Bab3. Siapa Dia?

Bab3. Siapa Dia?

***

Nina dan Dinda tengah melihat diam-diam kedekatan antara Ella dan wanita itu. Keduanya sangat heran ditambah curiga. Apa hubungan antara keduanya?

"Nda, kayakya wanita itu yang akan menjadi calon istri Mas-mu," ucap Nina setelah melihat interaksi keduanya.

"Apa sih, Na. Aku maunya kamu yang jadi kakak iparku, jangan berpikiran aneh-aneh lah," bantah Dinda, merasa tidak suka dengan lontaran Nina.

"Tapi setelah apa yang kita lihat sepertinya iya, Nda. Coba kamu perhatikan lagi, hal itu tidak pernah Mama-mu lakukan padaku. Dan sepertinya Tante Ella tidak pernah suka padaku," ucap Nina lagi dengan lesu, mengingat ulang bagaimana dia tidak pernah diperlakukan layaknya seorang anak seperti wanita itu.

"Nanti aku tanya dulu sama Mas Elang, gak bisa dibiarin ini. Masa iya sih, begitu juga," geram Dinda, giginya bergemurutuk tidak terima.

Saat melihat Erlangga akan kekamarnya Dinda menyerobot masuk tanpa membawa Nina. Dia sudah emosi dengan perkataan Nina barusan.

"Mas, kamu mau menikah sama dia?" tanya Dinda dengan nada tidak suka. Erlangga hanya menoleh sekilas dan membuka jasnya.

"Mas jawab dong," cerca Dinda yang sudah mulai kesal, bukannya menjawab Erlangga malah mengabaikan semua pertanyaan itu. Bukan tanpa alasan Erlangga bersikap seperti ini, sebab Nina lah yang membuatnya malas untuk membahas hal yang tidak penting.

Apalagi saat kemarin dia mengantarkan Nina, wanita itu dengan halus menolak mentah-mentah keinginan Erlangga yang ingin mengenal kedua orang tuanya.

"Keluar Dinda, Mas mau membersihkan diri. Temanmu di luar, kasihan dia menunggumu," ucap Erlangga mengingatkan. Dinda seketika menepuk jidat, tidak ingat dengan Nina.

"Awas ya, kalau pintunya di kunci, aku mau bawa Nina masuk juga ke kamarmu, Mas!" seru Dinda dengan ancamaan.

Namun, bukan Erlangga namanya jika dia tidak membuat kesal adiknya. Setelah Dinda keluar kamarnya buru-buru Erlangga mengunci pintu kamarnya.

Setelah keluar dan memegang knop pintu, Dinda dibuat kesal. Erlangga benar-benar membuatnya naik darah.

"Menyebalkan banget sih kamu, Mas," teriak Dinda.

"Ada apa teriak-teriak?" tanya Ella dan Allura yang sudah berada di dekat Dinda.

"Mama, ngagetin saja. Dia siapa, Ma?" tanya Dinda.

"Nanti juga kamu akan tahu," jawab Ella singkat dengan senyuman. Nina pun menyapa Ella dengan ramah. Dan sapaan itu Ella jawab dengan senyumannya. Meski berperilaku baik pada Nina akan tetapi sikapnya membuat orang merasa jika Ella tidak begitu menyukai Nina.

"Ayok, sayang kita ke kamarmu. Supaya kamu bisa istirahat," ucap Ella membawa Allura menuju kamarnya. Yang melewati kamar Erlangga, dan Dinda.

Ella juga mengabaikan Nina, dan Dinda yang masih berada di sana. Ella bahkan mengabaikan anaknya yang merasa dia lebih menyayangi orang lain ketimbang anaknya sendiri.

"Loh, Mamah kok kayak sama anak sih sama dia, sedangkan aku kayak orang lain," gerutu Dinda tidak terima.

"Iya, ya. Kamu sebaiknya minta penjelasan sama Mama mu sebelum posisimu terganti." Suasana sedang panas, Nina malah memberikan kobaran api pada Dinda.

Saat Ella melewati mereka berdua, Dinda mengikuti Ella menuju kebawah.

"Ma dia siapa, sih? Kenapa kayak sama anak, kan aku yang anakmu bukan dia," rengek Dinda kepada Ella.

"Salahmu yang tidak pernah mempunyai waktu untuk Mama lagi, kamu sibuk main terus sampai lupa punya Mama yang kesepian di rumah," ucap Ella mengungkapkan isi hatinya.

"Kan Mama banyak teman arisan, Mama," ucap Dinda mengingatkan, dia juga bergelayut manja di lengan Ella.

"Sudah sana keatas lagi. Awas ya, jangan sampai Allura kamu gangguin sama teman kamu itu," ancam Ella membuat Dinda mengerucutkan bibirnya. Sedangkan Ella tersenyum samar dan menjawil hidung anaknya.

"Jangan ganggu Mama mau istirahat!"

***

Nina mengetuk pintu kamar Allura, dia ingin tahu sebenarnya siapa gadis itu hingga membuat Ella Mama dari Erlangga begitu menyayanginya membuat dirinya merasa cemburu. Sebab dirinya tidak pernah diperlakukan demikian oleh Ella.

Allura yang baru saja duduk di tepi ranjang langsung menoleh kearah sumber suara. Dia yakin jika dua wanita tadi yang mengetuknya.

"Buka tidak ya, tapi kalo tidak dibuka takut penting," gumam Allura dia pun dengan terpaksa beranjak dari tepi ranjang untuk membuka pintu.

Di sana sudah ada Nina dengan tatapan penuh kebencian, "kamu ada hubungan apa dengan Mama Ella sampai dia begitu memperlakukan kamu dengan baik," cerca Nina tanpa basa-basi.

"Aku?!" jawab Allura sembari menunjuk dirinya sendiri. Nina yang merasa geram pun memutar bola mata dengan malas.

"Menurutmu siapa lagi? Kalau Mama Ella tidak pernah memperlakukan aku seperti itu!" ketus Nina dengan mencebik.

"Terus hubungannya denganku apa?" Allura masih bertanya sebab dia tidak mengerti dengan pembicaraan wanita di hadapannya.

"Kamu ini pura-pura tidak mengerti atau---"

"Bo**h!!!" timpal Dinda yang sudah sampai di lantai atas ketika Mama nya meminta dirinya untuk jangan mengikutinya lagi.

Nina dan Allura menatap kearah sumber suara, "ya, benar kamu Nin, dia harus diinterogasi. Bisa-bisanya dia mau mengambil Mama ku dan Mas Erlangga," cibir Dinda dengan tatapan tidak suka.

"Jadi benar dia calon istri Erlangga, Dinda?" tanya Nina tidak sabar. Dinda hanya menganggukkan kepalanya.

Allura yang tidak merasa pun hanya melambaikan tangannya tidak merasa karena dia memang bukan calon istri dari Erlangga anak dari Ella. Bahkan Ibu nya dan Ella tidak memberitahukan dirinya apa-apa, bagaimana bisa dia menjadi calon istrinya.

"Kalian salah paham," sela Allura membela diri.

"Lalu kamu siapa?!" Nina dan Dinda bertanya dengan bersamaan.

"Aku hanya pemilik panti asuhan. Dan Ibu Ella donatur tetap di tempatku, karena dia kesepian makanya memintaku untuk menemaninya. Karena kemalaman makanya aku di suruh menginap," jawab Allura menjelaskan.

"Sudah-sudah, ini sudah malam Dinda, kamu mengganggu orang istirahat saja. Bagaimana kalau Mama mendengar kamu memarahinya? Kamu mau di marahi balik?!" Erlangga keluar melerai perdebatan mulut mereka.

Nina yang melihat Erlangga keluar kamar pun langsung berjalan menghampiri Erlangga dan menuntunnya kehadapan Allura.

"Sayang bilang sama dia kalau kamu hanya mencintaiku, dia tidak akan bisa menggantikan posisiku di hatimu," rengek Nina dengan manja. Dinda pun sangat puas melihat kemesraan Erlangga dan juga Nina.

Setidaknya wanita itu akan mundur jika benar dia yang dipilih Mamanya untuk menjadi calon istri Erlangga.

"Iya, kalau kamu secepatnya ingin membawa hubungan kita kearah yang lebih serius!" seru Erlangga menekankan.

Kini tatapannya beralih menatap Allura dengan datar, "sekarang kamu masuk kamarmu! Dan beristirahlah," titah Erlangga, Allura yang terkejut pun langsung menutup kamarnya spontan.

"Kamu juga masuk Dinda." Tanpa melawan Dinda langsung berbalik badan dan masuk kekamarnya.

Erlangga menarik tangan Nina untuk menuju ke arah balkon.

"Tentukan waktu yang tepat agar aku dan keluargamu bertemu!!"

***

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

QQ

QQ

Entah kenapa dengan si Nina jika dia sayang dan cinta kepada Erlangga dan tidak mau kehilangannya kenapa juga tidak mau mengenalkan pada orangtuanya 🤔🤔🤔🤔🤔

2022-10-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!