Siang ini rencananya aku dan Bestie akan pergi ke tokoh buku mencapai referensi tugas. Kami juga sekalian mengajak Noval karena kami masih mempelajari teori yang sama di tahun pertama sekolah meski Noval berada di kelas yang berbeda dengan kami. Sebelumnya aku berencana ke perpustakaan untuk meminjam contoh buku yang akan kami beli. Sebenarnya di perpustakaan sudah ada buku yang kami cari, hanya saja persediaannya sedikit dan juga banyak membutuhkan buku-buku tersebut. Dari pada saling tunggu lebih baik beli untuk jadi milik sendiri dan bisa digunakan kapanpun dibutuhkan.
"Bes, mau ikut ke perpus?" Tanyaku ke Bestie yang sedang serius bercerita dengan teman di sampingnya. "nggak de, kamu saja ya. Kaki ku pegal kalau jalan terus" Jawabnya sambil cengiran.
"Itu ma cuma alasan kamu doang, bilang saja kamu malas"
"Eh itu kamu tahu. Aku memang lagi malas Angel" Kamu saja ya"
"baiklah" jawabku dan berjalan keluar kelas. Saat menuju perpustakaan, ada beberapa siswa yang masih saja menggodaku dan mengira aku adalah pacar Kakak Martin. Aku hanya menanggapi dengan senyum dan terus berjalan. Tak sengaja aku justru berpapasan dengan orang yang dimaksud tadi.
"Angel, mau kemana?" Tanya kak Martin yang membuat langkah ku mendadak berhenti.
"Hai kak. Aku mau ke perpustakaan, mau pinjam buku" jawabku seadanya.
"Sama dong, Saya juga mau ke sana. bareng saja yuk" Ajaknya padaku.
"Yuk kak" aku dan Kakak Martin menuju perpustakaan yang letaknya di tengah-tengah gedung sekolah.
"Oh, iya kamu sudah mendaftar peserta baru mading sekolah? Sudah mulai di buka dari kemarin. Kakak berharap kamu ikut ya. Puisi kamu kemarin keren lho, sepertinya kamu cocok kalau gabung ke tim Mading" terang kak Martin.
"Boleh kak. Aku akan mendaftar nanti, ya sepulang sekolah. Tempat pendaftaran di serbaguna kan?" balasku menyetujui ajakan Kak Martin. Karena memang dasarnya aku suka menulis.
"Iya, di sana. Bagus de, kalau kamu mau gabung" BTW kamu ke perpus mau mencari buku apa?" Mungkin nanti bisa kakak bantu cari" Tanya kak Martin lagi.
"Buku sejarah Indonesia kak. Kebetulan ada tugas. Jadi aku berniat mau beli buku, tapi mau lihat dulu contoh buku aslinya. Takutnya salah beli" Jelasku.
Saat Hendak masuk ke perpustakaan, tiba-tiba Kak Melvin muncul dan memanggil Kak Martin, katanya ada urusan penting tentang pertandingan futsal siang ini. Oh iya, Melvin, Martin, Matthew dan Laras adalah sekawan. Mereka juga berada di kelas yang sama karena jurusan mereka pun sama, yaitu Jurusan IPS. mereka berada di kelas XII IPS 2 yang aku dengar dari desas desus siswa di sekolah mengatakan kelas itu kumpulan siswa nakal, berandal dan suka melawan guru, tapi tampang mereka bisa membuat lawan jenis pingsan saat menatap.
Setelah bertanya kepada petugas, aku menuju rak buku yang aku cari. Tapi sialnya letak buku sejarah berada di rak paling atas. Meski aku terbilang cukup tinggi, tetap saja , masih perlu usaha untuk mendapatkan buku tersebut. Aku berjinjit sambil satu tangan menahan dan memegang pada sisi lain. Tetap saja masih susah. Aku bahkan sampai keringatan.
"Ini kenapa disimpan jauh banget sih. Kan susah ngambilnya" kesalku sambil terus berjinjit. Karena tidak seimbang aku hampir saja terjatuh kalau tidak ada sepasang tangan yang sigap menahan badanku. Aku kaget tapi juga bersyukur karena tidak benar-benar sampai jatuh.
"Dasar ceroboh. Kamu kan bisa minta bantuan petugas untuk mengambil bukunya. Sudah tahu pendek malah maksa diri" tutur orang yang menolong ku barusan. Tapi, Tunggu. sepertinya aku kenal suara ini. Lalu aku segera berbalik badan langsung menghadapnya. Betapa aku langsung terpaku saat menyadari Kak Matthew yang menolong ku. Mata ini, kenapa lagi-lagi membuat jantungku berpacu kuat, tatapannya sangat dalam dan tegas. Sekarang aku merasa muka hingga telinga ku memerah, aku malu dan gugup. Aku menyakini tidak ada yang mampu bertahan ditatap seperti itu. Dia adalah gambaran laki-laki tanpa cacat, cela dan noda dari segi fisik. Begitu sempurna. Aku segera sadar bahwa posisi ini karena sangat tidak menguntungkan untukku. Tangannya masih memegang dua sisi pinggang ku.
"Maaf kak, dan terima kasih" jawabku singkat dan berusaha melepaskan pegangan tanganya. Sudah pasti aku gugup dan tersipu. Terus ditatap seperti itu rasanya aku tidak sanggup lagi.
"Ini, mau ambil yang ini kan" ujarnya sembari memberikan buku yang tadi hendak ku ambil.
" Iya. Terima ka.."
"Sayang kamu di sini. Aku cariin padahal kamu sama...oh hai, kamu pengagum rahasinya martin kan?" belum selesai aku bicara mendadak kak Laras muncul. Dia bahkan mengira aku penggemarnya kak Martin. Padahal aku hanya merasa biasa saja terhadapnya. Saat ingin merespon, justru aku semakin kaget dengan dua orang di depanku yang entah sejak kapan malah berciuman bahkan mereka memejam mata seolah menikmati tautan bibir yang perlahan bunyi belitan bibir dan lidah mereka mulai terdengar. Perasaan ku mendadak kalut dan sesak, aku entah kenapa sangat sedih. Dengan sekuat tenaga aku memutar langkah menuju petugas perpustakaan untuk mendaftar peminjaman buku. Dan aku juga terus bertanya-tanya, kenapa aku harus kesal melihat mereka. bukankah mereka sepasang kekasih yang sedang menikmati manisnya asmara. Tetap saja rasanya dadaku sesak, aku butuh pasokan oksigen yang banyak. Setiba di kelas, aku mendapati Bestie yang sedang berdebat dengan Noval yang entah sejak kapan berada di kelas kami.
"Little Rabit, kamu kenapa tegang begitu" Noval melihat ku sembari mengerutkan dahi.
"Nggak apa-apa, kok Val" kamu ngapain di kelas kita? Kangen ya kamu sama si Bestie, sampai segitu rajinnya mengunjungi kelas kami" jawabku sambil sedikit menggoda mereka.
"Najis banget kalau kangen sama dia" ujar Bestie dengan kesal.
"Memangnya kamu pikir aku juga kangen sama kamu? cihhh.. kurang kerjaan banget" balas Noval tak kala kesal. Aku hanya terkekeh melihatnya. Rupanya perdebatan mereka membuat aku sedikit melupakan kejadian tadi.
"Sudah jangan saling kesal dan benci gitu, nanti malah saling cinta sungguhan. Kalau aku kan enak, nunggu traktiran". Aku menjawab mereka namun tetap ada sedikit godaan. Mereka kompak menatapku dengan horor yang hanya ku balas dengan terkikik geli. Mereka ini sangat lucu kalau lagi berbebat. Benar-benar mirip Tom dan Jerry.
"Bes, nanti daftar ekrakurikuler Mading yuk, ke serbaguna. Tadi Kak Martin yang infoin" aku mengajak Bestie barangkali dia mau ikut.
"Cie yang di ajakin kak Martin. Kamu demen ya Angel sama dia? Kalau aku nggak ikut ah. Malas. Lagian aku juga nggak mau jadi obat nyamuk nantinya" sekarang Bestie malah membalas meledekku.
"Little rabit kamu beneran suka sama si Martin itu. Kok aku sakit hati ya, aduh jangan ya beibe, aku tidak kuat mendengarnya" ucap Noval mendrama.
"Apaan sih kalian berdua. Aku kan mau ikut kegiatan Mading. Bukan karena ada kak Martin. Lagian siapa yang suka sama dia" jawabku kesal.
"Cie, ngambek" mereka malah semakin kompak meledek ku. Aku memasang muka cemberut, bahkan bibirku sudah monyong lima senti.
"Ulu Ulu, jangan marah ya kelinci kecil. Kami hanya bercanda kok" ujar besti dengan senyum jahilnya. Aku yang memang nggak bisa marah pun langsung tersenyum. Setelahnya Noval dan bestie berjanji akan menemani aku ke Serbaguna sekolah untuk mendaftar kegiatan mading meskipun mereka berdua tidak ikut mendaftar. Saat jam makan siang kami memutuskan untuk makan di kelas saja dengan si noval yang entah kenapa malah manja minta disuapi oleh Bestie. Bestie sendiri tidak menolak. Aku diam-diam mengambil ponsel dan memotret moment ini barang kali akan menjadi cerita suatu saat nanti.
Setelah mendaftar kegiatan Mading, aku dan Bestie akan menonton pertandingan Futsal antara kelas Noval dan kelas XII IPS 2. Pertandingan ini hanya sebagai seleksi bagi siswa baru yang akan dipilih untuk tergabung dalam club Futsal sekolah yang isinya pemain terbaik. Kelas XII IPS Dua merupakan tim futsal terbaik di SMA Jaya. Memasuki Lapangan terdengar sorakan dan dukungan penonton untuk tim yang akan bermain. Yang paling terdengar adalah sebutan nama Matthew. Sudah menjadi rahasia umum, sejak seminggu Aktif belajar, Kabar tentang kapten Futsal sekolah yang digilai semua siswa menjadi topik hangat. Tidak hanya jago di mengecoh lawan di arena tapi juga paras rupawannya membius setiap kaum hawa. Bahkan Kabar tentang dia yang suka gonta ganti pacar tidak dihiraukan oleh siswi di sekolah bahkan mereka malah berlomba untuk menjadi kekasih ke sekian dari seorang Matthew. Tiga M sekawan yaitu Melvin, Martin dan Matthew memang sangat rupawan, namun tetap saja aura Matthew tetap lebih menonjol. Apalagi sikap playboy yang sudah menjadi cirinya.
Aku dan Bestie langsung mencari tempat duduk begitu tiba di stadion mini sekolah. Sementara Noval langsung berlari ke timnya yang telah menunggu di lapangan.
"Hei, tadi sudah mendaftar" aku kaget mendengar pertanyaan Kak Martin yang entah sejak kapan sudah berada di depan aku dan Bestie.
"Sudah kak. Aku hanya menjawab singkat dan Melempar senyum sebagai bentuk kesopanan.
"Ya sudah, selamat menikmati pertandingan ini ya, saya karap kamu enjoy" Jawab kak Martin sembari mengusap kepalaku.
Rupanya aktivitas ini menjadi perhatian semua orang, hingga aku dan kak Martin kembali disoraki dan bahkan ada yang menjodohkan kami. Bestie pun tidak kalah heboh, dia justru semakin menggodaku, bahkan dia bilang nunggu traktiran karena sebentar lagi aku dan kak Martin akan pacaran. Aku mengabaikan sorakan itu, namun justru, tatapan dari tengah lapangan yang malah membuatku salah tingkah. Entah kenapa Kak Matthew memperhatikan aku dengan sangat intens. Aku segera membuang muka ke arah lain, apalagi aku mengingat ciuman panas kak Matthew dan kak Laras di perpustakaan, yang justru kini membuat aku kesal menatap wajahnya. Aku Berharap pertandingan ini berakhir dan aku segera pulang. Hingga akhirnya hasil akhir pertandingan futsal di menang kan oleh kelas XII IPS Dua dengan skor telak 8:4. Namun syukurnya, Noval terpilih sebagai salah satu pemain baru dalam Klub futsal sekolah. setelahnya kami pulang dengan membawa perasaan masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments