Kania berjalan dengan langkah anggun, di depannya sudah ada Liona yang tengah duduk dengan hidangan mahal yang tertata rapi di meja makan.
"Kau dari mana saja? Ibu sudah menunggu mu dari tadi."
"Aku baru dari rumah anak haram itu." Liona mengerutkan keningnya saat mendengar jawaban dari putrinya.
"Untuk apa kau datang ke sana? Ibu tidak ingin kau ketularan bakteri atau penyakit dari tempat kumuh itu."
"Aku hanya ingin melihat bagaimana menderitanya anak haram itu."
"Sudahlah jangan bahas anak itu lagi, membicarakannya membuatku teringat tentang p*lacur itu yang telah merebut dan menghancurkan rumah tangga ku." Liona menatap kesal, ekspresi kemarahan tidak bisa di sembunyikan dari wajahnya.
Kania pun langsung menyantap makanan restoran bintang lima yang telah di pesankan oleh Liona untuknya.
"Bagaimana pernikahanmu dengan Samuel?" Liona tiba-tiba membuka pembicaraan tentang hubungan putrinya dengan Samuel.
"Semuanya berjalan lancar, mungkin 2 bulan lagi kami akan menikah dan sekarang semuanya sedang di persiapkan dengan matang."
"Baguslah.."
Kania dan Liona makan makanan yang mahal dan juga mewah, gaya anggun dan aura orang kaya seakan terpancar dari tubuh mereka berdua.
Hingga seorang pria menghampiri Kania, dengan senyuman di wajahnya. Kania menyapa Samuel dan mempersilakannya untuk duduk di sampingnya.
"Kau datang ke sini?"
"Iya, aku sangat merindukanmu karena beberapa hari aku harus berada di luar kota untuk urusan bisnis keluarga." Samuel tersenyum dengan tangan yang menggenggam erat tangan Kania.
Liona yang melihat pemandangan di depannya merasa seperti seorang pengganggu. "Ibu pergi dulu yah." Liona tiba-tiba membereskan tas nya dan hendak pergi.
"Ibu mau kemana?" Samuel bertanya seraya berusaha untuk menghentikan Liona.
"Ibu tidak ingin mengganggu kalian berdua," Liona tersenyum dengan sebelah mata yang berkedip memberikan kode kepada Kania.
Setelah itu Liona langsung pergi meninggalkan Kania dan Samuel, "Bagaimana dengan pernikahan kita? Apa ibu sudah tahu?" Tanya Samuel dengan mata yang menatap lembut Kania.
"Iya ibu sudah tahu dan dia sangat bahagia mendengar berita ini."
"Syukurlah, aku sudah tidak sabar ingin menjadi suami mu." Bisik Samuel yang mulai merayu Kania dengan lembut.
"Emm.." Kania berusaha menahan gejolak hasrat seksualnya yang terus menggebu-gebu, tangan nakal Samuel mulai meraba-raba pinggang Kania.
"Sayang, di sini banyak orang." Bisik Kania dengan tangan yang menahan tangan Samuel agar tidak berbuat lebih jauh lagi.
"Jadi mau kapan? Aku sudah berhari-hari tidak mendapatkan jatah harian ku." Samuel merengek seperti anak kecil yang menginginkan sesuatu.
"Baiklah, jika kau menginginkannya sekarang. Aku akan memberikannya," Jawab Kania dengan tangan yang membelai wajah.
*
*
*
Adelia kini tengah duduk dengan mata yang menatap ke arah Haris, pria itu tengah tertidur lelap dan sepertinya dia sangat lelah.
Tok.. Tok.. Tok..
Terdengar suara ketukan di pintu rumah Adelia, dengan rasa penasaran Adelia langsung keluar dan membuka pintu rumahnya.
Nampak supir keluarga Anggara tengah berada di depan pintu rumah Adelia, "Pak Narno, ada apa yah?"
"Saya ke sini menyampaikan pesan jika Nyonya Liona mengundang anda untuk makan malam bersama besok malam pukul 19.00 dan saya akan menjemput anda bersama dengan suami Anda, Nona." Pak Narno langsung menjelaskan maksud kedatangannya ke rumah Adelia.
Mendengar hal itu Adelia sontak terdiam, penghinaan apa lagi yang akan Liona dan Kania berikan kepadanya karena Adelia yakin jika mereka berdua tidak akan mengundang nya hanya untuk sekedar makan malam.
"Baik, saya akan ke sana."
Setelah mengatakan pesan itu, Pak Narno langsung bergegas pergi meninggalkan rumah kecil milik Adelia, melihat kepergian Pak Narno. Adelia hanya bisa menghela nafas, mungkin besok malam dia harus menyiapkan mental untuk bertemu dengan Ibu dan Kakak tirinya yang selalu menghina dirinya.
"Siapa?" Haris tiba-tiba bangun dan langsung bertanya siapa yang datang barusan.
Adelia pun langsung menjelaskan maksud Pak Narno datang ke rumahnya, mendengar penjelasan Adelia. Haris sangat menyesal karena dia tidak bisa ikut hadir dalam makan malam bersama dengan keluarga Adelia karena dia memiliki urusan di tempat kerjanya.
"Apa tidak masalah jika aku tidak datang?" Haris seakan menyesal dan merasa bersalah karena tidak bisa menemani istrinya.
"Tidak masalah," Adelia hanya bisa menghela nafas lega karena dia memang tidak ingin jika Haris ikut, mungkin saja jika Haris ikut Kania dan Liona akan menghina dan merendahkan suaminya habis-habisan.
"Baiklah, sampaikan permintaan maaf ku untuk ibu dan kakakmu."
"Baik akan ku sampaikan."
Adelia pun langsung bergegas pergi untuk mandi karena hari sudah mulai menjelang sore, di saat dirinya tengah mandi tidak sengaja Adelia tergelincir dan membuat masuk ke dalam sela-sela bambu yang menjadi lantai kamar mandinya.
"Sakit.." Adelia merintih kesakitan dan dia juga berusaha untuk menarik kakinya tapi tidak bisa.
"Mas..." Adelia terus memanggil Haris untuk menolongnya, tak butuh waktu lama Haris pun datang tapi dia tidak berani masuk ke dalam.
"Ada apa?" Tanya Haris.
"Kaki ku masuk ke sela-sela bambu,"
Mendengar hal itu Haris langsung masuk ke dalam kamar mandi, tapi matanya di buat terkejut dengan pemandangan indah di depan matanya.
Tubuh sintal Adelia terpangpang jelas di depan matanya, Adelia yang menyadari tatapan Haris hanya bisa menundukkan kepalanya dan menutupi bagian tubuhnya dengan tangan.
Haris yang tersadar dari lamunannya langsung menolong Adelia, dia membuka bambu dan langsung menarik kaki Adelia.
"Apa kau bisa jalan?" Tanya Haris.
Adelia hanya menggelengkan kepalanya dengan raut wajah yang sedih. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Haris langsung menggendong tubuh Adelia yang tanpa busana dan membawanya ke dalam kamar.
Adelia bisa mendengarkan detak jantung Haris yang terus berdetak kencang. Ada perasaan senang di hati Adelia saat mengetahui jika saat ini Haris tengah berdebar-debar.
Di dalam kamar, Haris mendudukkan tubuh Adelia. Di pikiran Haris dia masih bisa merasakan saat tangannya menyentuh kulit Adelia yang lembut, terutama benda kenyal yang menempel di tubuhnya.
Haris membawakan handuk dan membantu Adelia untuk menutupi tubuhnya, "Terimakasih."
"Sama-sama, apa ada yang perlu ku bantu?"
"Em... Kaki ku sakit sekali, apa kau bisa membantu ku." Pinta Adelia.
"Baik."
Haris mulai memijat kaki Adelia secara perlahan, sentuhan lembut di kaki Adelia membuat wanita itu terdiam. Di saat Haris menekan kuat Adelia berteriak tapi bukan teriakan sakit.
Tapi teriakan itu terdengar seperti suara *******, menyadari hal itu Adelia hanya bisa memejamkan mata karena malu.
Di saat memijat mata Haris terus menatap paha Adelia yang putih dan juga mulus, bahkan sesekali Haris bisa melihat benda berharga milik Adelia yang tersembunyi di balik paha dan handuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Siti Muhtarom
filing aku Thor sebenernya Haris itu aslinya ganteng ia kan Thor🤭🤭
2022-10-24
2
Aze_reen"
😂😂😂 haris.. matamu nakal yah😂😂😂
awas aja loh ada yg menggeliat bangun dalam kegelapan😂
2022-10-22
1
suhana muchtar
mungkin Haris hanya topeng karena kaya nya.dia ga mau di kejar cewek2 gila harta.hebat sekali Haris👍👍
2022-10-21
1