Josh dengan seksama, sambil memikirkannya baik-baik.
"Ada apa?" tanya Josh.
"Umm...." Arthur hanya bergumam.
"Sebaiknya, kamu jangan sampai terlibat dengan orang itu," sambung Josh, yang seakan-akan mengetahui sesuatu yang sedang dipikirkan oleh Arthur.
***
07:00.
Tanpa kembali ke apartemennya, Arthur yang masih bersama Josh, memilih untuk kembali ke kantor polisi.
"Aku akan ke ruangan penyimpanan berkas, kalau-kalau kamu nanti membutuhkanku!" ujar Arthur.
Lantas, tanpa menunggu tanggapan dari Josh, Arthur segera bergegas menuju ke salah satu ruangan di gedung tempatnya bekerja itu, meninggalkan Josh yang melangkah masuk ke dalam ruang kerja mereka.
"Tolong, kumpulkan semua salinan data dari berkas laporan yang ada sangkut pautnya dengan Mark William!" kata Arthur kepada petugas yang berjaga di ruangan khusus itu.
"Halo detektif! Apa ada surat pengantar?" tanya orang itu, tampak tetap duduk di kursinya.
"Aku hanya akan melihatnya di sini," jawab Arthur.
"Oh! Okay!" Petugas yang berjaga di ruangan itu kemudian berdiri dari tempat duduknya, lalu berbalik dan hampir saja berjalan pergi.
Namun tiba-tiba langkahnya tertahan, dan berbalik melihat ke arah Arthur.
"Melihat dari file di komputer, akan lebih efisien waktu dan tenaga," ujar orang itu. "Atau tetap mau melihat berkas fisik?"
"Umm ... Aku lihat di komputer saja," sahut Arthur.
Petugas itu kemudian kembali duduk di kursi kerjanya, lalu menyalakan laptop dan mengetikan sesuatu di sana, dan mengarahkan layar laptop kepada Arthur.
"Mark William ... Ini!"
Arthur lantas melihat layar laptop, sementara petugas tadi sibuk dengan pekerjaannya di depan layar komputer yang berbeda.
'Perjudian.'
'Kekerasan.'
'Penipuan.'
Kasus demi kasus tentang Mark William yang masuk dalam data laporan, cukup panjang daftarnya, hingga memakan waktu cukup lama bagi Arthur, untuk membaca satu persatu berkas-berkas laporan itu.
Dari semua laporan yang tampak berulang, dengan pelapor yang berbeda-beda, ada satu yang menarik perhatian Arthur.
Berkas itu masuk dalam klasifikasi rahasia, hingga Arthur tidak bisa membuka untuk memeriksanya.
Arthur kemudian memutar layar laptop, agar bisa dilihat oleh petugas penjaga berkas di situ.
"Apa kamu bisa membukanya? File yang ini terkunci dengan sandi," kata Arthur, sambil menunjuk dengan jari telunjuknya.
"Umm ... Maaf, detektif! Tapi, itu hanya bisa dibuka oleh Chief saja," sahut petugas jaga itu.
Arthur menjadi penasaran dengan apa yang disembunyikan di dalam berkas itu, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Baiklah! Terima kasih!" ucap Arthur sambil berdiri dari tempat duduknya. "Aku sudah cukup memeriksanya."
Arthur kemudian bergegas pergi, kembali ke ruang kerjanya.
Di dalam ruang kerjanya itu, terlihat Josh sedang berbaring di sofa, dan tampaknya sudah tertidur pulas.
Arthur yang juga sama mengantuknya, memilih untuk duduk bersandar di kursi kerjanya, sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja kerja.
***
Entah berapa lama dia tertidur, hingga guncangan di bahunya, membangunkan Arthur secara mendadak.
Ketika Arthur membuka matanya, Josh tampak berdiri di sampingnya, sambil menatapnya.
"Ayo kita pergi! Ada pergerakan," ujar Josh, lalu berjalan keluar dari ruangan itu lebih dulu.
Arthur segera menyusul Josh, dan mendapati kalau Josh sudah masuk ke dalam mobil, tampak siap dan tinggal menunggu kedatangan Arthur.
"Biar aku yang menyetir!" ujar Josh, yang lantas memacu kecepatan mobilnya di jalanan.
"Apa kamu tahu, kasus apa saja yang pernah dilaporkan tentang Mark William?" tanya Arthur yang masih penasaran.
"Ada satu berkas yang tidak bisa dilihat. Chief menguncinya...." lanjut Arthur.
"Arthur! Apa kamu mau membicarakannya? Ada apa sebenarnya?" tanya Josh yang tampak terganggu.
"Umm...." Arthur merasa ragu untuk menceritakannya kepada Josh.
Arthur tahu dengan baik, bagaimana karakteristik dari Josh temannya itu. Kemungkinan besar, Josh akan jadi uring-uringan, padahal Arthur hanya ingin sekadar tahu saja.
"Arthur! Katakan ada apa? Tidak mungkin tiba-tiba saja kamu terpikir tentang orang itu," ujar Josh tampak sangat memaksa.
Arthur akhirnya berpura-pura masih sangat mengantuk, dan mengatur posisi untuk tidur di dalam mobil itu
"Geez! Kamu benar-benar mencurigakan," lanjut Josh kesal.
Setibanya mereka di area pengintaian, Josh yang memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, berjejer dengan beberapa kendaraan lain yang terparkir di situ, kemudian kembali berkata,
"Kita sudah saling mengenal cukup lama."
Kelihatannya, Josh memang tidak mau menyerah untuk mencari tahu ada apa dengan Arthur, meskipun Arthur sekarang ini sedang berpura-pura tidur.
"Hufftt!" Arthur mendengus pelan.
"Alexa William ... Aku mencari informasi tentang Mark William, karena dia—Alexa—membuatku merasa penasaran." Arthur akhirnya mau mengatakannya kepada Josh.
"Alexa William, katamu ...?" Josh tampak mengerutkan alisnya seolah-olah sedang memikirkan sesuatu. "Istri dari Mark William ...? Apa hubunganmu dengan wanita itu?" lanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
$uRa
sedikit mulai paham tor..soalnya tak baca ulang...kerenn..lanjutkan....
2022-10-31
0
$uRa
belum paham nehh
2022-10-30
2