DIANDRA
...HAPPY READING...
...----------------...
Hai para reader jangan lupa follow Instagram ku ya
*POV RADIT*
Malam itu aku bertengkar hebat dengan kekasihku, setelah pulang dari acara pesta yang di adakan oleh sahabatku sebut saja namanya Alexander.
Aku cemburu saat melihat kekasihku, keluar dari kamar bersama dengan Alex, hatiku hancur saat melihat kejadian itu. Hingga aksi diam yang kulakukan berlanjut hingga kami pulang dari acara tersebut.
“Kenapa kamu diam Dit, apa kamu masih memikirkan perihal yang tadi, bukankah semuanya sudah aku jelaskan padamu,” ujarnya.
Namun aku tetap memilih terdiam, sebelum darahku kembali mendidih. Marah rasanya saat melihat pacar sendiri keluar dari ruangan secara bersamaan dengan sahabatku sendiri.
“Aku hanya tak habis pikir saja dengan jalan pikiranmu, aku berkeliling di tempat seluas itu, sementara kamu malah keluar dari ruangan bersama dengannya, apa sebenarnya yang kamu lakukan di dalam ruangan itu?”
“Apa maksudmu? Sekotor itukah aku di pikiranmu. Tidak ada yang terjadi di dalam ruangan itu Radit, aku dengan Alexander murni terjebak. Itu hanya sebuah kecelakaan,” ucapnya.
Andara marah karena aku terus mendesaknya, dia sangat kecewa padaku malam itu.
“Tunggu dulu, apa kau bilang! Kecelakaan... apa yang sebenarnya terjadi di dalam ruangan itu?”
“Oh... atau jangan-jangan ...,” ucapanku langsung terpotong, di sela oleh Andara saat aku berbicara.
“Cukup Radit... kita akhiri pertengkaran ini, dan ingat aku bukan wanita murahan yang seperti kamu pikirkan,”
Aku sangat kesal, kemudian kami kembali terdiam. Aku terfokus dengan kemudi lalu menambah kecepatan lantaran malam itu aku merasa cemburu, aku pikir Andara telah mengkhianati cintaku.
Tiba-tiba entah apa yang ada di dalam pikirannya. Dia berteriak dan menghentikan mobilku.
“Stop Radit! Turunkan aku di sini, aku tidak mau kita bertengkar,” ucapnya dengan sangat marah.
Namun aku tetap tidak menghentikan laju kendaraanku, aku tidak mau mendengarkan apa kata Andara malam itu.
“Aku mohon hentikan mobilnya, atau aku loncat Radit...,” ujar Andara
Namun Aku masih terus mengendarakan, kendaraanku tanpa sedikitpun aku mau mendengarkan.
“Kenapa kamu sangat egois Radit, cepat hentikan mobilnya. Aku mau turun!” sentak Andara terhadapku.
“kamu apa apaan sih, jangan seperti anak kecil Andara, kamu mau mati loncat dari mobil saat sedang dikemudikan,”
Aku membentaknya, kemudian menghentikan mobilku.
CIT. Suara ban mobil terdengar menggosok jalanan aspal.
Dengan tidak sengaja aku telah membuat keningnya membentur, ke dashboard.
PLOK. Suara kepala Andara membentur dashboard.
“Kamu keterlaluan Radit ...,”
Andara mengumpatiku, menatapku dengan sangat marah. Kemudian Andara turun dari mobilku.
Aku langsung berlalu pergi begitu saja meninggalkannya di pertengahan, aku memang seperti ini jika sedang marah, tapi aku sangat mencintainya.
*POV ANDARA*
“kamu tega Radit... aku benci kamu!”
Malam itu pertama kali aku mengucapkan benci padanya, kemudian aku berjalan gontai di tengah jalanan yang sepi, sambil menenteng high heels yang baru saja kulepas.
Tiba-tiba saja terlihat sebuah mobil mewah, berhenti tepat di hadapanku yang sedang berjalan di pinggir jalanan yang sepi.
Sekilas aku menoleh dan pemilik mobil tersebut menurunkan kaca mobilnya.
“Andara,” ucap seorang pria yang sangat aku kenal, dia adalah Alexander sahabat dari Radit. Namun aku hanya terdiam menatapnya, kemudian Alexander mendekat ke arahku.
“Kamu sedang apa berdiri di tepi jalan seperti ini, oh aku tahu... pasti kamu sedang bertengkar dengan Radit,” tebak Alexander dan tebakannya memang benar.
“Ayo naik... ijinkan aku mengantarkanmu pulang,” ucapnya lagi.
Awalnya aku sangat ragu, akan tetapi jika aku menolaknya aku tidak akan bisa pulang malam ini, jalanan sudah sangat sepi tidak ada satupun taksi yang lewat di sekitar jalanan ini.
“Ayo biar aku antarkan kamu pulang,” ucap Alexander mengajakku, hingga akhirnya aku ikut dengannya.
Buliran air mata tiba-tiba terjatuh begitu saja, aku sangat sedih lantaran pertengkaran kali ini adalah pertengkaran yang sangat parah sepanjang hubungan kami.
“Kamu tidak usah menangis lagi, usap air matamu, aku tidak suka melihat wanita secantik kamu menangis,”
Alexander mengucapkan kalimat, yang begitu membuat hatiku tersentuh kemudian Alexander menyodorkan tisu di tangannya.
Lalu aku meraih tisu di tangan Alexander sehingga kami tidak sengaja berjabat tangan hingga tatapan kami bertemu.
Tangannya sangat halus, dia selalu memperlakukanku dengan sangat lembut, sepertinya Alexander jauh lebih baik ketika memperlakukan seorang wanita, berbeda dengan Radit yang selalu bersikap dingin.
Tiba-tiba saja Alexander berdeham menyadarkanku dari lamunan.
Hatiku berdesir entah setan apa yang lewat di pikiranku tiba-tiba saja aku menyandar di bahunya yang kokoh.
Kemudian Alexander menstater mobilnya, hingga berhenti di sebuah outlet minimarket.
“Kenapa kita berhenti di sini Lex?”
“Aku mau membeli air mineral, kamu hauskan!”
Terselip nada memerintah di sana, yang mengharuskan aku minum. Tanpa menunggu jawaban dariku, Alexander langsung turun dari mobilnya dan berjalan memasuki outlet minimarket.
Kurang lebih sepuluh menit Alexander kembali dengan membawa dua botol air, lalu memberikan sebotol air mineral kepadaku. Kemudian aku meminumnya.
Alexander terlihat senyum kepadaku, pria yang sangat tampan dan baik hati.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan, Alexander terus mengajak aku mengobrol hingga aku mengantuk.
Tiba-tiba saja kepalaku sedikit terasa pusing, pandanganku terlihat muram. Namun aku masih ingat saat Alexander mengucapkan kalimat selamat tidur kepadaku.
Hingga aku terbangun kembali, aku mengitarkan pandangan melihat ke sekeliling aku tahu ini bukan rumahku.
Kemudian aku menoleh ke sampingku, aku sangat tercengang melihat pria yang semalam mengantarkanku, kini berada tepat di sampingku tanpa menggunakan busana.
Sontak saja aku terlonjak kaget, bangkit dari ranjang yang berukuran besar itu.
Ketika aku bangkit aku semakin tercengang, lantaran pakaian yang semalam aku kenakan terlepas berantakan di lantai.
“Alexxxxxx...,” teriakku histeris memukul-mukul dada bidangnya yang dipenuhi bulu-bulu halus.
“Bangun Alex... apa yang telah kamu lakukan padaku, Alex ayo bangun...,”
Aku sangat panik, kulihat ada bercak merah di atas seprai yang berwarna putih.
Pikiranku sangat kalut, buliran air mata jatuh bercucuran begitu saja.
“Kamu kenapa menangis... terima kasih untuk malam yang indah ini Andara,” ucapnya tersenyum menyeringai kepadaku.
“Bajingan kamu... dasar bejat kamu! Akan aku pastikan kamu akan mendapatkan balasan yang setimpal, dasar laki-laki kurang ajar!” umpatku geram.
Kemudian aku bangkit ingin segera meninggalkan, apartemen milik si bule bejat yang telah menodaiku.
Rasa penyesalan kini menjalar di hatiku, aku sangat merasa bersalah pada Radit, pantas saja Radit selalu berusaha menjauhkan aku dari Alexander.
Ternyata dibalik paras tampannya, ada iblis yang bersemayam di dalamnya.
*ALEXANDER POV*
Sudah sejak lama aku menantikan malam di mana aku bisa menjamah tubuh seksi ini, akhirnya malam itu akan tiba juga.
Dari balik mobil aku menatap pertengkaran sahabatku Radit dengan Andara kekasihnya.
Aku sengaja mengikuti mereka lantaran aku sudah tahu tipikal orang seperti Radit, saat sedang marah.
“Welcome my heaven” gumamku menghampiri Andara sang aktris tersohor di negeri ini.
Kini Andara dalam genggamanku, tubuhnya yang seksi wajahnya yang sangat cantik membuat aku di mabuk kepayang.
“Alex,” ucapnya menatapku. Saat aku menurunkan kaca mobil.
“Ayo masuk? Kenapa kau berdiam diri di situ!” ucapku kembali menatapnya.
Kemudian ia memasuki mobil aku sangat bahagia, lantaran malam ini tidak akan pernah aku sia-siakan.
Andara masih terlihat menangis, aku tidak tahan melihatnya, menangis kemudian aku mengambil tisu dan menyerahkannya.
“Usap air matamu, wanita secantik dirimu tidak pantas menangis,” ucapku sambil menyeka air matanya dengan sekepal tisu di tanganku.
Kemudian ia meraih tanganku, tanpa sengaja kami bertatapan, mata yang indah itu terlihat sangat jelas di hadapanku.
Perlahan aku tersadar, kembali kepada posisiku, akan tetapi dia malah menyender ke bahuku.
Hatiku sangat bahagia, tidak berapa lama kulihat sebuah minimarket, di situlah otak jahatku mulai beraksi.
Aku membeli dua botol air mineral, di mana yang satu untuk Andara telah aku campurkan obat bius dan yang satunya sengaja aku minum untuk menambah obat antibiotik penambah perpormaku di atas ranjang malam itu.
“Akhirnya aku mendapatkanmu Andara," gumamku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Na Gi Rah
Pemimpin penerus ANDRILOS telah datang mengunjungi cerita ini. tetap semangat dan terus belajar.
2022-10-20
0