Suami Buruk Rupa Ku Seorang Miliarder

Suami Buruk Rupa Ku Seorang Miliarder

Hari pernikahan

Isak tangis seorang wanita terdengar menggema di ruangan yang sepi, gaun putih dan cantik menghiasi tubuh indahnya. Riasan cantik di wajahnya mulai luntur oleh butiran air mata yang terus mengalir tanpa henti, hingga tangisan itu berhenti saat suara langkah kaki mendekat ke arahnya.

"Mau sampai kapan kau menangis di sini?" Maki seorang wanita dengan balutan gaun berwarna navy.

Adelia menatap nanar wanita di depannya dengan amarah di hatinya, Adelia langsung memaki wanita yang merupakan Ibu tirinya.

"Apa kalian belum puas membuat hidup ku menderita!" Teriaknya, suaranya bahkan menggema ke setiap sudut ruangan yang sepi.

"Kau jangan salahkan aku, tapi salahkan nasib sial mu itu. Lagi pula, ini permintaan ayahmu untuk menikahkan mu dengan pria itu." Timpal sang Ibu dengan nada penuh ejekan dan makian.

"Sudah, hentikan tangisan bodoh mu itu." Maki seorang wanita yang tiba-tiba datang dengan langkah cepat.

Adelia langsung menyeka air matanya, Kania seketika menarik tangan Adelia dan mencengkeram nya kuat-kuat. "Jangan rusak pernikahan yang sudah kami buat untukmu, apa kau pikir membuat pesta pernikahan seperti ini tidak menggunakan uang? Semua itu menggunakan uang, jadi kau harusnya bersyukur." Maki Kania dengan tangan yang mendorong tubuh Adelia hingga wanita itu hampir terjatuh.

Beberapa pelayan datang dan langsung membawa Adelia pergi untuk kembali ke ruang rias, Kania merupakan Kakak tiri dari Adelia. "Kau memang hebat dalam menangani anak itu," Puji Liona yang merupakan Ibu dari Kania dan ibu tiri Adelia.

"Anak itu memang harus di kasih pelajaran, dia kira dirinya siapa? Dia hanya anak haram dari ayah dan ingin di perlakukan seperti seorang putri? Mimpi." Gerutu Kania dengan tatapan marah dan penuh emosi.

Terdengar suara tepuk tangan dari semua orang, Adelia hanya bisa duduk dengan wajah yang menunduk. Di sampingnya sudah ada seorang pria dengan kulit wajah yang mengelupas akibat luka bakar.

Perasaan takut di hati Adelia terus menggebu-gebu, pernikahan yang selama ini dia idam-idamkan malah menjadi pernikahan yang paling ingin dia hindari.

Para tamu undangan pun menatap jijik ke arah mempelai pria, pria yang berstatus menantu keluarga Anggara yang terkenal dengan kekayaan mereka. Meski kini Kepala rumah tangga keluarga Anggara sudah wafat tapi kekayaan dan kekuasaan keluarga itu tetap ada dan berada di bawah kekuasaan istri dan putri pertama mereka.

"Kenapa kita harus melakukan pesta pernikahan untuk mereka berdua, kau lihat bagaimana orang-orang menilai keluarga kita nanti." Gerutu Liona kepada putrinya.

"Sudahlah, Ibu. Lagi pula orang-orang tidak akan memandang jijik kepada kita, anggap saja ini hadiah untuk anak haram itu." Jawab Kania dengan mata yang menatap malas adik tirinya.

Setelah acara pernikahan Adelia langsung mengurung diri di kamar, dia masih tidak bisa membayangkan wajah suaminya yang hancur oleh luka bakar. Ada rasa takut di hati Adelia saat matanya melihat langsung wajah Haris, "Apa yang harus ku lakukan," Lirih nya dengan mata yang berkaca-kaca.

Tok.. Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu membuat Adelia tersentak dengan perlahan Adelia langsung membuka pintu kamarnya.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" Tanya Kania sedikit emosi.

"Aku hanya ingin ganti baju." Jawab Adelia yang tidak berani melihat ke arah Kania.

"Sebaiknya cepat dan jangan buat gaun itu kotor, jika kau membuat gaun itu kotor aku akan membuat perhitungan dengan menggunakan. Karena jika gaun itu sampai kotor atau pun lecet, aku yang harus menanggung biaya ganti ruginya." Maki Kania dengan perkataan yang tajam.

"Lagi pula aku tidak ingin menikah, kenapa kalian malah memaksa ku untuk menikah dengan pria yang tidak aku cintai." Adelia mencoba melawan kepada Kania.

Mendengar perkataan Adelia, Kania langsung menatap tajam ke arah adik tirinya. "Kau harus ingat siapa dirimu dan posisimu saat ini, kau hanya anak haram dari ayahku." Kania berteriak dengan tangan yang menunjuk-nunjuk ke arah Adelia.

Perkataan yang tajam dari mulut Kania membuat Adelia sakit hati, "Lagi pula aku tidak menginginkan dilahirkan dari hasil hubungan gelap, kenapa kalian terus menyalahkan ku. Aku bahkan tidak tahu-tahu apa-apa tentang hubungan ayah dan ibu kandungku, bahkan selama ini aku juga tidak mengetahui wajah asli ibu ku." Adelia berusaha membela dirinya dan memberikan penjelasan jika dirinya bukanlah orang yang patut di salahkan.

"Kau dan wanita ******* itu sama, kalian sama-sama hina."

Setelah mengatakan hal itu Kania langsung pergi meninggalkan Adelia sendirian di dalam kamar, dengan air mata yang terus mengalir Adelia hanya bisa berjalan seraya menundukkan kepalanya.

Selama bertahun-tahun dia terus mengabdi di keluarga Anggara, dia berharap jika suatu saat nanti Ibu tiri dan kakaknya akan menyayanginya layaknya seorang keluarga. Tapi apa yang dia dapatkan selama ini tidak sesuai dengan harapannya, keinginan nya untuk di anggap sebagai keluarga hanya seperti sebuah angan-angan kosong yang tidak bisa di harapkan lagi.

Dan yang lebih buruknya lagi, mereka menikahinya dengan seorang pria dengan wajah yang hancur dan membuat Adelia bergidik ngeri jika membayangkan wajah suaminya.

Kini Adelia tengah berada di depan rumah, beberapa tas sudah di masukkan ke dalam mobil. Hari ini dia akan pergi dari rumah mewah ini dan pergi ke rumah suaminya, mata Adelia melihat ke arah Liona yang tengah berdiri dengan baju tidur kimono berwarna merah.

"Saya harap kamu bahagia bersama dengan suami barumu." Liona tersenyum seraya memberikan ucapan yang terdengar tulus tapi terkesan seakan tengah mengejek kehidupan Adelia.

"Terimakasih, Ibu."

Adelia langsung masuk ke dalam mobil dan di sana Haris sudah duduk dengan wajah yang menghadap ke arah luar. Adelia sama sekali tidak berani menatap langsung wajah suaminya, rasa takut dan jijik masih melekat di benak Adelia ketika membayangkan wajah Haris.

Tapi meski begitu Adelia tetap berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaan takut di hatinya, dia langsung memalingkan wajahnya dan melihat ke luar kaca mobil.

Di sepanjang perjalanan, tidak ada obrolan antara Adelia dan juga Haris. Mereka sama-sama diam membisu satu sama lain hingga supir memberitahu jika mereka sudah sampai di tempat tujuan.

Kini Adelia bisa melihat sebuah rumah kecil dan tua, bahkan mungkin ini tidak layak di sebut sebagai sebuah rumah.

"Terimakasih." Haris mengucapkan terimakasih kepada supir keluarga Anggara yang telah mengantarkan mereka.

Setelah mobil keluarga Angga pergi, Haris langsung mengajak Adelia untuk masuk ke dalam rumah. Mata Adelia tercengang saat melihat bagian dalam rumah barunya, rumahnya sangat kecil dengan perabotan seadanya bahkan tidak ada barang-barang mewah yang tertata di rumah itu.

Terpopuler

Comments

Cah Dangsambuh

Cah Dangsambuh

aku mampir nih,sepwrtinya bagus ya

2023-04-20

0

Pujiati Fathir

Pujiati Fathir

suami adel mungkin hanya menyamar jelek n miskin

2022-11-14

0

Yuni Mardini

Yuni Mardini

aq mampir kak💪💪💪

2022-10-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!