~🍒Hallo reders semuanya, selamat membaca yah. Terimakasih sudah mampir. Semoga ceritaku bisa menghibur kalian semua.
Jangan lupa tinggalkan jejak yah.
Like
Comment
Kasih bintang lima😘
...~happy reading~...
"Rangga!!!"
"Iya boss" pria berjas hitam terkejut melihat boss nya masuk ke dalam ruangannya.
"Apa kau belum memeriksa ponsel mu huh?"
Rangga semakin terkejut, ia memang belum melihat ponsel nya. Pria itu pun secara spontan mengeluarkan ponselnya dari dalam tas kerja nya.
"Huh? boss nelfon saya subuh sekali?"
Aditya mendengus kesal, ia mengambil alih kursi kerja Rangga.
"Carikan aku pengacara, sebuah masalah telah terjadi"
Lagi dan lagi Rangga di buat terkejut oleh boss nya ini.
"Masalah apa yang telah terjadi boss?"
"Masalah kecil yang mungkin akan menjadi besar!" jawab Aditya.
Rangga berdiri di samping Aditya.
"Boss, bagaimana bisa masalah terjadi ketika anda di rumah? kita hanya berpisah selama 5 jam. " ucap Rangga tidak percaya.
"Kau terlalu banyak omong"
"Memang nya, masalah apa yang terjadi?"
Aditya menatap Rangga, lalu menghembuskan nafas gusar.
"Aku sudah merenggut keperawanan seorang gadis"
"What????" pekik Rangga kaget.
Sedangkan Aditya terkejut mendengar teriakan Rangga.
"Tidak perlu teriak begitu!" dengus Aditya.
"Bisa, bagaimana mungkin anda mengambil kesucian seorang gadis? siapa dia???"
"Aku juga tidak tahu mengapa dia ada di dalam kamar ku. Aku juga baru pertama kali bertemu dengan nya" jawab Aditya sedikit menerawang. Ia memang tidak mengenal wanita itu.
"Mungkin asisten rumah tangga baru ku" imbuh Aditya lagi.
Deg.
Rangga teringat dengan seorang gadis cantik, berpenampilan sederhana dan terlihat sangat lugu.
Melihat Rangga terdiam sambil gigit jari, Aditya menjadi curiga.
"Apa kau mengenal gadis itu?" tanya Aditya penuh selidik.
"Ti-tidak boss, tapi semalam ketika aku mengantar anda pulang. Ada seorang gadis yang membukakan pintu. Tapi tingkah nya aneh"
"Aneh?" Rangga mengangguk.
"Dia seperti tidak mengenali anda. Mungkin memang benar jika dia adalah art baru" jelas Rangga.
Aditya menghela nafas, tidak masalah siapa gadis itu. Yang menjadi masalah sekarang adalah, soal keperawanan gadis itu. Aditya tidak mau gadis itu menuntut nya dan meminta pertanggung jawaban darinya. Apalagi di bawah ke ranah hukum. Bisa bisa nama baik nya tercoreng.
"Lalu, apa yang akan boss lakukan?"
"Apalagi, selain menutup mulut nya dan membuat perjanjian dengan nya!" jawab Aditya.
Rangga mengangguk, ia juga setuju dengan keputusan boss nya.
"Tapi boss, apa anda sudah membicarakan ini dengan gadis itu? siapa tahu kita bisa menyelesaikan semua ini tanpa pengacara"
"Maksud mu?"
"Kenapa boss tidak bicara dengan wanita itu terlebih dahulu. Buat kesepakatan dengan nya" ujar Rangga memberi usulan.
Aditya terdiam, memikirkan usulan dari asisten nya.
"Tetap saja, aku dan dia harus membuat kesepakatan tertulis. Jika dia menuntut ku nanti, aku bisa mematahkan tuntutan nya"
"Yap, aku akan membuatkan sebuah surat kesepakatan untuk kalian berdua" ujar Rangga lagi.
"Bagus, aku percayakan semuanya kepada mu. "
"Siap boss"
Aditya mengangguk, lalu ia bangkit dari duduknya.
"Aku kembali ke ruangan ku dulu, setelah semua nya siap. Kamu langsung ke ruangan ku saja"
Hubungan Aditya dan Rangga memang sebatas boss dan asisten. Namun, sebenarnya hubungan mereka lebih dari itu.
Rangga yang benar benar loyal dalam bekerja, membuat Aditya percaya sepenuh nya kepadanya. Apalagi Rangga sangat menghargai jasa Aditya terhadap keluarganya.
"Setia!" satu kata yang tertanam dalam di hati Rangga.
Setelah Rangga selesai membuat surat perjanjian dan kesepakatan itu. Rangga langsung pergi menemui boss nya.
"Boss, ini surat perjanjian nya sudah siap. Anda boleh memeriksanya. Jika sudah pas, saya akan langsung mencetak nya" Rangga menyerahkan sebuah flashdisk pada Aditya.
Tanpa menjawab, Aditya langsung mengkoneksikan flashdisk ke komputer nya.
Aditya memeriksa setiap kalimat yang tertulis di dalam surat perjanjian itu.
"Semua isinya tidak ada yang memberatkan pada pihak kita boss. Wanita itu pasti akan setuju dan tidak akan berani melakukan apapun" ujar Rangga.
"Bagus, kamu memang bisa di andalkan" puji Aditya. Rangga pun tersenyum bangga.
"Tentu saja Boss" jawab nya bangga.
Aditya langsung mencetak surat perjanjian itu dari komputernya. Dan Rangga dengan sigap mengambil hasil nya pada printer yang tertata di atas bufet sudut ruangan kerja Aditya.
"Ini boss"
Aditya tersenyum, akhirnya masalahnya terselesaikan.
"Wanita itu tidak akan berani berbuat hal yang dapat merugikan ku!" gumam Aditya menatap tajam kertas itu.
"Tapi, menurut ku wanita itu juga tidak akan melakukan apapun boss"
"Kenapa kau berpikir begitu?" sangga Aditya.
"Bagaimana tidak boss, dari penampilan nya saja aku sudah bisa menebak dia berasal dari desa"
"Jangan tertipu dengan cover nya saja. Terkadang orang kampungan seperti itu yang memiliki otak busuk" balas Aditya.
Rangga tak berani menjawab lagi, ia tersadar saat ini boss nya sangat sensitif dengan yang namanya wanita.
"Aku juga tertipu dengan cover Weira. Ia terlihat polos dan sangat mencintaiku. Tapi, ternyata ia lebih mementingkan karirnya" ucap Aditya di dalam hatinya.
Masih terasa perih, luka yang Weira tinggalkan. Pernikahan yang sudah di rancang dari jauh hari. Bisa batal hanya karena sebuah kabar kelulusan Weira di salah satu ajang permodelan di Paris.
Aditya sangat terpukul, ia trauma dan sangat sensitif dengan seorang wanita yang lugu.
"Boss" panggil Rangga.
Aditya tersentak, ia menghela nafas dalam untuk melupakan semua masalahnya.
"Ada apa?" tanya Aditya.
"Tidak ada, saya hanya ingin tahu. Apa boss akan pulang sekarang, untuk menemui wanita itu?" tanya Rangga takut takut.
"Apa sebaiknya sekarang?" ucap Aditya balik bertanya.
"Kalau menurut ku, lebih cepat lebih baik. Sebelum dia memberitahu semua orang "
"Kau benar, jika dia mengatakan pada mama. Apalagi pada pekerja lain nya"
Aditya segera bangkit, menggenggam lembaran kertas yang berisi tentang kesepakatan yang Rangga buat.
...----------------...
Aditya tiba di rumah, ia melangkah masuk dengan langkah yang besar.
Saat masuk ke ruangan tengah, Aditya mendapati ada keributan yang terjadi di rumah nya.
"Ada apa ini?"
Deg.
Tubuh Adsila menjadi tegang, ia mengenal suara siapa itu. Suara tegas dan penuh penekanan.
Meskipun baru mendengar suara itu, Adsila sudah bisa menghafal nya. Suara dan wajah pria itu sudah terekam jelas di memory nya.
Maya berbalik, ia memasang wajah sedihnya.
"Aditya, lihat lah. Pembantu baru mu membuat guci antik mama pecah" adu Maya.
"Maaf tuan, mungkin Adsila tidak sengaja, saya minta maaf atas itu tuan" kata Bian.
Aditya melirik wanita yang berdiri di samping Bian. Ia tahu dia adalah wanita semalam, wanita yang sudah ia ambil kesucian nya.
"Apa hanya itu?" tanya Aditya dingin.
"Aditya, apa kamu tidak marah??? itu guci kesayangan mama Aditya" rengek Maya.
"Nanti aku akan mencarikan yang lebih bagus" kata Aditya.
Maya terkejut, putranya mendadak berubah. Biasanya Aditya akan sangat marah apabila ia mengadu seperti ini.
Bukan hanya Maya, semua orang di sana juga terkejut mendengar nya.
Tapi, Adsila hanya menunduk. Ia tahu jika Aditya tengah menatap nya saat ini.
"Mama tidak mau yang lain Aditya, guci itu limited edition. Kau tahu itu kan"
Aditya melangkah kearah Adsila, Ia berhenti tepat di depan gadis itu.
Maya berpikir jika putra nya akan melakukan sesuatu yang kejam pada wanita itu. Wanita paru baya itu sudah merasa sangat senang.
"Kau, ikut dengan ku!"titah Aditya.
"Huh?" Maya menatap putranya.
Adsila kaget, ia mengangkat pandangan nya. Tapi, Aditya sudah berbalik. Adsila hanya bisa menatap punggung nya saja.
"Wah...Kenapa bisa begini? tuan sudah berubah"
"Tidak mungkin, palingan juga dia bakalan di siksa di dalam ruangan kerja nya"
"Kau bener"
Adsila meragu, ia menoleh pada pak Bian. Meminta persetujuan dari pak Bian.
"Sudah ikutilah" kata pak Bian.
Adsila oun mengangguk, lalu melangkah mengikuti Aditya menaiki anak tangga.
"Permisi nyonya" ucap Adsila menunduk sopan ketika ia melewati Maya.
"Huhh...Awas saja jika kau tidak di pecat!" geram Maya. Ia juga pergi dari sana, Maya pergi ke kamar nya yang berada di lantai bawah.
"Yah, kok gak di sini aja sih" lenguh parah asisten rumah tangga yang lain. Sebenarnya mereka sangat menginginkan Adsila di siksa di depan mata mereka.
Jantung Adsila berdetak kencang, ia merasa sangat takut. Apalagi saat ini mereka berada di tempat kejadian. Dimana kesucian yang selama ini Adsila jaga, direnggut paksa oleh Aditya.
"Masuk!" titah Aditya dingin.
Adsila tetap diam, ia berdiri di depan pintu kamar Aditya.
"Saya disini saja tuan" balas Adsila.
Gadis itu tidak sadar, jika dirinya sudah memancing kemarahan seorang Aditya. Menolak perintah, adalah kesalahan yang sangat fatal bagi keluarga Dairon.
"Kau mau di seret, atau masuk dengan kaki mu sendiri!"
Gertakan Aditya tentu saja terdengar mengerikan di telinga Adsila yang polos.
Dengan cepat, Adsila melangkah masuk ke dalam kamar.
Blam!
Pintu kamar langsung tertutup dan di kunci secara otomatis.
"Tuan, apa yang anda lakukan?" protes Adsila.
Aditya tidak menghiraukan
ucapan Adsila, ia melangkah mendekati meja kerja nya untuk mengambil sesuatu. lalu pria itu duduk di sofa. Matanya menatap tajam kearah Adsila.
"Duduk lah!" titah nya dengan suara datar.
Adsila yang sudah ketakutan langsung mengikuti perintah Aditya. Ia duduk pada sofa di depan Aditya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Amelia Syharlla
seisi rumah kok gak ada yang baik 🤔🤔🤔🤔🤔
2023-01-06
0