Aroma Sang Briana
Pertemuan tak sengaja di station krl antara Akles dan Briana berujung pertemuan panjang yang tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh mereka berdua.
Suasana sepi gelap hening rasa kecewa dan sedih menyelimuti hati Briana, sambil berlari menuju station krl dengan keadaan menangis tersedu sehingga membasahi kedua pipi perempuan tersebut.
Pikirannya kacau, dengan penampilan sudah berantakan tanpa Ia sadari tali sendal yang kaki kiri sudah copot dan bahkan kaki kirinya lecet karena berlari. Napas yang sudah ngos ngosan, dengan tatapan kosong.
Sesampainya di station dalam pikiran Briana ia ingin mengakhiri hidupnya dengan cara menabrakkan diri ke krl.
Tetapi krl yg ia tunggu tak kunjung datang, napas yang berawal ngos ngosan perlahan normal, air mata yang sedari tadi membasahi pipinya mulai berhenti hanya sisa suara sesenggukan karena lamanya ia menangis dengan mata bengkak.
Dengan ragu kakinya perlahan maju mendekati perbatasan rel krl, cukup lama ia memandangin rel krl tersebut dengan tatapan kosong dan mulai menangis sejadi jadinya kembali dan mencerit kencang, tangan Briana memegang kepala menarik narik rambutnya sehingga membuat rambutnya itu berantakan, memukul mukul dada kirinya yang merasakan sakit di hatinya, rasa sesak yang didada yang ia rasakan.
“ Tuhan kenapa harus aku yang mengalaminya, kenapa!? aku tidak sanggup aku sungguh mencintainya, tapi kenapa Dia pergi meninggalkan aku, dia selingkuh bahkan memilih selingkuhannya. Aku kurang apa? “
Rupanya asal mula niat untuk mengakhiri hidupnya ternyata bermula dari pacarnya yang sudah lama ia pacari sedari kuliah dulu dan akhirnya menyelingkuhinya, bahkan dia memilih selingkuhannya.
Teriakan kekecewaannya Briana tak terbendung menangis tersedu sedu diikuti langkah kaki setapak demi setapak mendekati rel kereta menunggu datangnya kereta.
Terdengar suara bruk seperti orang terjatuh, seketika membuat kaget Briana replek menoleh ke belakang ke samping mencari sumber suara tersebut.
Dari kejauhan Briana akhirnya bisa melihat dari mana sumber suara tersebut, rupanya ada sesosok Pria tak berdaya terjatuh dan merintih dengan lengan terluka bahkan mengeluarkan darah menempel ke baju Pria tersebut.
Sontak membuat Briana langsung kaget tercengang dan bahkan tanpa sadar buru buru langsung berlari menghampiri pria tak dikenal itu. Berlari sembari menghapus air mata di pipinya. Mungkin naluri seorang perawat yaps betul Briana seorang perawat.
Tibanya Briana didekat pria itu ia perlahan mendekati Pria itu dengan hati hati. Briana akhirnya memberanikan diri untuk menolong Pria tersebut.
“ Hei, kamu terluka tangan kananmu sampai berdarah sampai merembes ke baju “
Briana yang menghampiri pria tersebut langsung memegang tangan kanan pria itu dengan raut muka cemas. Seketika ia langsung merobek bajunya untuk dijadikan perban supaya pendarahan ditangan pria itu berhenti. Pria itu hanya bisa memandang wajah Briana bingung, lesu tanpa sepatah kata apapun.
“ kamu gak papa? Ada lagi yang terluka? “
Tanya Briana ke pria tersebut, dengan muka cemas bahkan Briana melupakan kesedihannya dan rencana ia untuk bunuh diri.
Pria itu ternyata masih terdiam mungkin ia bingung kenapa wanita ini menghampirinya bahkan membantu mengobati luka ditangannya itu tanpa dimintain bantuan tetapi dia sigap membantunya.
“Eh tenang tenang saya bukan orang jahat kok, saya perawat kalo kamu gak percaya sebetar kartu nama “
Seketika Briana ingat jika ia tidak mengenali pria itu tanpa menanyai apakah pria itu mau di bantu atau tidak tetapi Briana langsung saja membantunya dan replek melambaikan kedua tangan dan kemudian tangan kanan Briana mengocek tasnya.
“Astaga bodohnya, maaf maaf rupanya saya lupa bawa tas karena buru buru kesini “
Oh Tuhan bodohnya aku saking prustasinya aku sampai lupa bawa segalanya. Ucap Briana dalam hati sembari merendahkan pandangannya ke pria tersebut meyakinnya jika ia bukanlah wanita dengan niat jahat.
Pria itu tak bergeming perlahan terdengar suara rintihan menangis kecil, rupanya pria misterius tersebut menangis kecil, membuat Briana bingung harus berbuat apa?
Apakah karena ia mengalami kecelakaan yang menyebabkan tangannya terluka dan menimbulkan rasa sakit yang membuat pria itu menangis.
Akh tidak rasanya ia menangis bukan karena luka ditangannya, melainkan sesuatu yang di hatinya, seperti halnya aku yang sedang frustasi tangisannya seperti itu bukan tangisan kesakitan oleh luka.
Ucap Briana dalam hatinya tiba tiba tanpa sadar Briana mendekatkan tubuhnya ke Pria itu dan tangan Briana mengelus pundaknya supaya rasa sakitnya perlahan membaik.
‘Kenapa aku jadi empati pada dia padahal aku juga ada banyak segudang masalah, kenapa aku menenangkan orang yang frustasi sedangkan diri sendiri juga frustasi’. Bergemingnya Briana dalam hati.
“Sudah tidak apa apa, jika masih sakit menangislah supaya dirimu membaik”
Dan betapa terkejutnya Briana ternyata Pria itu setelah mendengar ucapan Briana ia langsung bersandar di bahu Briana menangis tersedu sedu, membuat baju dibahu Briana basah karena air mata Pria itu, seketika membuat Briana ter’enyuh mengelus pundaknya menepuk nepuk menenangkan.
Membuat rasa kecewa sedih frustasi dan bahkan ingin bunuh diri sirna dan bahkan merasa tenang di pelukan sang pria misterius tersebut.
Pikiran Briana langsung tertuju pada pikirannya yang sangat bodoh berniat untuk mengakhiri hidupnya, jika tidak ada pria misterus ini pasti nyawanya sudah melayang.
Entah apa masalah pria ini tetapi justru dia juga sedang merasakan sakit sepertiku dan frustasi, aku tenang dalam pelukan pria misterius ini.
Jika ada yang melihat mereka berdua mungkin orang orang berpikir jika Briana dan pria itu saling kenal bahkan mungkin sedang menjalin hubungan yang sedang berkelahi .
Setelah menangis sejadi jadinya pria itu langsung melepaskan pelukannya dan menatap wajah Briana dengan mata yang bengkak tak berkedip, Briana yang terkejut ketika pria itu melepaskan bahunya dan bahkan pria itu menatapnya mambuat Briana menatap balik pria itu.
Cukup lama mereka berdua saling menatap melihat wajah masing masing. Pria itu seketika merintih sakit replek memegang tangannya yang luka, Briana yang mendengar rintingan Pria itu langsung terkejut dan reflek ingin memegang tangan pria itu dan berkata
“Kamu gak papa, Apa yang sakit?”
Pria itu yang mendengar ucapan Briana langsung terdiam dalam rintihannya dan menatap Briana kembali dan menggelengkan kepalanya tanpa menjawab.
Briana yang melihat respon pria itu langsung tercengang dan mengurungkan niatnya untuk membantu.
“Ah maaf” Briana langsung merespon kata maaf.
Briana ingin langsung pergi pulang setelah membantu pria itu.
“Kalau begitu saya permisi dulu, lukamu jika sudah pulang dari sini langsung diganti perbannya dengan yang baru, diseterilkan dulu”
Briana yang sebelum pergi pulang memberi tahu untuk membersihkan lukanya jika sudah pulang dari station ini, Briana langsung berbalik arah untuk pergi tetapi pria itu langsung memanggil Briana, membuat langkah kaki Briana terhenti dan berbalik kehadapan pria itu.
“Tunggu jangan pergi, tolong temani saya sebentar lagi”
Mendengar perkataan Pria itu Briana langsung menganggukkan kepalanya, entah kenapa Briana amat sangat berempati terhadap Pria misterius itu.
Briana menemani pria misterius itu tanpa berargumen sepatah katapun, mereka berdua saling duduk bersampingan di kursi tunggu krl diam dengan seribu bahasa tanpa berbicara satu sama lain hanya duduk bersampingan saling menemani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments