~🍒Hallo reders semuanya, selamat membaca yah. Terimakasih sudah mampir. Semoga ceritaku bisa menghibur kalian semua.
Jangan lupa tinggalkan jejak yah.
Like
Comment
Kasih bintang lima😘
...~happy reading~...
"Ruang tamu, ruang keluarga, dan ruangan yang ada di sebelah sana. Kamu harus membersihkan nya Adsila" jelas Bian menunjuk setiap ruangan yang ia sebutkan.
"Pastikan semuanya bersih yah"
"Baik pak, saya akan melakukan yang terbaik yang saya bisa" jawab Adsila patuh.
"Bagus, kalau begitu saya tinggal dulu"
"Baik pak"
Adsila menatap setiap ruangan yang tadi di tunjuk pak Bian. Lalu, tanpa sengaja ia melirik anak tangga. Mata Adsila langsung menelusur naik ke atas dan terhenti pada arah kamar Aditya.
Jantung nya berdegup kencang, kejadian malam tadi kembali terngiang di kepalanya.
"Huh...Dia mabuk, dia pasti sudah melupakan nya" gumam Adsila meyakinkan dirinya agar tetap tenang.
Adsila mulai membersihkan satu persatu ruangan yang Bian perintahkan.
Ketika masuk ke ruangan keluarga, Adsila melihat seorang wanita tua duduk santai di salah satu sofa.
"Permisi nyonya, saya mau membersihkan ruangan ini"
Wanita itu melirik Sila sebentar, lalu dengan tegas dan penuh penekanan ia berkata.
"Bersihkan lah, jangan sampai ada debu sedikit pun!"
"Baik nyonya!" jawab Adsila patuh.
Wanita itu adalah ibu nya Aditya. Maya Dairon, wanita paru baya yang super kejam. Semua yang telah ia rencanakan, harus terjadi dan tidak boleh meleset sedikitpun.
Dengan takut takut, Adsila berjalan melewati Maya. Lalu, mulai melakukan pekerjaan nya.
Saat Adsila mengelap setiap guci yang ada di atas lemari, Maya terus mengawasinya.
"Kamu bisa kerja gak sih?"bentak Maya.
Adsila tersentak, ia sangat kaget mendengar bentakan Maya yang secara tiba-tiba.
Prank~
Mata Adsila melotot besar, salah satu guci tersenggol oleh tangkai kemoceng yang di apit oleh tangan Adsila sebelah Kanan.
"Guci kesayangan ku!!!!!" teriak Maya. Ia berlari mendekati pecahan guci antik yang yang sangat mahal itu.
"Maaf nyonya, saya tidak sengaja"
"Tidak sengaja kata mu???? apa alasan itu masuk akal????"
"Maaf nyonya saya akan menggantinya" balas Adsila lagi, ia benar-benar ketakutan saat ini.
"Cih, 10 tahun gaji mu bekerja di sini, tidak akan bisa mengganti guci kesayangan ku ini!!!"
Adsila hanya bisa menunduk, ia tidak tahu harus melakukan apa. Kecerobohan nya membuat dirinya mendapat Maslaah besar.
"Huh, gara gara kejadian tadi malam. Aku jadi tidak fokus" gerutu Adsila di dalam hati.
"Sini kamu!!! Ikut aku!!" Adsila di seret oleh Maya keluar dari ruangan keluarga.
"Bian!!!! Bian!!!!!"
Mendengar suara teriakan majikan nya, Bian langsung berlari keluar dari kamar Aditya. Bukan hanya Bian, seluruh pekerja di rumah itu berhamburan keluar dan berlari ke sumber suara.
"Ada apa nyonya besar?" tanya bidan terburu buru.
"Kamu kalo cari pekerja itu yang bagus dong! Lihat lah, guci ku pecah satu!"
"Apa??? Maaf nyonya, saya tidak tahu jika dia melakukan hal itu-"
"Kau, tidak di butuhkan di sini!!?" bentak Maya sembari mendorong Adsila kearah Bian.
"Pecat dia dan usir dari rumah ini!"
Adsila hanya bisa menunduk, ia pasrah dengan keputusan majikan nya. Lagi pula, Adsila juga merasa tidak betah di sini sejak kejadian tadi malam.
"Nyonya, maafkan lah dia. Adsila hanya pegawai baru. Dia belum tahu apa apa tentang rumah ini" mohon Bian.
"Tidak! aku tetap tidak mau dia ada di sini!"
"Tidak apa tuan, saya tidak masalah kok" jawab Adsila pelan.
Bian menoleh, ia menghela nafas mendengar jawab Adsila barusan.
"Tentu saja kau tidak akan apa apa. Karena aku tidak meminta mu ganti rugi!" sahut Mata. Tatapan mata wanita itu benar benar tajam.
"Cih, masih baru sudah membuat masalah!"
"Belum juga 2 hari"
"Wajar sih, mandi aja lama. Udah berasa menjadi nyonya kali"
Begitulah gumaman asisten rumah tangga yang lain menatap Adsila. Mereka tampak senang jika Adsila pergi.
"Ada apa ini?"
Deg.
Tubuh Adsila menjadi tegang, ia mengenal suara siapa itu. Suara tegas dan penuh penekanan.
Meskipun baru mendengar suara itu, Adsila sudah bisa menghafal nya. Suara dan wajah pria itu sudah terekam jelas di memory nya.
Maya berbalik, ia memasang wajah sedihnya.
"Aditya, lihat lah. Pembantu baru mu membuat guci antik mama pecah" adu Maya.
"Maaf tuan, mungkin Adsila tidak sengaja, saya minta maaf atas itu tuan" kata Bian.
Aditya melirik wanita yang berdiri di samping Bian. Ia tahu dia adalah wanita semalam, wanita yang sudah ia ambil kesucian nya.
"Apa hanya itu?" tanya Aditya dingin.
"Aditya, apa kamu tidak marah??? itu guci kesayangan mama Aditya" rengek Maya.
"Nanti aku akan mencarikan yang lebih bagus" kata Aditya.
Maya terkejut, putranya mendadak berubah. Biasanya Aditya akan sangat marah apabila ia mengadu seperti ini.
Bukan hanya Maya, semua orang di sana juga terkejut mendengar nya.
Tapi, Adsila hanya menunduk. Ia tahu jika Aditya tengah menatap nya saat ini.
"Mama tidak mau yang lain Aditya, guci itu limited edition. Kau tahu itu kan"
Aditya melangkah kearah Adsila, Ia berhenti tepat di depan gadis itu.
Maya berpikir jika putra nya akan melakukan sesuatu yang kejam pada wanita itu. Wanita paru baya itu sudah merasa sangat senang.
"Kau, ikut dengan ku!"titah Aditya.
"Huh?" Maya menatap putranya.
Adsila kaget, ia mengangkat pandangan nya. Tapi, Aditya sudah berbalik. Adsila hanya bisa menatap punggung nya saja.
"Wah...Kenapa bisa begini? tuan sudah berubah"
"Tidak mungkin, palingan juga dia bakalan di siksa di dalam ruangan kerja nya"
"Kau bener"
Adsila meragu, ia menoleh pada pak Bian. Meminta persetujuan dari pak Bian.
"Sudah ikutilah" kata pak Bian.
Adsila oun mengangguk, lalu melangkah mengikuti Aditya menaiki anak tangga.
"Permisi nyonya" ucap Adsila menunduk sopan ketika ia melewati Maya.
"Huhh...Awas saja jika kau tidak di pecat!" geram Maya. Ia juga pergi dari sana, Maya pergi ke kamar nya yang berada di lantai bawah.
"Yah, kok gak di sini aja sih" lenguh parah asisten rumah tangga yang lain. Sebenarnya mereka sangat menginginkan Adsila di siksa di depan mata mereka.
Jantung Adsila berdetak kencang, ia merasa sangat takut. Apalagi saat ini mereka berada di tempat kejadian. Dimana kesucian yang selama ini Adsila jaga, direnggut paksa oleh Aditya.
"Masuk!" titah Aditya dingin.
Adsila tetap diam, ia berdiri di depan pintu kamar Aditya.
"Saya disini saja tuan" balas Adsila.
Gadis itu tidak sadar, jika dirinya sudah memancing kemarahan seorang Aditya. Menolak perintah, adalah kesalahan yang sangat fatal bagi keluarga Dairon.
"Kau mau di seret, atau masuk dengan kaki mu sendiri!"
Gertakan Aditya tentu saja terdengar mengerikan di telinga Adsila yang polos.
Dengan cepat, Adsila melangkah masuk ke dalam kamar.
Blam!
Pintu kamar langsung tertutup dan di kunci secara otomatis.
"Tuan, apa yang anda lakukan?" protes Adsila.
Aditya tidak menghiraukan
ucapan Adsila, ia melangkah mendekati meja kerja nya untuk mengambil sesuatu. lalu pria itu duduk di sofa. Matanya menatap tajam kearah Adsila.
"Duduk lah!"
Dengan patuh, Adsila langsung duduk di sofa seberang Aditya. Hanya meja yang memisahkan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Amelia Syharlla
kejam banget Maya😡😡😡😡
2023-01-06
0