"Maaf rumah ku sangat kecil dan berbeda dengan rumahmu sebelumnya."
Adelia tersenyum, "Tidak apa-apa, yang penting masih bisa di tinggali."
"Baiklah, silahkan duduk." Haris mendekatkan sebuah kursi kayu yang sudah rapuh dengan perlahan Adelia duduk tapi belum juga 2 menit dia duduk, tiba-tiba kursi itu langsung patah dan membuat bokong Adelia terjatuh ke lantai dengan suara yang keras.
"Aduh.." Pekik Adelia dengan raut wajah yang menahan sakit.
Haris yang melihat itu langsung membantu istrinya untuk bangkit, Adelia hanya bisa mengelus-elus bokongnya yang terasa sakit.
"Maaf aku tidak tahu jika kursinya akan patah." Haris merasa menyesal dan berusaha meminta maaf atas apa yang terjadi kepada Adelia.
"Tidak apa-apa, mungkin itu karena aku terlalu berat." Adelia berusaha untuk tetap sabar karena dia tidak ingin membuat Haris merasa sakit hati.
"Bagaimana jika kau tidur dulu, hari ini sudah malam." Haris berusaha mencairkan suasana yang mulai canggung dan dia juga berusaha untuk membuat dirinya akrab dengan Adelia.
"Baik."
Haris mulai menunjukkan kamar yang berukuran sedang kepada Adelia, kamar itu memiliki satu tempat tidur berukuran cukup besar dan muat untuk dua orang.
Adelia terdiam saat melihat ranjang di depan matanya, pikirannya langsung tertuju pada kewajibannya sebagai seorang istri.
"Kau tenang saja, aku akan tidur di kamar lain." Haris tiba-tiba mengatakan hal itu seakan dia tahu apa yang tengah di pikirkan oleh Adelia.
Adelia hanya terdiam dan tidak berani untuk menjawab perkataan Haris, pria itu langsung bergegas pergi keluar dari kamar Adelia.
Kini Adelia hanya tinggal sendirian di dalam kamar, dia melihat-lihat setiap barang yang di tata tapi di kamar itu. Meski barang-barangnya tidak mewah tapi penataannya sangat rapi dan lantainya pun sangat bersih.
tangan Adelia melihat ke arah ranjang yang terbuat dari kayu, dengan perlahan dia duduk di tepi ranjang. Adelia tidak ingin kejadian serupa terulang kembali dan membuat bokongnya sakit, setelah di rasa aman Adelia langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
Bagi Adelia hari esok akan menjadi hari yang berbeda untuknya karena setelah hari ini dia tidak akan lagi di maki-maki oleh Kania dan Liona setiap pagi.
Adelia terbangun dengan suara bising dari ayam yang terus berkokok membuat Adelia terbangun dari tidurnya, mata Adelia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi.
Adelia mulai beranjak dari ranjangnya, kali ini dia sudah sangat ingin buang air kecil tapi Adelia tidak mengetahui dimana letak kamar mandi.
"Apa kau lapar?"
"Hah? Aku sekarang ingin ke kamar mandi."
"Kamar mandi ada di belakang."
Haris menunjukkan letak kamar mandi yang ada di belakang, dengan rasa kantuk yang masih belum hilang Adelia berjalan dengan langkah yang pelan. Tapi sesampainya di sana, Adelia mengerutkan keningnya saat melihat keadaan kamar mandi di rumah suaminya.
"Ini kamar mandi?" Adelia terdiam dengan mulut yang menganga, dia memang hidup susah dan selalu di maki-maki oleh ibu dan kakak tirinya tapi meski begitu, dia tetap mendapatkan fasilitas yang bagus di rumah itu.
"Bagaimana cara aku buang air kecil? Lalu dimana selang airnya." Adelia terus mencari selang air, tapi yang dia dapatkan hanya sebuah bak yang tidak terlalu tinggi dengan air jernih di dalamnya dan sebuah benda kecil terbuat dari kayu yang menempel di pipa kecil yang tertempel di dinding bak itu.
Perlahan tangan Adelia membuka benda kecil yang terbuat dari kayu, lalu air pun langsung mengalir dan masuk ke dalam sebuah ember.
Adelia yang tidak tahan pun langsung buang air kecil.
Setelah selesai buang air kecil sekaligus mencuci muka, Adelia kembali masuk ke dalam rumah.
Di atas meja sudah di sediakan beberapa makanan berupa nasi, bakwan dan kangkung.
"Maaf, makanannya hanya ada ini.."
"Tidak apa-apa, lagi pula aku juga suka."
Adelia secara perlahan duduk di atas kursi tapi matanya tidak berani untuk melihat wajah Haris secara langsung, dia tidak ingin jika tiba-tiba dirinya muntah saat ingin makan karena membayangkan wajah suaminya yang hancur.
Dengan senyuman di wajahnya Adelia langsung memakan makanan yang telah di siapkan oleh suaminya, Haris yang melihat hal itu pun dengan senyuman senang langsung ikut makan bersama dengan Adelia.
Setelah selesai makan, Haris langsung pamit kepada istrinya karena dia harus bekerja serabutan di kebun milik orang lain.
Melihat kepergian Haris, Adelia mulai bisa bernafas lega. Ingatannya terus menerus membayangkan wajah suaminya yang hancur, perasaan takut terus menghantui hatinya.
Tapi di balik rasa takut itu, Adelia mengakui jika Haris adalah orang yang sangat baik karena dia memperlakukan Adelia dengan sangat lembut.
Adelia mulai melihat semua isi rumah suaminya yang sangat sederhana dan jauh dari kata mewah.
"Apa aku bersikap keterlaluan?" Adelia terus berpikir tentang betapa buruk sikapnya kepada Haris.
Meski saat ini Adelia sama sekali tidak mencintai Haris, tapi Adelia berusaha sebisa mungkin untuk tidak menyakiti perasaan suaminya itu.
Tok.. Tok.. Tok..
Di saat pikiran Adelia sedang berkecamuk tiba-tiba pintu di ketuk oleh seseorang, dengan perlahan Adelia membuka pintu. Matanya langsung menatap orang yang berada di depan pintu rumahnya.
"Jadi ini rumah baru mu dan suami mu?"
"Kak? Untuk apa kau ke sini?" Adelia terdiam dengan wajah yang terkejut, kedatangan Kania tiba-tiba membuat dirinya bingung harus bersikap bagaimana.
"Emm.. Aku hanya ingin melihat kehidupan pernikahan mu dan kehidupan seperti ini sangat cocok untuk anak haram sepertimu. Hidup miskin dengan pria cacat." Kania tersenyum setelah melemparkan kata-kata yang kasar dan juga tajam.
"Jika kau hanya ingin mengejek kehidupan ku, sebaiknya kau pergi dari sini." Usir Adelia dengan tatapan marah dan benci.
"Memangnya siapa juga yang mau berlama-lama di rumah busuk seperti ini, hanya orang-orang hina seperti mu yang cocok untuk tinggal di tempat ini." Ejek Kania yang semakin menjadi.
"Kau.." Tunjuk Adelia dengan amarah di hatinya.
"Aku ke sini hanya ingin mengatakan jika sebentar lagi aku dan Samuel akan menikah. Dan ku harap kau datang bersama dengan pria buruk rupa mu itu."
Mendengar perkataan Kania, Adelia terdiam. Samuel pria yang pernah menjalin cinta dengan Adelia tapi pria itu langsung memutuskan hubungannya saat mengetahui status Adelia yang hanya seorang anak haram dari hubungan gelap mendiang Ayahnya dengan seorang wanita.
"Aku sudah mengatakan dari dulu kepadamu, bebek buruk rupa seperti mu jangan pernah bermimpi ingin menjadi seekor angsa, semua yang kau miliki pada akhirnya akan menjadi milik ku selamanya karena kau adalah anak haram yang tidak pantas mendapatkan apapun." Kania berusaha terus memprovokasi Adelia karena dia tahu jika dulu Adelia pernah menjalin cinta dengan kekasihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Pujiati Fathir
lanjut thor,kayaknya bagus nih cerita
2022-11-14
0
Manggu Manggu
terus ikut cerita anthor💪💪
2022-10-21
1
Umie
lanjut Thor.. ditunggu selalu
2022-10-21
1