~🍒Hallo reders semuanya, selamat membaca yah. Terimakasih sudah mampir. Semoga ceritaku bisa menghibur kalian semua.
Jangan lupa tinggalkan jejak yah.
Like
Comment
Kasih bintang lima😘
...~happy reading~...
"Nona, apa kau tidak mendengar ku??"
Adsila tersentak, ia mengangguk cepat dan segera membantu pria itu membawa boss nya.
"Sekarang sudah larut malam, aku harus segera pergi" kata Rangga.
"Ba-baik tuan" Adsila langsung membopong Aditya menuju ke kamar nya.
Rumah besar tampak sepi, semua orang sudah masuk ke kamar masing-masing.
Ketika menaiki anak tangga, Adsila sedikit merasa kesusahan. Aditya terus berteriak, memaki maki nama yang Adsila tidak tahu siapa.
Adsila membaringkan Aditya di atas ranjang, membuka sepatunya, kemudian menyelimuti nya.
Meskipun berada dekat dengan majikan nya, Adsila tidak berani menatap wajah Aditya.
"Tuan saya pergi dulu" ucap Adsila hendak berbalik keluar dari kamar.
"Weira! jangan pergi!"
Adsila tersentak, tangan nya di cekal begitu kuat oleh Aditya.
"Maaf tuan, aku buk-"
"Sudah diam kau! aku sudah lelah kau permainkan selama ini Weira! apa kau tidak tahu, betapa aku sangat mencintai mu??" Aditya berdiri, ia menarik tangan Adsila mendekat padanya.
"Tuan maaf, aku buk-"
cup~
Aditya menyerangnya, ia seperti orang kesetanan. Tentu saja Adsila memberontak, ia berusaha melepaskan diri dari Aditya.
"Tuan jangan, lepaskan aku!" mohon Adsila sembari mendorong Aditya.
"Kau tidak akan bisa lari lagi, kau akan menjadi milik ku seutuhnya!"
Adsila menggeleng, ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Majikan nya sedang mabuk, apa yang akan majikan nya lakukan, adalah hal yang salah. Ini akan menjadi masalah besar di dalam hidupnya.
"Tuan,sadar lah. Aku bukan wanita itu"
Plak!
"Kau ingin mengelabui ku? aku tidak bodoh! malam ini, kau akan menjadi milik ku!"
Bruk.
Adsila terhempas di atas tempat tidur, pipi sebelah kanan nya memerah bekas tamparan keras Aditya.
Tidak berhenti di situ, Adsila masih memberontak untuk melepaskan diri. Tapi, kekuatan Aditya jauh lebih kuat darinya.
Ingin berteriak minta tolong, percuma saja. Ruangan ini pasti kedap suara,Aditya sudah memperingati Adsila tadi.
Secepat kilat, seluruh pakaian Adsila berhasil di lepas oleh Aditya.
"Pak, ibu, tolong Adsila" erang gadis tak berdaya di dalam hatinya.
Sedangkan pria itu, juga melepas pakaian nya. Adsila menutup mata nya, pasrah dengan apa yang akan ia alami.
Aditya tersenyum senang, dalam pengaruh alkohol, Aditya melihat Adsila seperti melihat Weira.
"Kau akan menjadi milik ku"
Aditya mulai melancarkan aksinya, mencumbui wanita yang sama sekali tidak ia kenal. Bahkan mereka baru pertama kali bertemu.
"Kau sangat rapat, aku tidak menyangka kau akan seenak ini Weira" Aditya terus berpacu, hingga merasakan sebuah hambatan di bawah sana.
"Kenapa sulit sekali!" dengus Aditya memaksa masuk.
"Akkk......" pekik Adsila ketika merasakan sesuatu masuk ke dalam tubuhnya secara paksa. Ia merasa tubuhnya seperti di belah dua.
Hilang sudah, apa yang selama ini ia jaga. Kini di ambil secara paksa oleh majikan nya sendiri.
Air mata Adsila mengalir begitu deras, ia sudah pasrah dan menerima nasib buruk yang menimpah nya saat ini.
"Ahh....Weira, aku sudah memiliki mu. Kau milik ku!!" rancau Aditya di sela sela pacuan nya.
Sedangkan Adsila hanya bisa menangis dan mencoba untuk menolak perlakuan majikan nya.
Hati dan pikiran Adsila terus menolak, tapi berbeda dengan tubuhnya yang terus di beri rangsangan. Karena dia adalah wanita normal, tentu ia tidak bisa terus menerus menolak rangsangan itu.
Akal sehat mengatakan tidak boleh, tapi tubuhnya malah menunjukkan hal yang berbeda.
"Cih....Kau menolak, tapi kau mau. Tidak masalah aku suka Weira" kekeh Aditya, ia menikmati bibir Adsila dengan rakus.
40 menit bergumul, akhirnya tubuh Aditya mengejang, ia sampai pada titik puncak kenikmatan nya. Begitu juga dengan Adsila yang entah sudah ke berapa kali mencapai puncak.
Kedua nya terengah, Aditya ambruk di atas tubuh Adsila.
"Hiks...Hiks....Pak, ibu" perlahan Adsila menggeser tubuh tuan nya kesamping, agar dirinya bisa segera pergi.
"Kau tidak boleh pergi!" tahan Aditya, ia kembali menarik Adsila masuk ke dalam pelukan nya.
"Bagaimana aku bisa pergi? jika seseorang masuk ke dalam kamar ini, mereka pasti akan terkejut melihat keberadaan ku di sini" pikir Adsila khawatir.
Tapi, bagaimana ia bisa pergi. Pelukan Aditya terlalu kuat. Adsila tidak bisa berbuat apa apa, ia hanya bisa pasrah dengan keadaan.
Pukul 4 subuh, Aditya tersadar dari tidurnya. begitu juga dengan Adsila.
"Siapa kau?" Aditya segera bangkit, ia terkejut melihat tubuh wanita tampa busana di dalam dekapan nya.
"Ma-af tuan" Adsila menunduk takut. Ia menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang nya.
"Bagaimana dia ada di sini? bukan nya tadi aku bersama Weira?" pikir Aditya.
"Pakai pakaian mu, dan pergi dari sini"
Setelah mengucapkan perkataan itu, Aditya langsung pergi masuk ke dalam kamar mandi.
Sedangkan Adsila dengan air mata berlinang memunguti pakaian nya. Lalu memakainya satu persatu.
Adsila keluar dari kamar itu, ia masuk ke kamar nya dengan sangat pelan, lalu pergi ke kamar mandi sebelum ada yang melihat nya.
Baru pertama kali bekerja di sini, ia malah mendapat musibah seperti ini. Entah bagaimana nasibnya setelah ini.
...----------------...
Aditya menatap diri nya pada kaca besar kamar mandi, ia tidak habis pikir dengan keberadaan wanita itu.
"Bagaimana dia bisa ada di kamar ku?" gumam nya sambil mengambil tisu untuk membersihkan pusaka nya.
"Eh, kok merah?" Aditya memeriksa tubuh nya, ia pikir ada luka di bagian bawah sana.
"Tidak ada luka, tapi mengapa ada darah-.."
Deg.
"Apa dia masih perawan?? apa karena aku mabuk, mengira gadis itu adalah Weira??"
Seketika pria itu menjadi panik, ia sudah berbuat jahat pada seorang gadis yang ternyata masih perawan.
Dengan cepat Aditya menyelesaikan mandinya, lalu kembali ke kamar nya untuk melihat sprei ranjang.
Kondisi tempat tidur masih berantakan, gadis itu sudah pergi. Aditya menarik selimut, dan betapa kaget nya dirinya melihat sprei yang berwarna putih, terdapat bercak merah dan ada juga yang lebih dari sekedar bercakan.
"Dia benar benar masih perawan" gumam nya.
Pria itu menjadi pusing, ia langsung mencari ponselnya, untuk menghubungi asisten nya.
Sekarang masih pukul 5 subuh, dan tentu saja Rangga masih tidur.
Drrrr......Drtttt....
"Ah ..Dia pasti masih ngebo!" dengus Aditya kesal, Rangga tak kunjung mengangkat panggilan telfon darinya.
Aditya kembali menatap sprei itu, lalu dengan kesal ia menarik dan menggulung sprei yang tidak berdosa, dan melemparnya ke lantai.
"Huh! semua ini gara gara kau Weira!!!!!!"
"Jika kau tidak mempermainkan aku, maka semua masalah tak akan bermunculan!" lanjutnya.
...----------------...
Tuk!!!! Tuk!!!!
"Heh anak baru, cepat lah selesaikan mandi mu! kami juga mau mandi!"
"Mandi atau mati sih" dengus yang lain.
Adsila tidak mendengarkan gedoran dari luar, ia masih duduk di dalam bathtub sembari memeluk lututnya.
"Bu, pak...Maaf, Sila gak nepatin janji, Sila tidak bisa menjaga diri Sila" air mata terus mengalir deras, gadis itu merasa hidupnya sudah hancur.
Brak!!! Brak!!!
"Eh bodoh!!!!! Cepat keluar!!!"
Adsila tersentak, ia menoleh ke arah pintu. Seketika ia teringat dengan bibi dan juga adik nya.
"Aku tidak boleh seperti ini" pikirnya, lalu dengan segera Adsila menyelesaikan mandinya.
Ceklek.
"Kamu ngapain aja sih!" maki seorang wanita yang sejak tadi berisik memanggil manggil Adsila.
"Maaf kak, aku tadi terjatuh, makanya sedikit lama" ucap Sila berbohong.
"Alah, banyak alasan kamu!" wanita itu mendorong Adsila agar lebih cepat keluar dari kamar mandi.
Adsila tidak melawan, ia berjalan pelan menuju ke lemarinya. Sangat susah sekali, Adsila merasa bagian intinya sangat sakit, padahal ia sudah berendam air panas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Amelia Syharlla
kasian ardsila 😭😭😭😭
2023-01-06
1
Dzikri Muhammas
lanjut
2022-10-20
2