Aliya naik pada angkutan umum untuk pergi ke apotek juga ke mini market untuk membeli keperluannya. Karna jarak dari rumah ke mini market hanya berjarak 1km. Oleh karena itu Aliya memilih untuk menggunakan angkutan umum. Tanpa Aliya sadari. Ternyata Alvin juga ikut masuk dan duduk di sampingnya.
Aliya hanya melirik tanpa mau berbicara sepatah katapun. Lagian mereka juga tidak saling mengenal. Aliya sebenarnya tidak menyukai keberadaan Alvin yang menginap di samping rumahnya. pertemuan pertama mereka benar-benar membuat Aliya tidak respek pada Alvin.
Biarpun Alvin memiliki paras yang sangat tampan. Namun Aliya sama sekali tidak tertarik padanya. Kelakuan tengil Alvin sudah membuat Aliya ilfeel hari itu juga.
'Mau kemana laki-laki berandal dan tengil ini. duuh amit-amit deh kalau nanti aku punya suami kayak dia' Ucap Aliya dalam batinnya
"Kok liatnya gitu banget neng. Awas nanti jatuh cinta loh neng" Ucap Alvin tiba-tiba
"Ngomong sama saya?" Tanya Aliya sinis
"Nggak. Ngomong sama kunti. Orang di sini cuma kita berdua. Ya saya ngomong sama kamu lah neng Aliya yang cantik"
"Garing tau nggak" Ucap Aliya lagi
Aliya melirik malas ke arah Alvin. Ingin rasanya mengumpat di depan pria tengil ini. Namun Aliya masih memikirkan ulang. Semakin Aliya meladeni makan Alvin juga akan semakin menjadi
"Kiri pak" Ucap Aliya saat sudah tiba di depan apotik
Aliya turun untuk membeli vitamin buat papa dan mamanya. Di saat yang bersamaan ternyata Alvin juga ikut turun dan mengekor di belakang Aliya.
"Ngapain kamu ikutin saya" Tanya Aliya saat melihat Alvin mengekor di belakangnya
"Jangan kebanyakan ngayal. saya turun itu karna mau beli obat buat bang Justin. pede banget. Emangnya pengen banget ya aku ikutin"
Aliya tak menjawab lagi ucapan Alvin. Wanita itu masih terus berjalan dan mengantri di depan apotik.
"Eh neng Aliya. Kamu sudah punya pacar gak sih. Atau jangan-jangan masih jomblo?"
"Kamu gak capek apa dari tadi ngomong mulu"
"Nggak neng. Kalau liat hati neng Aliya tuh abang Alvin mana pernah capek ngomong. Serius neng. Neng Aliya sudah punya pacar belom. Kalau belum nikah sama babang Alvin mau gak?" Ucap Alvin sambil memainkan sebelah alisnya
"Ogah banget nikah sama pria tengil kayak kamu. Ketua geng motor lagi. Amit-amit"
"Eh neng hati-hati. Nanti kamu malah jodohnya sama saya. Emang yakin gak mau jadi istri babang Alvin yang super tampan dan kece seperti ini. Jarang-jarang lo babang Alvin memberikan tawaran bagus seperti ini"
"Kamu itu berisik banget ya. Ganggu tau gak sih"
Setelah itu Aliya pergi meninggalkan Alvin yang masih menunggu obat pesanannya. Alvin sendiri sebenarnya tidak tau untuk siapa obat itu. Tapi yang pasti Alvin hanya mencari Alasan untuk bisa mengikuti Aliya
Kali ini Aliya masuk ke dalam mini market untuk membeli beberapa keperluannya yang sudah habis. Wanita itu berjalan sambil sesekali melihat jam di tangannya. Karna Aliya selalu mengingat pesan sang mama agar pulang tidak terlalu malam.
Di sat sudah mendapatkan semua yang di butuhkan. Aliya langsung ke kasir dan membayar semua barang belanjaannya.
"Mau tambah apa lagi kak?" Tanya kasirnya
"Itu saja kak"
"Baik. Totalnya jadi 160ribu ya kak"
Mendengar itu membuat Aliya langsung mengeluarkan dua lembar uang kertas berwarna merah dan memberikan pada kasir itu.
Aliya keluar dari mini market. Wanita itu duduk untuk menunggu angkutan umum. Namun hingga jam 20:30 tidak ada satu angkutan yang lewat.
Aliya bangkit dari duduknya. Wanita itu memilih untuk berjalan kaki karna kalau masih menunggu taksi atau ojek malah jadi tambah malam tiba di rumahnya.
"Kenapa gak ada taksi atau ojek yang mau nerima orderan aku ya, Mana ini sudah semakin malem lagi. Lebih baik aku jalan kaki dari pada harus lebih lama lagi sampai dirumah. Nanti bisa-bisa mama khawatir lagi" Ucap Aliya di sela langkahnya
Melihat Aliya jalan kaki membuat Alvin langsung mengekor di belakangnya. Pria itu berjalan lebih cepat agar bisa beriringan dengan wanita pujaan hatinya.
"Hai neng Aliya. Ketemu lagi sama babang Alvin" Ucap Alvin sambil tersenyum
Aliya menghentikan langkahnya sambil mengambil nafas panjang.
"Kamu lagi kamu lagi. Bisa gak sih jangan deket-deket sama aku. Berhenti di situ dan jangan jalan sebelum jarak kita 10 meter"
"Gak mau. Babang Alvin maunya jalan berdua sama neng Aliya"
"Terserah kamu saja"
Aliya kembali melangkahkan kakinya tanpa mau memperdulikan keberadaan Alvin lagi. Tiba-tiba hujan turun sangat besar membuat Alvin dan Aliya berlari dan mencari tempat teduh agar tidak kehujanan.
Tak lama kemudian mereka melihat ada sebuah pos ronda yang tak jauh dari tempat mereka. Aliya mempercepat langkahnya agar bisa segera tiba di pos ronda itu, Begitu juga dengan Alvin yang langsung ikut duduk di samping Aliya.
"Aduh kok malah hujan. Deras banget lagi" Ucap Aliya sambil mengusap rambutnya yang sudah basah
"Apa liat-liat. Jauhan dikit, jangan deket deket. risiih aku tuh deket-deket sama kamu" Ucap Aliya sambil melirik tajam Alvin
"Masa. Tapi aku gak risih tuh ada di dekat kamu. Malah aku pengennya terus-terusan ada di dekat kamu"
Alvin membuka bajunya yang basah karna air hujan. Aliya yang melihat Alvin membuka bajunya langsung menutup kedua matanya.
"Mau ngapain kamu buka baju. Jangan aneh-aneh ya" Pekiknya
"Siapa juga yang aneh-aneh. ini baju babang Alvin basah neng Aliya. Babang Alvin gak mau masuk angin, Makanya di buka bajunya"
"Awas y kalau sampai kamu macem-macem"
"Gak akan macem-macem. Paling cuma satu macem aja kok neng"
"Dasar pria tengil mesum. Gak ada baik-baik ya kamu itu"
"Eits jangan salah neng Aliya. Mau babang Alvin doain supaya dapet suami tengil kayak aku" Ucap Alvin sambil tersenyum
"Ogah. Amit-amit"
"Hati-hati neng. Bagaimana kalau seandainya kita di takdirkan berjodoh"
Hening. Aliya tak lagi menjawab ucapan Alvin. Wanita itu memperhatikan hujan yang semakin deras. Melihat itu membuat Aliya mengambil nafas berat. Bagaimana caranya agar bisa pulang.
"Kenapa hujannya semakin besar ya. Pasti mama sedang menungguku" Ucap Aliya pelan
Di saat Aliya sedang memperhatikan air hujan yang semakin besar. Tiba-tiba Alvin melihat ada ulat yang lagi berjalan di bahu Aliya.
"Eh neng Aliya. Itu ada ulat di bahu kamu"
Aliya masih diam tak memperdulikan ucapan Alvin. Wanita itu masih mengira jika Alvin hanya bercanda saja.
"Neng, babang Alvin serius loh. Itu ada ulat di baju kamu"
Aliya melirik bahunya yang memang ada ulat yang entah datangnya dari mana. Tapi yang pasti Aliya sangat takut dengan yang namanya ulat
"Aaaaaaaa" Teriak Aliya saat melihat ulat itu
"Tolong singkirkan ulat itu dari bahuku. Tolong aku takut"
Saat Alvin mau menyingkirkan ulatnya. Tiba-tiba ada suara petir yang terdengar begitu keras dan reflek membuat Alvin mendorong tubuh Aliya hingga tertidur di atas pos ronda.
Saat ini posisi mereka terlihat begitu intim. Seperti sedang melakukan sesuatu. Aliya membulatkan kedua matanya saat melihat Alvin ada di atas tubuhnya.
Belum sempat Aliya meminta Alvin untuk menjauh dari atas tubuhnya. Tiba-tiba datang beberapa orang yang menggerebek mereka yang masih dalam posisi intim.
"Heh. Ngapain kalian!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Nih rencana nya Alvin..Kalo di pikir2 mana ada orang lewat hujan2an,Ada petir lagi..🤣🤣
2024-10-24
0
Qaisaa Nazarudin
Kata-kata adalah satu doa kata nenek ku..😃
2024-10-24
0
🏘⃝Aⁿᵘ🦆͜͡ ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸTIK𝐀⃝🥀
awas lho,benci bisa jadi bucin🤭
2023-01-28
0