03. Pulang

Sesampainya di halaman apartemen, Briana langsung membayar taxi tak lupa mengucapkan terimakasih ke pak supir, mereka berdua langsung bergegas keluar dari mobil.

“ Hei kamu nanti jangan macam macam sesampainya di dalam, dan ceritakan siapa namamu asalmu dari mana, dan ada kejadian apa yang membuatmu seperti ini, tapi jika kamu berat untuk menceritakannya jangan diceritakan tapi setidaknya ceritakan sedikit keadaan kamu sekarang, karena kamu sedang bersama saya. Dan satuhal jangan hanya bisa diam saja jika ditanya“ Pria itu hanya bisa menganggukan kepalanya, Briana yang puas akan hal itu langsung tersenyum.

“ Ahh Tuhan kenapa hari ini aku cape banget, ah tidak tak usah dihiraukan anggap saya tidak berbicapa apa apa“ pria itu hanya bisa menganggukan kepalanya.

Sampainya di depan pintu apartemen mereka berdua berdiri tampaknya Briana ragu membawa pria itu ikut ke dalam apartemennya, Briana yang masih berkelahi dalam pikirannya sendiri bolehkah ia membawa pria ini masuk atau tidak. ‘Sialan aku bingung, jika ku bawa dia masuk ke dalam nanti ada yang tau bisa bahaya bahkan bisa menimbulkan fitnah, tapi kalo dia ku usir betapa jahatnya aku, sudah ku bawa dia kesini tapi malah dia ku usir‘

Briana termenung dalam lamunan memikirkan membawa pria itu masuk atau tidak. Pria itu hanya bisa berdiri disamping dan hanya bisa melihat Briana yang tampak ragu ragu untuk masuk, pria itupun sadar betul jika Briana masih enggak membawanya masuk tetapi dia tidak bisa berbuat apa apa jika dia pulang juga dia tidak tau mau pulang kemana.

Sekian lama mereka berdua berdiri di depan pintu akhirnya Briana memutuskan untuk memencet kode pintu masuk dengan tangan yang tampak ragu ragu dan bergetar.

“ Ini kode masuknya 121314 jangan sampai lupa, dan jangan diberi tau ke siapapun hanya saya dan kamu yang tau kode masuk pintu apartemen saya “.

“ iya “ pria itu hanya menjawab singkat.

Briana yang masuk duluan lalu mempersilahkan pria itu masuk, setelah pria itu masuk Briana langsung mengeluarkan kepalanya keluar dengan posisi badan masih didalam, celingak celinguk memperhatikan sekitar apakah ada orang yang melihat mereka berdua masuk atau tidak, dan sudah memastikan tidak ada siapa siapa yang melihat seketika Briana langsung menutup pintunya diikuti helaan napas panjang. Pria itu reflek menoleh kebelakang mendengar helaan napas Briana yang begitu panjang.

“ Sudah tidak apa apa, kamu boleh duduk dulu disini, maaf jika rumah saya berantakan ya“ dan respon pria itu hanya bisa mengganggukan kepalanya, Briana hanya bisa mengerutkan alisnya karena respon pria itu tetap sama.

Briana langsung pergi ke ruang tengah menuju tempat P3K dan langsung kembali ke pria itu dengan membawa kotak P3K.

“ Sini tangan kamu, saya obati yang luka nanti bisa infeksi “ belum dijawab oleh pria itu Briana pun langsung menarik tangannya, langsung membuat Pria itu terkejut.

Briana langsung menggulung lengan baju pria itu membersihkan lukanya, pria itu seketika merintih pelan merasakan sakit dan perih dari membersihkan lukanya menggunakan alkohol.

“ Tahan sebentar ya ini emang sedikit agak perih apa lagi lukanya seperti ini, sebentar saja kok tidak lama, okey “ meyakinkan untuk menahan sebentar, mendengar ucapan Briana dengan muka yang meyakinkan membuat pria itu tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya.

Briana pun langsung melanjutkan dan begitu fokus hati hati membersihkan dan mengobati luka pria itu, pria itu hanya bisa memperhatikan Briana yang begitu telaten dan matanya melihat sekeliling karena rumah ini begitu rapih dan bersih.

Tanpa sadar Briana pun selesai membesihkan dan mengobati luka pria itu dengan senyuman puas Briana berkata

“nah sudah selesai, sebentar doang kan, ini jangan kena air dulu ya, kamu pasti lapar abis ini saya siapkan makan kita makan bareng, masakan saya tidak terlalu enak buat sebagian orang tapi gak papa lah ya “ .

Briana langsung beranjak dari tempat duduknya ingin langsung pergi ke ruang tengah membawa kotak P3K dan ingin langsung menyiapkan makan untuk mereka berdua, dengan sigap kedua tangan Pria itu langsung memegang tangan Briana yang hendak beranjak pergi. Melihat kedua tangan pria itu yang memegang tangan Briana membuatnya kaget bingung kenapa pria itu memegang tangannya.

“ Terimakasih banyak sudah repot repot membawa saya kesini, bahkan mengobati luka di tangan saya, kamu telah menyelamatkan saya dri mati, entah bagaimana saya bisa membalas kebaikan kamu“ pria itu sembari menatap wajah Briana dengan tatapan tulus, Briana yang tak bisa berkata apa apa hanya bisa terdiam, dan hanya bisa tersenyum sembari melepas genggapanan pria itu dan langsung pergi ke dapur, belum sampai ia didapur baru sampai di ruang tengah langkah Briana terhenti betapa terkejutnya ia mendengar ucapan pria itu tentang menyelamatkan dia dari mati.

Briana langsung berpikir sepertinya dia ingin bunuh diri seperti yang akan Briana lakukan, sebenarnya siapa yang menyelamatkan siapa, bukan hanya aku yang menyelamatkan dia dari mati tapi dia juga yang menyelamatkan aku dari mati, andaikan aku tak mendengar suara terjatuhnya mungkin aku sudah tidak berada lagi disini.

Kenapa betapa bodohnya aku berpikir untuk langsung bunuh diri tanpa pikir panjang hanya karena orang itu menyelingkuhiku. Membuat mata Briana bekaca kaca seketika langsung meneteskan air mata dan begitu sigapnya ia langsung menyeka air mata yang sudah membasahi pipinya, diikuti helaan napas panjang.

Setelah meletakkan kotak P3K Briana langsung masuk ke kamar mengganti bajunya yang sudah kotor lecek dan sekalian mencari baju Oversizenya untuk diberikan ke pria itu supaya mengganti pakaianny yang kotor.

“ Ini ada baju sepertinya pas denganmu dan ini juga ada celana training, kamu mandi dulu dan ganti bajumu sembari saya masak buat kita makan nanti”

Briana menyodorkan baju ganti ke pria itu, diikuti tangan yang menerima baju yang diberikan oleh Briana.

“ iya makasih banyak “ menjawab dengan nada pelan

“sama sama, yasudah kamu mandi dulu bebersih“ Briana dan pria itu saling tersenyum.

Briana menunjuk arah kamar mandi “ disitu kamar mandinya ya“dan Briana pun memasak masakan yang sudah biasa ia stok di kulkas.

Hp Briana yang berbunyi sedari tadi tanpaknya tak terdengar olehnya karena ia sedang memasak di dapur sedangkan hpnya di geletakkan di kamar sewaktu ia mengambil baju ganti untuk pria itu.

Briana yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka berdua, setelah selesai menghidangkan semua masakan yang sudah ia masak di meja makan, pria itu keluar dari kamar mandi sudah bersih dan sudah berganti baju lengkap yang diberikan oleh Briana.

Briana menyuruh pria itu untuk duduk di kursi, pria itupun mengikuti suruhan Briana menarik kursi dan duduk ragu dan malu. Briana tersenyum melihat pria itu sudah duduk di kursi makan diikuti Briana.

“Ini makan yang banyak kamu pasti laper kan, hehe maaf saya gak bisa masak cuman bisa masak ini doang” senyum malu Briana mengatakan jika ia tak bisa masak, ternyata Briana hanya memasak mie instan dicampur bakso sosis dan sayur sesim dan hanya menggoreng telur, nasipun sisaan pagi tadi.

Brianapun sigap mengambil piring pria itu menuangkan nasi dan telor goreng ke piring pria itu dan langsung menaruh di hadapan pria itu sembari tersenyum.

“ makasih banyak ya, ini saja sudah cukup saya juga suka”

“ sama sama ini makan ya mienya juga, biasalah kalo tinggal sendiri tidak lupa stok mie dan telur jadi harap maklum ya hehe”

“ iya gak papa makasih”. Senyum tulus pria itu membuat Briana membalas tersenyum, mungkin karena efek dari kesedihan mereka berdua masakan yang Briana masak akhirnya habis tanpa sisa.

“ Selesai ini ada banyak yang saya tanyakan ke kamu boleh kan“ tangan kanan yang sembari memegang gelas berisikan air putih yang belum ia teguk Briana bertanya ke pria itu masih penasaran siapa sebenarnya pria misterius itu.

“ iya tanya saja “ pria itu hanya bisa meganggukan kepalanya.

“ yasudah kamu tunggu di disitu duduk saja, saya mau membereskan ini dan langsung cuci piring sebentar“ Briana yang menunjuk arah ruang santai tempat biasa ia duduk santai menonton tv, dan pria itu hanya bisa menganggukan kepalanya kembali dan berkata

“ saya bantu ya? “

“ tidak usah, kamu tunggu saja disitu ini sebentar saja gak lama” ruapaya tawaran pria itu langsung di tolak secara halus oleh Briana dan tetap menyuruhnya duduk dan menunggu saja.

Awalnya pria itu tanpak ragu untuk menunggu diruang tengah, mungkin rasa tidak enak hati jika tidak membantu membereskan setelah selesai makan tetapi Briana hanya bisa tersenyum dan mengedipkan matanya mengisyaratkan jika tidak apa apa jika ia sendiri yang membereskan, akhirnya pria itu mengikuti perkataan Briana dan langsung menuju ruang tengah duduk menunggu Briana sembari memperhatikan sudut ruang rumah Briana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!