Pada akhirnya Amara harus mengalah ketika berhadapan dengan sang ayah. Dia tak bisa menolak pria paruh baya itu saat melihat wajahnya yang penuh permohonan.
Gaun brokat panjang dengan warna maroon dan model yang elegan dikenakan dengan pasangan pasmina warna senada, semakin membuat kecantikan Amara terpancar dengan begitu indah. Wajahnya dipoles riasan tipis yang semakin menyempurnakan penampilan.
“Aku bawa mobil sendiri saja, Bu. Nanti aku susul dari belakang,” kata Amara yang berjalan menghampiri orang tuanya.
“Kenapa gak bareng saja,” kata Raisa dengan wajah curiga.
“Sudahlah, Isa. Biar Mara melakukan apa yang dirasa nyaman.”
Adnan menghentikan karena tak ingin membuat suasana hati putrinya terlihat buruk. Lalu mengajak istrinya berangkat dengan menggunakan sopir, sementara Amara akan menyetir mobilnya sendiri.
Bangunan berlantai lima belas itu berada di pusat kota Surabaya. Berada di antara bangunan perkantoran lainnya.
Adnan mengajak anak dan istrinya ke aula yang ada di lantai sepuluh. Saat memasuki aula, mereka disambut sekumpulan orang yang telah memenuhi setiap meja yang ada di sana.
Senyum Adnan dan Raisa tampak begitu hangat dan berwibawa. Sementara Amara hanya memasang wajah datar tanpa senyuman. Namun, tetap saja kecantikan wanita itu mampu menarik perhatian banyak orang.
Bisik-bisik tentang gagalnya pernikahannya masih terdengar dari beberapa orang yang menyayangkan hal tersebut.
“Gak apa-apa, nanti kamu akan terbiasa. Seiring berjalannya waktu orang akan melupakannya, Mara.” Raisa berkata setelah melihat ekspresi putrinya yang tampak menggelap.
Acara dimulai oleh MC pria yang memiliki selera humor, sehingga menimbulkan gelak tawa dari semua orang kecuali Amara yang tetap diam.
Adnan naik ke atas panggung dan memberikan sambutan dan terima kasihnya untuk semua yang telah bekerja keras hingga Adisa Group bisa membuka kantor baru lagi.
Tepuk tangan riuh mengakhiri sambutan. MC kembali mempersilakan para tamu untuk menikmati hidangan yang tersedia.
Saat Adnan kembali ke tempat duduknya, para petinggi mendekat dan memberikan ucapan penuh syukur karena memiliki pemimpin yang selalu mensejahterakan karyawannya.
Beberapa karyawan pria yang masih muda diam-diam menatap ke arah Amara yang hanya diam, sesekali mengangguk dengan sopan.
Pukul sepuluh Amara pamit pulang lebih dulu, dia mulai bosan karena sendirian. Ayah dan ibunya sejak tadi masih sibuk berbicara dengan para pengusaha yang sama-sama menekuni bidang properti.
“Amara,” panggil seseorang membuatnya menoleh. “Lupa ya sama aku?” tanya pria dengan setelan kemeja rapi semakin mendekat.
Amara menatapnya sekilas sambil berpikir, lalu menyerukan satu nama, “Bilal Hasby.”
Senyum pria itu semakin lebar, dia mengangguk antusias karena wanita di depannya masih ingat dengan namanya.
“Apa kabar, Mara?”
“Alhamdulilah semuanya baik, kamu sendiri bagaimana? Aku gak tahu kamu datang ke sini juga,” kata Amara.
Mereka adalah teman sewaktu SMP hingga SMK yang sama. Lalu berpisah saat mereka memilih berkuliah di tempat yang berbeda.
Amara memilih berkuliah di luar negeri, sementara Bilal memilih hanya di Jakarta.
“Iya, kebetulan aku mewakili Kak Anam yang gak bisa datang karena istrinya ada di rumah sakit,” katanya sambil menatap Amara tanpa berkedip. “Lama gak melihat dan mendengar kabarmu, kamu semakin cantik dengan penampilan saat ini,” pujinya.
“Semua orang akan berubah jika pintu hatinya sudah terbuka. Aku duluan, ya.”
“Tunggu, Mara! Aku minta kontakmu boleh. Barangkali kita bisa menyambung komunikasi.”
Amara mengangguk dan mengeluarkan kartu namanya dari dalam dompet, menyerahkannya ke arah Bilal.
“Terima kasih.”
Amara berkeliling sejenak sebelum pulang. Dia memilih menuju Taman Bungkul dan duduk mengamati setiap pasangan yang tengah menikmati indahnya romansa masa muda.
Sedikit banyak penampilan Amara menjadi pusat perhatian. Cukup mewah hanya untuk bersantai, siapa yang bisa menebak isi hati dan pikiran seseorang. Tidak ada! Kecuali Tuhan.
“Mbak! Mbak!”
To Be Continue ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Fitri Nasution
sabar dan ikhlas mara
2022-11-16
1
Istia Akhtar ❤️
kenapa namanya hasby😭 aku benci nama itu😭😭
2022-11-04
0
Yen
lanjutkan Thor..
2022-11-04
0