Menjemput anak bos

“Haaaiis, ngomong sama kamu bener-bener gak seru! Kenapa sih kamu cepet banget taunya?”

“Heh!! Kamu lupa ya disini aku kerja untuk siapa? Untuk pak Ronald Hendarto! yang gak lain adalah ayah dari si Lucas Armando itu!”

“Oh, hehehe jadi namanya Lucas ya?”

“Yaps!" Jawab Mitha sembari akhirnya ia menghentikan langkahnya tepat di depan sebuah lift dan langsung menekan tombol lift itu.

“Apa dia seganteng penyanyi Lucas NCT dari Korea itu?” Tanya Vina yang terlihat begitu antusias.

“Nah, kali ini aku gak tau!”

“Haahh! akhirnya ada juga yang enggak kamu tau seputar tentang atasanmu ya."

“Tapi kayaknya enggak deh,”

“Enggak apanya?” Tanya Vina bingung.

“Gak ganteng!”

“Hah?! Serius?? Gimana kamu bisa punya pikiran kegitu coba?”

“Karena ini.” Mitha pun menunjukkan selembar foto pada Vina, yaitu foto yang sama yang di berikan oleh Ronald.

“Foto bocah kutu buku mana yang kamu ambil ha?! Dan apa juga hubungannya dengan anak bos kita?” Tanya Vina yang masih tampak bingung saat memandangi foto itu.

“Hahaha, si kutu buku yang kamu bilang barusan, itu lah dia Lucas Armando hahaha.” Jawab Mitha yang langsung mengambil kembali foto itu dari tangan Vina sembari terkekeh geli.

Bertepatan pula, pintu lift saat itu sudah terbuka, hingga membuat Mitha langsung saja melangkah untuk memasuki lift. Merasa masih belum puas dengan jawaban Mitha, Vina pun bergegas ikut masuk ke dalam lift yang akan membawa mereka turun.

“Woi, kamu mau ngapain?? Kenapa malah ikut turun? Memangnya kamu mau kemana?” Tanya Mitha keheranan.

“Aku masih penasaran, makanya aku ikut.” Jawab Vina dengan begitu santainya.

“Hihh, kayaknya waktumu bener-bener senggang banget ya hari ini? Sampai-sampai bisa ngikuti aku cuma karena rasa penasaranmu tentang anak bos.”

“Hehehe.” Vina pun hanya cengengesan.

“Aku yakin, kalau pak Ronald tau kamu rela membuang banyak waktu kerja cuma demi bergosip tentang anaknya, dia pasti bakalan marah banget dan bakal…”

“Heh,, heh!! sahabat macam apa kamu ini ha?! Emang kamu sanggup kehilangan satu-satunya teman baik di kantor ini?” Vina yang tak senang pun sontak mengecak pinggangnya di hadapan Mitha.

Hal itu pun sontak membuat Mitha mendengus dan terkekeh geli sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Eeemm tapi Tha, penampilan Lucas waktu SMP yang kayak kutu buku ini, sama sekali gak bisa menjamin kalau penampilan dan wajahnya bakal terus culun sampai saat dia dewasa. Bisa jadi semenjak tinggal di luar negeri dia jadi Glow up??”

“Hmm, iya sih, aku pun sempet berpikir kegitu juga, tapi…”

“Tapi apa?” Vina pun mulai mengernyitkan dahinya.

“Tapi seganteng gantengnya dia, tetep aja gak bakal bisa mengalahkan kak Vino, Kak Vino dari dulu sampai sekarang udah jelas kegantengannya.” Jawab Mitha yang mendadak wajahnya langsung begitu berseri ketika kembali membahas Vino.

“Heh! Memangnya kamu pernah liat kak Vinomu itu waktu dia SMP?? Bisa jadi dia juga sama kayak Lucas yang kutu buku, makanya dia bisa pintar kayak sekarang. We never know, right?”

Mitha pun terdiam sejenak, dalam benaknya cukup membenarkan ucapan Vina yang menurutnya cukup masuk akal.

“Ah I don’t care about it!! bagiku tetap aja kak Vino yang paling ganteng sejagat raya.” Mitha pun akhirnya kembali tersenyum penuh keyakinan.

Sementara Vina, hanya bisa tersenyum geli sembari menggelengkan pelan kepalanya, karena ia berhasil dibuat kehabisan kata-kata melihat kelakuan temannya yang sangat tergila-gila seperti orang gila pada seseorang, namun tetap saja tidak berani menunjukkan perasaannya pada orang tersebut.

“Tapi aku yakin Lucas ini juga pasti ganteng sih, walau pun seandainya dia gak ganteng dari lahir, seenggaknya kekayaan orang tuanya mungkin bisa bikin dia jadi ganteng hehehe.” Ungkap Vina yang masih kekeh pada apa yang ia yakini.

“Heemm ok, let’s we see. Aku bakal buktikan dalam 2 jam lagi.”

“Dua jam lagi? Bukannya acaranya baru nanti malam ya?”

“Oh ya mungkin kamu pun juga belum tau hal ini ya, kalau aku yang bakal jemput dia di bandara.”

“What??!” Vina pun terbelalak.

“Ya.” Jawab Mitha sembari tersenyum dengan tenang.

“Ya ampun Thaa, lihat deh seberapa beruntungnya kamu. Aaaa aku jadi iri denganmu kali ini.”

Mitha pun hanya tersenyum.

“Dan kalau dia beneran ganteng, awas aja ya, awas aja kalau kamu jadi suka sama dia!”

“Hih never! Cintaku cuma untuk kak Vino selamanya.” Jawab Mitha yang kembali melebarkan senyumannya.

Vina pun langsung terdiam dan hanya bisa mendengus geli karena mendengar perkataan Mitha yang terdengar sangat lebay.

Tak lama pintu lift pun terbuka, tak terasa mereka sudah berada di lantai dasar gedung.

Mitha bergegas langsung keluar dari lift itu, sementara Vina, dia memilih untuk tetap tinggal di lift dan kembali naik ke lantai atas.

“Bye, semangat kerjanya.” Mitha melambaikan tangannya pada Vina sebelum pintu lift tertutup.

“Good luck!!” Jawab Vina yang ikut tersenyum dan ikut melambaikan tangannya.

Mitha bergegas menuju mobilnya yang ia parkirkan tak jauh dari loby, lebih tepatnya di sebelah mobil pak Ronald. Sebagai sekretaris pribadi dan anak dari teman dekat Ronald, Mitha tentunya juga mendapat beberapa keistimewaan di banding karyawan lain, yaitu tempat parkir yang nyaman di loby, tidak seperti karyawan lain yang harus mencari parkiran di basement.

Mobil yang di tunggangi sendiri oleh Mitha perlahan mulai bergerak, berjalan meninggalkan area gedung yang menjulang tinggi. Menyusuri jalanan kota yang masih terlihat sedikit berkabut dan mulai padat merayap. Melalui beberapa persimpangan jalan yang memiliki lampu rambu lalu lintas, cukup membuat Mitha mulai panik.

Bagaimana tidak, lampu selalu menampilkan warna merah setiap kali ia melewati persimpangan hingga membuatnya harus membuang lebih banyak waktu.

“Haaaiiss, apa gak bisa tampilin lampu hijau aja saat aku melintas???” Gerutu Mitha yang jadi sedikit kesal bercampur panik.

Hingga waktu yang seharusnya hanya memerlukan 45 menit, kini bertambah menjadi 1 jam lebih.

Mitha dengan setengah berlari memasuki pintu kedatangan internasional bandara sembari kembali melirik ke arah jam tangannya. Berhenti di depan layar yang menampilkan jadwal seluruh penerbangan di bandara itu.

“Ya ampun, pesawat dari London udah landing 25 menit yang lalu.” Ucapnya seorang diri yang saat itu semakin bertambah panik.

Mitha bergegas menyusuri bandara yang begitu megah seperti orang yang sedikit kebingungan. Melirik kesana kemari demi mencari seseorang yang ingin ia jemput. Mitha bergegas meraih ponsel dari dalam tasnya, lalu mencoba menelpon kontak Lucas yang sebelumnya telah diberikan oleh Ronald melalui pesan via aplikasi hijau.

“Kenapa gak nyambung-nyambung juga sih?!!” Gerutunya lagi.

Tak putus asa, Mitha terus menyusuri bandara sembari terus mencoba menghubungi Lucas, matanya juga tak tinggal diam dan terus menyisir kesana kemari namun masih tidak membuahkan hasil.

“Orang ini niat di jemput gak sih??!!” Ketus Mitha kesal sembari menatap tajam ke arah sebuah foto yang di pegangnya.

...Bersambung…...

Episodes
1 Keluarga Harmonis
2 Tugas dadakan
3 Lelaki pujaan
4 Menjemput anak bos
5 Kesan pertama tidak menyenangkan!
6 Moment tak terduga
7 Perginya sang pujaan hati
8 Sedih dan Kasmaran
9 Syukuran
10 Perbincangan para lelaki
11 Mengemban tanggung jawab besar
12 Wanita sibuk
13 Bertemu lagi
14 Terserang malu
15 Tampil menawan
16 Perang tatapan sinis
17 Terus berdebat
18 Di antar pulang
19 Kembali di ungkit
20 Kedatangan orang asing
21 Mengorek Informasi
22 Emosi
23 Stalker handal
24 Dijemput
25 Syarat yg menakutkan
26 Lelaki kurang ajar!
27 Pertanyaan mengagetkan
28 Mengambil keputusan
29 Rindu tapi gengsi
30 Kasmaran
31 Kemana semua orang?
32 Sosok baru di kantor
33 Selalu ada cara
34 Lagi-lagi dikerjai
35 Tidak dibiarkan pergi
36 Perekrutan
37 Tidak satupun
38 Sudah bisa ditebak
39 Lembur
40 Tidak tega
41 Taruhan
42 Di antar pulang part 2
43 Mengejutkan
44 Menunggu keputusan
45 Banyak diam
46 Keputusan terbaik
47 Moment tak terduga di lift
48 Moment tak terduga di lift part 2
49 Makan siang
50 Dia lagi dia lagi
51 Sangat berani
52 Rencana yang tertunda
53 Resmi jadi boss
54 Kabar baik
55 Tugas pertama
56 Makan siang bersama
57 Belanja
58 Merencanakan perjodohan
59 Sepakat
60 Jalan-jalan ke Mall
61 Tak sengaja bertemu
62 Strategi Dara
63 Terjebak situasi
64 Tersentuh
65 Setuju
66 Hilang fokus
67 Malu
68 Malam Minggu
69 Demi adik semata wayang
70 Melabrak
71 Ricuh
72 Menyelesaikan masalah
73 Jadi lebih intens
74 Di antar pulang
75 Wajah memerah
76 Deal or no deal
77 Menyelesaikan masalah
78 Jadi lebih intens
79 Di antar pulang
80 Wajah memerah
81 Setuju
82 Pertemuan keluarga inti
83 Mendadak gugup
84 Mulai menyadari
85 Pertemuan keluarga inti
86 Mendadak gugup
87 Mulai menyadari
88 Makin nyata
89 89
90 90
91 91
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Keluarga Harmonis
2
Tugas dadakan
3
Lelaki pujaan
4
Menjemput anak bos
5
Kesan pertama tidak menyenangkan!
6
Moment tak terduga
7
Perginya sang pujaan hati
8
Sedih dan Kasmaran
9
Syukuran
10
Perbincangan para lelaki
11
Mengemban tanggung jawab besar
12
Wanita sibuk
13
Bertemu lagi
14
Terserang malu
15
Tampil menawan
16
Perang tatapan sinis
17
Terus berdebat
18
Di antar pulang
19
Kembali di ungkit
20
Kedatangan orang asing
21
Mengorek Informasi
22
Emosi
23
Stalker handal
24
Dijemput
25
Syarat yg menakutkan
26
Lelaki kurang ajar!
27
Pertanyaan mengagetkan
28
Mengambil keputusan
29
Rindu tapi gengsi
30
Kasmaran
31
Kemana semua orang?
32
Sosok baru di kantor
33
Selalu ada cara
34
Lagi-lagi dikerjai
35
Tidak dibiarkan pergi
36
Perekrutan
37
Tidak satupun
38
Sudah bisa ditebak
39
Lembur
40
Tidak tega
41
Taruhan
42
Di antar pulang part 2
43
Mengejutkan
44
Menunggu keputusan
45
Banyak diam
46
Keputusan terbaik
47
Moment tak terduga di lift
48
Moment tak terduga di lift part 2
49
Makan siang
50
Dia lagi dia lagi
51
Sangat berani
52
Rencana yang tertunda
53
Resmi jadi boss
54
Kabar baik
55
Tugas pertama
56
Makan siang bersama
57
Belanja
58
Merencanakan perjodohan
59
Sepakat
60
Jalan-jalan ke Mall
61
Tak sengaja bertemu
62
Strategi Dara
63
Terjebak situasi
64
Tersentuh
65
Setuju
66
Hilang fokus
67
Malu
68
Malam Minggu
69
Demi adik semata wayang
70
Melabrak
71
Ricuh
72
Menyelesaikan masalah
73
Jadi lebih intens
74
Di antar pulang
75
Wajah memerah
76
Deal or no deal
77
Menyelesaikan masalah
78
Jadi lebih intens
79
Di antar pulang
80
Wajah memerah
81
Setuju
82
Pertemuan keluarga inti
83
Mendadak gugup
84
Mulai menyadari
85
Pertemuan keluarga inti
86
Mendadak gugup
87
Mulai menyadari
88
Makin nyata
89
89
90
90
91
91

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!