Malam semakin sunyi tak terasa sudah menunjuk tengah malam tepatnya jam 12 malam, Briana dan pria itu duduk berhadapan pria itu hanya bisa menundukan kepalanya sedangkan Briana memperhatikan dari ujung rambut hingga ujung kaki pria itu dalam hatinya berkata ‘ pria ini tampan juga, astaga Briana pikiranmu jangan ngawur fokus fokus dengan inti permasalahan awal’.
Helaan napas panjang dan berdehemnya yang mengepalkan tangan kanan ke mulutnya, Briana yang ingin memulai awal pembicaraan dengan pria itu
“ ekhem boleh saya menanyakan sesuatu tentang kamu? Tetapi jika pertanyaan saya lancang dan tidak pantas jangan dijawab ya dan beritahu saya jika kamu merasa tidak nyaman“ pria itu yang sedari tadinya menunduk akhirnya mengangkat kepalanya dan menganggukan kepalanya sembari melihat Briana.
Briana sadar jika situasi mereka berdua sedang tidak nyaman satu sama lain tetapi ia harus memastikan siapa pria misterius itu.
“ Nama kamu siapa?” Briana akhirnya menanyakan pertanyaan pertama siapa nama pria misterius itu.
“nama saya Akles”
“Akles?” nama yang bagus ucap Briana dalam hatinya.
“ Iya Akles Gamemmon, namamu? Pria itu memberanikan diri untuk menanyakan nama Briana rupanya ia juga penasaran siapakah malaikan yang sudah membantunya itu.
“ oiya kamu bisa panggil saya Briana saja, kenapa kamu bisa seperti ini dan kamu tinggal dimana dan kok bisa kamu disini eh maksud saya di station tadi?”
“ sebenarnya saya sedang kena musibah, saya pengecut ingin lari dari masalah tidak mencari solusinya terlebih dahulu pikiran saya kacau sampai saya berpikir dunia ini sudah berakhir jadi saya berniat untuk bunuh diri dan ingin menabrakan diri ke kreta dan saya juga tanpa sadar tangan saya terluka karena apa saja juga tidak tau. Tiba tiba kamu datang menarik tangan saya dan saya baru menyadarinya dan entah bagaimana saya sampai disini juga saya tidak tau”.
Briana yang mendengar jawaban Akles itu masih bingung akan jawaban yang ambigu tersebut.
“Musibah apa emang dan kamu belum menjawab alamatmu dimana kamu tinggal dimana?”
“ saya malu mengatakannya musibah yang sudah menimpah saya“
‘malu, malu kenapa dia? Musibah yang membuat malu apa jangan jangan dia menghamili anak orang terus dia kabur tidak mau tanggung jawab. Tunggu dia bilang ingin lari dan musibah dan malu jangan jangan ia benar, jika benar bisa celaka aku’
“ Briana kamu mendengar ucapan saya? Apa kamu sudah mengantuk?” rupanya Briana bengong dan bahkan menyimpulkan kesimpulan sendiri dan seketika kaget mendengar sautan Akles yang mengira jika ia tidak mendengarkan dan bahkan mengira jika Briana sudah mengantuk padahal dia melamuni jawaban Akles yang menjawab malu menjawab musibah apa itu.
Dan seketika Briana berdiri dari tempat duduknya tanpa sadar mengucapkan dengan nada agak kencang yang mungkin terdengar agak vulgar
“ jangan jangan kamu menghamili anak orang dan kamu kabur ya, makanya kamu bilang ini musibah bahkan saya tanya musibah apa kamu menjawab malu, ya betul itu memang memalukan sudah menghamili anak orang dan sekarang kamu malah kabur dari masalah itu kan! bahkan saya membawamu kesini berdua saja. Tolong jangan macam macam kamu sama saya, saya bisa laporkan kamu ke polisi loh”
mendengar ucapan Briana Akles bengong bingung tidak mengerti kenapa bisa bisanya Briana menuduhnya menghamili anak orang bahkan pacaran saja dia belum pernah bagaimana caranya dia bisa menghamili anak orang.
“hah saya tidak mengerti yang kamu ucapkan, kenapa bisa kamu menuduh saya seperti itu?”
Briana yang semakin bingung dengan reaksi tak terguda akles yang tampak bingung dan membuat Briana menghela napas panjang yang tadinya ia berdiri dan langsung duduk kembali memegang kepalanya menggunakan kedua tangannya tanda ia pusing dan bingung tidak mengerti.
Akles yang melihat tingkah laku Briana langsung tanggap ia baru mengerti jika ucapannya membuat Briana salah paham.
“tunggu tunggu kamu salah paham Briana” dengan bahasa isyarat kedua tangan Akles melambai, mendengar ucapan Akles, Briana langsung menoleh ke arah Akles dengan wajah yang bingung dan seketika langsung mengerutkan alisnya
“ sebenarnya saya malu untuk cerita ini ke kamu bahkan ke semua orang malu bahwasannya kalo saya mengaku, tapi kamu malah salah paham, memang salah saya juga jika tidak jelas cerita malah bercerita ambigu, maaf “
Briana yang mendengar penjelasan Akles yang belum beres dengan suara bergetar, Aklespun mengepalkan kedua tangannya dan Briana pun melihatnya Briana paham jika Akles berat untuk menceritakannya situasinya tetapi mau bagaimanapun Briana harus tau, jika tidak sepertinya Briana berat untuk mengijinkan Akles untuk bermalam dirumahnya.
“ Jika kamu berat untuk cerita dan tidak nyaman jangan diceritakan, walau saya sebenarnya ingin tau supaya saja juga aman, kamu paham kan maksud saya“
Akles menganngukkan kepalanya. “ iya saya paham, tetapi saya juga bingung saya orang jahat atau bukan karena masalah ini, saya sebenarnya kena musibah. Perusahaan yang sedari dulu saya bangun bangkrut bahkan semua tanpa sisa, rumah yang saya beli dengan hasil jerih payah saya bahkan di sita oleh bank properti perusahaan saya juga di sita bahkan para buruh sedang melakukan demo karena upah yang dibayarkan bulan ini tidak sesuai, makanya saya lari dari sana saya malu menceritakan musibah ini ke kamu dan orang lain karena saya bangkrut saya gagal menjalani bisnis ini saya malu”.
Tanpa sadar Akles membayangkan situasi yang sedang ia jalani. Setelah menceritakannya ke Briana suara tangisan kecil mulai terdengar tetesan air mata mulai menetes.
Mendengar penjelasan Akles Briana langsung terdiam merasa bersalah bagaimana bisa ia langsung menuduh Akles telah menghamili anak orang dan tidak mau tanggung jawab. Sebagai rasa merasa bersalah Briana langsung memberikan tisue dan langsung bergeser tempat duduk menenangkan Akles mengelus elus bahunya.
“ Maaf saya sudah menuduh kamu yang tidak tidak” Akles langsung menerima tisu yang diberikan oleh Briana, Akles yang mendengar ucapan permintaan maaf langsung menganggukan kepalnya.
Akles seketika langsung mengelap pipinya yang basah karena air mata menggunakan tisu yang diberikan oleh Briana tadi.
“Maaf jika saya bercerita yang tidak jelas yang membuatmu mencurigai saya”
“ iya tidak apa apa malah saya yang minta maaf telah menuduh kamu yang tidak tidak” Briana langsung memegang tangan Akles dengan menggunakan kedua tangannya, membuat Akles terkejut tangannya di genggam erat oleh Briana menenangkan Akles seketika ia langsung melihat wajah Briana yang tampak merasa bersalah.
“ Briana tolong ijinkan saya menginap disini untuk sementara, saya janji saya tidak akan membuat kamu kesulitan, saya memang tidak tau diri dan tidak tau malu meminta bantuanmu lagi padahal kamu sudah banyak membantu saya” Akles memohon dengan suara rendah dan mata berkaca kaca, Briana yang tidak tega melihatnya langsung menganggukan kepalanya dan melepas genggamannya yang tadi menggenggam tangan Akles.
“ iya tenang saja kamu untuk sementara boleh tinggal disini tetapi kamu tidak boleh masuk kamar saya tanpa seijin saya “
“iya pasti, makasih banyak saya tidak tau bagaimana caranya supaya saya bisa membalas kebaikanmu ini”
“ gampang jika kamu ingin membalas kebaikan saya, kamu tinggal pikirkan bagaimana caranya supaya kamu bangkit lagi dari keterpurukan ini dan membangun kembali bisnis kamu jadi sukses lagi, sepertinya sudah malam saatnya kita istirahat, besok lagi kita pikirkan”
“ah iya pasti saya akan mencari solusinya” membuat hati Akles tenang dan tersenyum.
“Yasudah kalo begitu untuk sementara kamu tidur di sofa ya, karena kamar saya cuman satu tidak mungkin kan jika kamu tidur dikamar juga, sebenarnya kamar ada dua cuman karena saya tinggal sendiri jadi ruangan itu dikosongkan hanya tempat menyimpan barang yang tidak terpakai atau bisa disebut gudanglah”
Briana menunjuk ruangan kamar yang kosong, mendengar ucapan Briana Akles pun mengerti
“ iya tidak apa apa bahkan saya tidur disini saja sudah sangat sangat berterimakasih”
“Yasudah kalo begitu saya masuk kamar dulu ya” setelah berbincang, Briana berbalik arah perlahan menuju kamar dengan rasa canggung malu karena ia baru pertama kali mangajak pria menginap di rumahnya, sampainya ia dikamar buru buru ia membuka isi lemarinya mencari selimut dan langsung mengambil bantal juga untuk dipakai oleh Akles, tidak lama kemudian Briana keluar lagi dari kamarnya membawa bantal dan selimut untuk Akles.
Briana perlahan berjalan menuju ruang tengah dimana Akles berada iapun melihat ternyata Akles belum berbaring untuk tidur, masih duduk dengan posisi menunduk sembari meremas kepalanya dengan menggunakan kedua tangannya membuatnya tidak tega.
Akles yang mendengar langkah kaki Briana yang keluar lagi dari kamarnya langsung duduk sigap melihat Briana dengan wajah yang bertanya tanya.
“Ini selimut dan bantal bisa kamu pakai. Kasian kamu pasti capek banget biar lebih nyaman juga kalo make bantal dan selimut” Briana langsung memberikan bantal dan seimut ke Akles, Mendengar ucapan Briana membuat Akles tersenyum dan menyambil bantal dan selimut menggunakan kedua tangannya.
“Sekali lagi terimakasih banyak ya”
“iya sama sama yasudah saya masuk ke kamar, kamu jangan ngelamun besok lagi saja mikirinnya bagaimana menangani masalahmu jadi kamu harus tidur biar kondisi fisik dan batinmu membaik ya, yasudah saya masuk dulu”
Akles menganggukkan kepalanya dan tersenyum begitupun Briana tersenyum malu dan berbalik arah perlahan masuk dari kamarnya, Akles yang melihat Briana sudah memasuki kamar dan sudah menutup pintu kamarnya ia pun menuruti ucapan Briana untuk segera berbaring dan tidur ia harap apa yang diucapkan oleh Briana benar dan semoga ia baik baik saja besok, tak lupa ia mendoakan Briana yang sudah membantunya bak malaikat.
Sampainya Briana dikamar ia langsung menutup pintu kamar tidak lupa untuk menguncinya rupanya Briana masih takut jika Akles ingin berbuat aneh kepadanya.
“Ah lelahnya hari ini, kenapa berasa panjang banget ya hari ini banyak kejadian yang tak terduga bahkan tidak disangka aku membawa seorang pria menginap di rumahku, yatuhan bagaimana kalo orang lain pada tau pasti heboh terutama mantan sialan itu, dia pasti berpikir bahwa aku juga selingkuh sepertinya. Sudah yang penting aku tidur dulu, berbaring akhirnya aku menyentuh kasur duh betapa capeknya hari ini”
Briana menuju kasur menggeliatkan badannya, perlahan duduk di kasur dan menarik selimut dan berbaring, Brianapun memejamkan matanya seketika ia mengingat sesuatu ada yang ia lupakan,, langsung ia meraba raba kasurnya membalik selimut dan bantal akhirnya ketemu yang ia lupakan ialah hpnya.
“Astaga tuhan aku lupa” langsung menepok jidatnya “ banyak sekali yang menelpon uh yang mengirim chat juga rupanya banyak duh maaf maaf”
Briana langsung membuka hpnya dengan posisi berbaring ia langsung menelpon seseorang
“heem pertama tama kita telpon dulu Alice pasti dia khawatir atau bahkan tidak sih akh tidak diangkat lagi apa jangan jangan dia sudah tertidur, wajar sih jika dia tidak mengangkat telpon ku ini kan sudah tengah malam orang juga sudah pada tidur kan hah coba kita telpon alice lagi siapa tau kali ini diangkat”
Briana ternyata menelpon sahabatnya tetapi belum diangkat juga, Briana memutuskan untuk menelpon yang kedua kalinya semoga kali ini diangkat oleh Alice.
“ Haloo siapa ini?” akhirnya diangkat oleh Alice tetapi dengan nada yang lemas rupanya benar jika Alice sudah lelap tidur suaranya mengangkat saja berat.
“ ini aku Alice, Briana. Maaf baru mengabarimu tengah malam”
“hah siapa itu Briana aku tidak mengenalinya orang seperti itu bukan sahabatku” mendengar suara Briana rupanya membuat Alice kesal dan bahkan ia mengaku jika tidak mengenali Briana.
“jangan begitu Alice sungguh aku benar benar minta maaf aku mau cerita semua yang hari ini ku alami, makanya aku baru bisa mengabarimu bukan karena lupa padamu sungguh” Briana meyakinkan Alice untuk mendengarkan ucapannya.
“ Ada apa cepat katakan coba kamu lihat jam berapa ini kamu nelpon memang tidak punya hati” rupanya Alice masih kesal dengan Briana
“Alice aku putus dengan Basil dia selingkuh dan aku baru sampai rumah hpku tasku ketinggalan di RS makanya aku tidak mengabarimu terus aku juga kembali ke RS untuk mengambil barangku tetapi aku belum mengeceknya, setelah sampai dirumah baru aku mengecek hpku ternyata kamu banyak sekali menelpon dan mengirim aku chat. Maaf Alice”
dengan nada bicara pelan mendengar ucapakan Briana yang putus dari Basil dan ternyata disebabkan oleh perselingkuhan Alice langsung tambah emosi dan kesal.
“ Apaaaaa kamu putus” dengan suara kencang membuat Briana menjauhi hp dari telinganya
“ berani beraninya dia menyelingkuhi kamu dan kamu baru mengabariku”
“maaf Alice pikiranku kacau bahkan aku tadi juga hampir bunuh diri pikiranku kacau bahka tidak bisa membayangkan mana yang baik dan mana tidak.
“ Aaah sungguh bodoh sekali temanku ini, terus kamu masih hidup sekarang tidak jadi bunuh dirikan? dengan siapa ia selingkuh hah mau ku patahkan kakinya, siapa perempuan ****** itu ? “
Alice merespon dengan kesal nada yang kencang
“rupanya kamu juga bodoh Alice, jika aku sudah mati bunuh diri lalu siapa yang menelponmu tengah malam ini?, aku juga belum tau siapa perempuan itu, aku tanya ke Basil siapa perempuan itu tetapi dia hanya diam saja tidak menjawab apa apa. Itu yang membuatku frustasi”.
“apa jangan jangan kamu hantu Briana ya?“
mendengar ucapan Alice membuat Briana tertawa kecil
“haha jangan bodoh Alice mana ada hantu bisa menelpon” mendengar tertawanya Briana membuat Alice merasa sedikit tenang
“yasudah kamu tidur saja dulu ini sudah malam aku juga mengantuk besok lagi ceritakan semua, besok aku ke rumah mu”
mendengar Alice ingin ke rumahnya besok, langsung membuat Briana panik ia baru ingat bahwa dirumahnya ada pria yaitu Akles, Briana pun juga belum menceritakan pertemuannya dengan Akles ke Alice
” jangan dirumah ku, besok aku saja yang ke tempatmu besok sore aku kesana, pagi aku jaga soalnya”
“ok baiklah yasudah ku tutup telponnya ya aku mau lanjut tidur lagi, ingat Briana kamu jangan menangis lagi”
“ah iya maaf ya Alice, ku tutup ya” tut bunyi bertanda briana mengakhiri telponnya dengan Alice.
Briana menarik selimut sampai menutupi tubuhnya hanya tersisa wajahnya saja yang terlihat, sembari memeluk guling dan perlahan mulai menangis lagi mengingat ia telah putus dengan Basil dan bahkan diselingkuhi, bantal yang sampai basah oleh tangisannya sampai ia tertidur lelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments