Setelah melewati drama MOS hari pertama, malamnya aku susah tidur. Sampai pindah ke kamar mama dengan alasan kangen tidur berdua dengannya. Mama hanya menyambut dengan senyum penuh keteduhan. Sepertinya mama mengetahui aku sedang tidak konsentrasi, bahasa tubuhku yang tidak bisa tenang sangat kentara.
"Kenapa nak? Ada yang kamu pikirkan, hem?" Perasaan sangat tenang kalau dalam keadaan seperti ini, dipeluk mama sambil disayang dan ditanyakan kabar sehari ini. Aku pun mulai menceritakan semua peristiwa yang terjadi di sekolah, termasuk hukuman membuat puisi dan yang lebih membuatku ragu untuk cerita adalah si pemilik dua bola mata yang entah siapa namanya, telah mencuri detak jantungku bahkan sambil bercerita sama mama, jantung ku rasanya masih saja bergetar seolah kami sedang bertatap muka. Dua Menit selesai bercerita, mama masih belum merespon, aku mulai khawatir mama akan marah. Tapi rupanya, mama malah menangis dan membuat aku sangat kaget dan mulai mengira, apakah ada yang salah dari yang aku ceritakan barusan? Sambil sesegukan dan suara yang parau mama memberi respon.
"Nak, kamu sudah besar dan dewasa ya rupanya, perasaan baru kemarin mama sama almarhum papa kamu menunggu kamu datang di antara kami. Nak, dengar, yang kamu rasakan itu adalah rasa tertarik dan suka terhadap lawan jenis, artinya, putri mama ini sudah mulai dewasa, perlahan mulai merasakan cinta. Ingat ya pesan mama, harus bisa jaga diri dari pergaulan. Mama hanya punya kamu sekarang dan kamu alasan mama untuk bertahan hingga sejauh ini, mama tidak melarang untuk kamu berpacaran. Tapi tetap harus bisa jaga diri ya nak". Mama memberi nasihat dengan segala perasaan yang tulus sangat tergambar dari suaranya yang halus dan tenang, meski sedang menangis. Sementara aku juga ikut menangis dan hanya bisa mengangguk kepala sambil membenamkan wajah dipelukannya. Akhirnya Malam kian larut seiring mimpi yang membawa tidur kami semakin nyenyak.
Paginya, saat bangun aku mendapati mama sedang menatapku namun masih tak melepaskan dekapannya.
"pagi nak, Yuk doa pagi dulu". Sapa mama dengan senyum mengembang. Aku menjawab dengan anggukan dan sambil mengecup pipi kirinya. Setelah berdoa, Aku dan mama menuju dapur, dia segera menyiapkan bahan dan perlengkapan membuat kue dan bumbu masakan di warung kami yang terletak di depan rumah sedangkan aku menyiapkan sarapan dengan membuat dua porsi nasi goreng dan omelet telur. Sudah menjadi kebiasaan lama kami berbagi tugas seperti ini, rasanya menyenangkan aku dapat belajar bagaimana sejatinya seorang perempuan melaksanakan tugas di dapur. Mama memberiku banyak pelajaran berharga dari segala usaha dan kesabarannya selama ini. Meskipun terkadang masih sering ku dengar fitnah dari tetangga untuk mama masih saja berlanjut. Mama sering kali dituduh sebagai wanita genit, diam-diam menggoda suami orang untuk menafkahi hidupnya. Sangat miris, sementara orang bahkan tidak tahu bagaimana mama harus berjuang melawan segala kesedihan, sakit dan kepahitannya selama ini. Berjuang sendiri tanpa sosok seorang suami namun tidak pernah menyerah hanya berpasrah pada sang kuasa. Dari situ aku menyadari bahwa aku pun harus bisa menjadi wanita kuat seperti mama saat aku dewasa nanti.
Hari ini di sekolah, Bestie dan Noval nampak saling bermusuhan dan sama-sama memasang wajah garang. Sejak pagi saling perang dingin lewat tatapan. Aku sebenarnya bingung tapi memilih mengabaikan, toh sudah biasa mereka seperti ini. Saat ada jeda kegiatan MOS untuk menikmati Snack, aku memilih untuk duduk di bawah sebuah pohon yang berada di samping perpustakaan. Aku mulai nampak berpikir, bagaimana kata yang harus ku tulis untuk kurangkai menjadi puisi, karena waktunya tinggal sehari lagi, MOS hanya dilakukan tiga hari saja, aku tidak mau kembali dihukum kalau puisinya belum jadi. Karena bingung aku melamun dan setelahnya entah sadar dan tidak aku mulai menulis puisi dengan judul
Bergetar...
bukan soal jarak yang jauh
atau benteng yang membatasi
tapi hatiku bergetar
saat pertama kali mata kita saling bertemu
ternyata kau yang membuka kunci hati dan pikiranku.
dan kini aku menemukan mu..
Apa kau juga bergetar...
Sesingkat itu, namun aku merasa puisi ini sudah sangat mewakili perasaanku saat ini. Aku menutup buku, sambil menutup mata aku menghirup udara dalam-dalam lalu melepaskannya dengan perlahan melalui mulut. Saat membuka mata aku langsung terlonjak kaget. Apa yang kudapati saat ini sangat membuat hatiku ketar ketir. Sejak kapan dia ada di depanku sambil berbaring, memejam mata di kursi taman hanya berjarak lima Langkah dari tempatku duduk. Apakah aku yang terlalu serius atau aku melamun sampai tidak menyadarinya. Aku tertegun, sepertinya dia memang sedang tertidur nyenyak, angin menabrak wajah dan rambutnya hingga beberapa helain rambut jatuh menutupi jidatnya, entah kenapa aku merasa atmosfer di sekitarku menjadi sejuk tapi aku mendadak kaku. Lagi-lagi aku terpesona. Apakah dia most wanted yang diceritakan orang pagi tadi saat berbaris. Sejak pagi, beberapa murid ramai berbincang si pria populer di sekolah yang digilai semua kaum hawa, dia nakal dan arogan, tapi rupanya, paras rupawannya justru mengalahkan semua sikap dan tindakan tanduk arogansinya.
"Hei little rabit, yuk masuk. Kamu ngapain bengong di situ, mau kesurupan"? panggil Noval membuyarkan lamunanku serta tatapan ku kini beralih ke noval yang memasang senyum tengilnya.
"aku kesurupan karena kamu setannya. Suka banget sih ngagetin orang" jawabku dengan kesal.
"Berisik"!! Ini bukan hutan, kalau mau debat cari kompetisi sana"! aku mendadak gugup, rupanya suaraku dan Noval sudah membangunkan si pangeran tidur. Sekarang dia menatapku dengan tajam, dan aku hanya bisa tertunduk. Dalam hati aku protes, kenapa cuma aku yang dilihat kayak gitu, kan Noval juga salah satu pelakunya. Tidak lama dia pergi dari sana dengan masih menguap, mungkin dia masih mengantuk. aku mendadak merasa kasihan.
"Cie rupanya tadi kamu melamun di sini karena si berandal itu ya? Tergoda kelinci kecil? Lihat kamu tersipu, hehehe". See, Noval sekarang malah meledekku, dari pada aku meladeni temanku yang Tengil ini, aku memutuskan ke kelas sebelum panitia menghukum ku lagi karena sudah terlambat balik ke ruangan MOS.
"Hei Little rabit, tunggu aku dong. Kok main tinggal saja, kan tadi aku ke sini manggil kamu". Aku justru terus berjalan sambil nutup telinga seolah tidak mau mendengar teriakan Noval. Noval yang merasa diabaikan segera berlari mengejarku. Hari kedua MOS, aku akhiri juga dengan pacuan jantung yang menggila. Apakah esok juga seperti ini? rasanya tidak sabar menanti hari esok. Ternyata mama benar, semakin kita beranjak dewasa, kita akan lebih tertarik dan merasa tertantang dengan situasi baru yang kita temukan. Dan ini salah satunya, saat aku bergetar menemukan cinta pertama ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
anonymous
nah loh nah loh panik ga tuh😂
2022-11-14
1