"Apa masih sakit?"
Haris mulai mencairkan suasana yang terasa canggung di antara mereka berdua, "Tidak, Mas sudah mendingan terimakasih."
"Sama-sama, jika butuh sesuatu kau bisa katakan saja." Saat Haris hendak pergi Adelia meminta bantuan kepada suaminya.
"Apa mas bisa mengambilkan baju tidur untuk ku?" Pinta Adelia dengan wajah yang menunduk.
"Baik," Haris berjalan ke arah lemari dia mengambil baju tidur dan juga pakaian dalam Adelia, Haris bisa mencium wangi harum dari pakaian dalam milik istrinya dan hal itu membuat gairah seksual di dalam dirinya bergejolak.
Dengan mata yang tidak berani melihat ke arah Adelia, Haris langsung memberikan pakaian Adelia lalu pergi tanpa mengatakan sepatah katapun. Melihat reaksi Haris yang seperti itu, Adelia tertawa ringan ketika melihat reaksi Haris.
Haris berdiri di ujung pintu keluar, tangannya mengusap wajahnya secara kasar. Pemandangan hari ini telah membuat hasrat di dalam tubuhnya terus bergejolak, tubuh sintal nan indah milik Adelia terus terbayang-bayang di dalam pikirannya.
Adelia kini sudah berganti pakaian, kakinya pun sudah tidak terlalu sakit. Meski Adelia mengakui jika wajah Haris sangatlah jelek tapi setelah tinggal bersama dengan pria itu, Adelia kini mulai terbiasa dengan wajah suaminya.
"Apa ini saatnya?" Adelia berpikir mungkin dia harus membuka hatinya untuk Haris karena kini pria itu adalah suaminya.
Dan lagi Haris pria yang sangat baik dan memperlakukan Adelia dengan sangat lembut, bahkan dia memperlakukan Adelia lebih baik dari pada Samuel yang hanya memandangnya dari status sosial.
Kini hari sudah mulai menjelang malam, Adelia pun mulai tertidur lelap tapi di saat di tengah tertidur. Tetesan air membasahi wajahnya hingga dia terbangun dari tidurnya, mata Adelia menatap terkejut ke sekitar kamarnya.
Rupanya di luar tengah hujan deras dan rumah pun bocor, nampak Haris tengah mengambil beberapa ember dan mangkuk untuk menampung air hujan yang bocor.
"Maaf kau jadi terbangun karena air hujan." Haris merasa bersalah dengan apa yang telah terjadi di rumahnya, dia tidak menyangka hari ini akan hujan.
"Iya tapi kasur menjadi basah."
Haris langsung menggulung kasur tempat tidur Adelia agar tidak basah oleh air hujan, saat Adelia keluar dari kamar dia disuguhi oleh pemandangan dimana banyak ember yang tengah menampung air hujan.
"Maaf, aku lupa membetulkan genteng."
"Iya, tapi bagaimana sekarang?"
"Mungkin sekarang kita tidak bisa tidur, jadi mungkin harus menunggu sampai hujan reda."
"Baik."
Haris mengajak Adelia untuk duduk di ujung ruang tengah yang tidak bocor, di sana Adelia duduk di samping Haris dengan kepala yang menyandar di pundak suaminya.
Hari sudah mulai menjelang malam tapi hujan masih belum reda, Adelia pun mulai mengantuk.
Adelia yang sudah mengantuk langsung pindah posisi dan duduk di depan Haris tanpa mengatakan apa-apa, Adelia langsung bersandar di dada bidang pria itu lalu terlelap tidur.
Haris terdiam dengan jantung yang terus berdebar-debar, dia bisa melihat belahan dada Adelia dari pakaian bagian atas Adelia. Dengan sedikit keberanian Haris memeluk pinggang Adelia agar wanita itu tidak kedinginan.
Nampak Adelia mulai terlelap tidur di dalam pelukan Haris, meski hujan sudah reda tapi Haris tidak membangunkan Adelia.
Dia ingin lebih berlama-lama bisa memeluk tubuh Adelia, perlahan tangan Haris menyentuh bagian dada Adelia. Haris tidak berani meremas dada Adelia, dia hanya sedikit meraba-raba kedua gunung kembar istrinya yang sangat besar.
Hingga tangan Haris masuk ke dalam pakaian Adelia, perlahan dia memegang dada Adelia yang terasa sangat kenyal dan juga lembut. Adelia sedikit geli saat merasakan sesuatu yang bergerak di dadanya, tapi meski begitu wanita itu tetap tidak dan tidak terbangun sama sekali.
Merasa ada kesempatan Haris mulai memainkan ujung dada Adelia yang sensitif, istrinya yang sedang tertidur nampak menggeliat merasakan sentuhan yang membuat nafsu di dalam tubuhnya bangkit.
Takut Adelia bangun, Haris buru-buru mengeluarkan tangannya dan pura-pura membangunkan Adelia.
Adelia yang terbangun pun langsung bergegas masuk ke dalam kamar, tapi Haris langsung membereskan dulu ranjang tempat tidur Adelia agar istrinya bisa tertidur dengan nyenyak.
Karena rasa kantuk yang sangat berat, Adelia langsung tertidur tanpa mengatakan apa-apa kepada Haris.
Pria itu hanya tersenyum dengan wajah senang, dia bahagia bisa melihat Adelia yang nyaman tinggal di rumah kecilnya.
Hingga keesokan hari...
Adelia terbangun dengan tubuh yang sudah di bungkus oleh selimut, suara ayam yang terus berkokok membuat Adelia kesal. Ingin rasanya dia melempar ayam jago itu dengan sandal.
Hingga Adelia bangkit dari ranjang dan berjalan ke luar kamar, dia bisa melihat rumah sudah kembali bersih dan rapi.
"Apa mungkin dia membereskannya semalaman?" Adelia merasa sangat bersalah, harusnya dia juga ikut membantu Haris dalam melakukan pekerjaan rumah tapi dirinya malah menjadi beban untuk Haris.
"Kau sudah bangun.." Haris tiba-tiba datang dengan rambut yang basah.
"Iya baru saja."
Melihat tubuh Haris yang sangat indah, Adelia tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya. Hingga Adelia sadar dan langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah mandi Adelia sudah melihat banyak makanan enak yang sudah tersedia di atas meja makan.
"Aku mendapatkan makanan dari Bos, jadi lumayan untuk sarapan kali ini." Haris langsung menjelaskan darimana semua makanan enak ini, pria itu seakan tahu apa yang sedang di pikiran oleh Adelia.
Adelia hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya, kini Adelia dan Haris kembali sarapan bersama. Adelia di buat takjub dengan rasa masakan yang sangat enak, bahkan jika di bandingkan dengan masakan di rumah keluarga Anggara, makanan ini jauh lebih enak.
"Apa bos mu itu orang kaya?" Adelia penasaran karena bos suaminya selalu memberikan makanan yang sangat enak.
"Iya, dia orang yang sangat kaya raya."
"Pantas saja, makanan yang di berikan nya sangat enak. Bahkan makanan ini lebih enak dari makanan yang ada di keluarga Anggara." Puji Adelia dengan mulut yang masih mengunyah makanannya.
"Syukurlah jika kau suka." Haris tersenyum dengan wajah yang senang, Adelia yang melihat hal itu terdiam. Meski wajah Haris buruk rupa, tapi Adelia yakin jika dulu pria itu memiliki wajah yang sangat tampan.
Setelah selesai makan, Adelia terdiam dengan wajah yang masih bingung. Pikiran dan hatinya terus berkecamuk satu sama lain, apa mungkin sekarang dia harus melakukan kewajibannya sebagai seorang istri.
Adelia mulai bangkit dan melihat dirinya di pantulan cermin, "Apa aku siap? Tapi bagaimana jika aku tidak sanggup untuk melihat wajahnya dan malah menyakiti perasaannya."
Adelia bingung dengan pilihannya saat ini, di satu sisi dia ingin menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri tapi di sisi lain dia takut jika dirinya tidak sanggup memandang wajah Haris yang hancur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Manggu Manggu
👍💪💪💖💖
2022-10-24
1
suhana muchtar
seburuk apapun fisik nya klu hati baik semua akan jd indah Del.km akan cinta tanpa kamu sadari😚😚
yg banyak up nya mbak Kismi😘😘
2022-10-22
1
Aze_reen"
lanjuttt kk.. semangat...
2022-10-22
1