Bab4. Meredam Emosi.

Bab4. Meredam Emosi.

***

"Kamu bisa nggak sih, tidak usah bahas itu lagi. Panas kuping aku mendengarnya!" ucap Nina dengan emosi. Namun, Erlangga pun tidak kalah terkejut dengan lontaran kekasih hatinya.

Sekuat tenaga dia meredam emosi nya yang ingin sekali membentak, dan juga menampar mulut Nina jika dia berani. Akan tetapi semua itu ia urungkan mengingat dia mencintai wanita itu.

Perlahan Erlangga memutar badan berbalik kearah Nina. Wajahnya memerah menahan amarah. Nina yang melihat reaksi Erlangga seperti itu pun langsung menatap Erlangga dengan bengis.

"Sudahlah aku mau tidur saja ke kamar Dinda!" seru Nina sembari beranjak dari kursi. Tetapi Erlangga menahannya.

"Kita selesaikan dulu!" suara tegas itu menciutkan nyali Nina. Perlahan dia mulai duduk kembali di tempatnya semula.

"Kamu kenalkan aku kekeluargamu, atau hubungan kita terus seperti ini? Mau sampai kapan? Aku merasa kamu tidak serius dalam hubungan ini, atau hanya aku saja yang mencintai sedangkan kamu tidak," ucap Erlangga memberondong banyak pertanyaan pada Nina.

Nina tercekat dengan cercaan Erlangga yang tidak biasanya dia bertanya hal demikian. Mungkin Nina berpikir jika emosinya Erlangga di karenakan pembahasan pernikahan dari Ella.

"Sayang, sudah jangan marah-marah terus. Kamu begini karena tekanan dari Mama mu bukan yang menyuruhmu menikah," kata Nina bergelayut manja di lengan kekasihnya. Dia tahu jika jurus itu akan membuatnya luluh.

Erlangga mengembuskan napas kasar, "ya, mungkin. Bagaimana aku tidak pusing, Mamaku menyuruhku untuk menikah sedangkan kamu selalu saja menolakku. Apalagi kejenjang pernikahan, ingin bertemu dengan orang tuamu saja kamu banyak alasan," sindir Erlangga sembari tangannya perlahan menguraikan tangan Nina yang tengah bergelayut manja di lengannya.

Nina cemberut saat Erlangga beberapa langkah menjauh darinya. Dia lebih memilih menatap malam gelap tanpa gemerlap bintang seperti biasanya, seolah semesta tengah merasakan apa yang di rasakan Erlangga saat ini.

"Pergilah ke kamar Dinda, waktunya kamu istirahat," titah Erlangga, Nina yang tahu sikap kekasihnya pun hanya menurut saja tanpa merayunya lagi. Nina sudah tahu jika Erlangga seperti itu dia sudah sangat kecewa pada Nina.

***

Dinda yang baru saja keluar dari kamar mandi pun melihat sekilas ponsel Nina yang berada di nakas. Ketika dia ditarik oleh Erlangga Nina memberikan ponselnya agar diisi daya. Dahinya mengkerut merasa heran mengapa sekretaris Erlangga bisa menghubungi Nina.

Namun, rasa penasarannya teralihkan ketika Nina pun membuka knop pintu dengan perlahan dengan lesu, wajahnya di tekuk tidak ada gairah.

"Kenapa sih?" tanya Dinda yang mulai ingin mengetahui masalah Nina dan Erlangga.

"Ya, biasalah Mas mu," jawab Nina sembari membantingkan tubuhnya di atas ranjang.

"Iya, masalahnya apa? Dia mau kamu menikah dengannya bukan? Kenapa gak diterima saja sih, kalian kan sudah cukup lama menjalin hubungan," saran dari Dinda.

"Tidak, Nda. Aku belum siap untuk menuruti kata-kata Masmu. Aku masih mau bebas jalan," tolak Nina dengan cepat, memprotes saran dari sahabatnya.

"Lagian kan nikah itu memperjelas status hubungan, harusnya kamu senang lah di seriusin sama Masku bukan malah begitu." Dinda mulai tidak suka dengan jalan pikiran Nina.

"Ah, sudahlah Nda. Jangan bahas itu, aku malah boring kalau kamu juga ikut membahasnya!" seru Nina sembari dirinya beranjak dari ranjang, lalu menyambar ponsel yang berada di nakas.

"Dasar anak itu, keras kepala. Lagian nikah sama Masku enak lah, sudah mapan, terus belanja bisa tiap hari dia," gerutu Dinda sendirian saat melihat Nina masuk kedalam kamar mandi.

Nina langsung melihat-lihat ponsel dan terdapat panggilan tidak terjawab dari seseorang.

"Ngapain sih dia," gerutunya dengan malas. Namun, tidak membuatnya mengabaikan panggilannya. Dia langsung menelepon balik.

***

Tidak terasa waktu cepat berlalu, pukul enam pagi Allura telah selesai mandi dan bersiap untuk turun kebawah. Dia berniat untuk membantu Mbak Inah Art yang berada di rumah Ella. Langkah kakinya mengendap-endap seolah tidak ingin membangunkan penghuni yang berada di dalam kamar yang ia lewati.

Baru saja dia akan membuang napas lega saat akan melewati kamar Erlangga, ternyata kejadian tidak terduga pun terjadi. Allura menabrak Erlangga yang tengah menutup pintu sembari memegang ponsel.

"Aww," pekik Allura yang hampir terjatuh, namun disangga oleh tangan Erlangga. Allura terkesiap hingga menegang karena sikap Erlangga yang bisa membantunya meski lelaki itu tengah menelepon.

Perlahan Erlangga melepaskan tangannya dan menganggukan kepala seolah memberi isyarat untuk Allura jika dirinya harus menegakkan tubuhnya karena tangannya telah kebas setelah beberapa menit Allura masih saja terdiam.

Hingga akhirnya Erlangga mematikan teleponnya dahulu dengan Septian. Erlangga memasukkan ponselnya ke saku piyamanya. Lalu menepuk bahu Allura agar wanita itu tersadar.

Allura pun tersadar, meneggakkan tubuhnya. Karena malu dia menyempilkan anakan rambut di daun telinganya. Lalu mengucapkan.

"Te-terima kasih," ucap Allura dengan terbata. Dia juga langsung berjalan cepat untuk meninggalkan Erlangga yang masih kebingungan dengan sikap Allura yang aneh menurutnya.

Sembari menuruni anak tangga, Allura memegangi dadanya yang kian berdebar-debar. Baru kali ini dia merasakan hal konyol yang tidak biasa.

"Ada apa denganku ini," tanyanya pada diri sendiri sembari memegangi dada. Sampai di bawah Allura langsung menuju ruang makan untuk membantu Mbak Inah.

"Selamat pagi Mbak," sapa Allura pada Mbak Inah. Wanita baya itu menjawab dengan ramah.

"Pagi juga Non,"

Allura langsung mengambil alih pekerjaan Mbak Inah yang tengah menata meja makan. Sontak saja membuat Inah merasa segan.

"Jangan Non, ini pekerjaan Mbak. Non mau apa biar saya buatkan, duduk saja di sini." Inah menyeret kursi agar Allura duduk di sana.

"Tidak apa Mbak, lanjutin saja bawa lauk pauknya, biar piringnya aku yang tata," ujar Allura. Dari arah belakang Allura datang Ella, dia menganggukkan kepalnya seolah memberi isyarat pada Inah agar menuruti ucapannya. Inah yang mengerti pun langsung menyelesaikan pekerjaannya.

"Eh, sudah bangun, Al," sapa Ella sembari tangannya merangkul pundak Allura.

"Sudah, Bu," jawab Allura.

Baru saja Ella duduk Dinda dan juga Nina datang bersamaan dengan penampilan yang masih memakai baju piyama. Ella melihat keduanya saat dengan tidak sopan Nina juga ikut duduk tanpa menyapanya. Itulah yang tidak Ella suka dari wanita itu.

"Dinda, kamu ini anak gadis jam segini baru bangun dan malah makan, bukannya mandi dulu membersihkan diri," sindir Ella tanpa menoleh kearah anaknya.

"Laper Ma, lagian hari ini gak ada kelas. Nanti setelah sarapan aku mau tidur lagi, kan tidur juga butuh tenaga," celetuk Dinda sembari tertawa diiringi tawa juga dari Nina. Sedangkan Allura hanya mengernyit dengan tingkah keduanya.

"Dasar jorok," batin Allura.

"Duduk, Al. Kita mulai sarapan, nunggu Elan lama dia masih di dalam ruang kerjanya," ucap Ella memerintahkan Allura. Saat dirinya akan kelantai atas dia melihat ruang kerja Erlangga terbuka.

Setelah selesai sarapan Nina dan Dinda langsung keatas. Tanpa mereka membereskan bekas sisa makanannya. Entah harus bagaimana lagi Ella menegur sebab kebiasaan yang telah dia ajari kepada Dinda kini sudah tidak ia lakukan.

***

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

QQ

QQ

Makin ngga suka lah mama Ella padamu Nina bukannya bersikap sopan masih berpiyama udah mau makan terus parahnya ngga ngeberesin piring bekas makanan mu😔😔😔😔

2022-10-23

1

QQ

QQ

Kok Nina ngga sopan gtu ngomongnya sama Erlangga walaupun dia kekasih nya tetapi rasanya tak pantas untuk ngebentak. Jika dia sayang Erlangga kok selalu ada aja alasannya jika diminta untuk mempertemukan Erlangga dengan orang tuanya. Ngga ngerti dengan jalan pikirannya Nina 🤔🤔🤔🤔🤔

2022-10-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!