chapter 2 : dia semanis bunga persik

Suasana kedai sedang ramai, tetapi tidak ramai seperti biasanya. Jika hari-hari biasanya Fang Liang akan sangat sibuk sehingga dia tidak akan ada waktu untuk melakukan hal lainya. Tapi hari ini, dia memiliki waktu cukup untuk bersantai-santai.

Dia memiliki kedai makan yang sederhana di desa bukit ini. Kedainya tidak terlalu besar, hanya memiliki dua lantai. Lantai atas untuk penginapan dan bawah untuk kedai. Dekorasi memang sangat sederhana, tapi makanannya lah yang selalu membuat orang-orang ramai berkunjung.

Dia memiliki beberapa pegawai wanita yang cantik-cantik, hal ini juga lah yang menjadi orang-orang mau berkunjung, selain makan yang enak, mereka juga dapat melihat wanita cantik yang lalu lalang di sekitar mereka.

Para pengunjung juga akan terhipnotis oleh bau harum dari tubuh para pelayan, yang membuat mereka betah. Selain itu, bau dupa dan pas bunga juga menambah suasana di kedai itu.

Saat ini, pelita yang indah di nyalakan. Meski malam, beberapa pengunjung terlihat minum-minum di sana. Beberapa pelayan juga ada yang lalu lalang.

Fang liang datang dan duduk di tempat tang li sedang minum dan memandang ke arah luar pintu yang terbuka.

“Apa dia sudah sadar?” tanya tang li menoleh.

“Sudah, tapi biarkan dia untuk beristirahat sebentar. Dia masih kelelahan dan butuh istirahat. Aku khawatir dia akan mengganggumu lagi saat perjalanan.”

“Dia tidak akan menggangguku. Jika dia pingsan atau tidak kuat berjalan, aku hanya tinggal menjualnya atau meninggalkannya.”

Suaranya sangat tidak bersahabat dan penuh dendam. Ingatan-ingatan pembantaian dan peristiwa berdarah terlihat jelas di dalam pikirannya.

“Kamu tidak boleh seperti itu. Meskipun keluarganya telah membunuh keluargamu, dia tidak bersalah dalam hal itu, sudah selayaknya dia tidak mendapatkan hukuman. Jika kamu membuangnya, biarkan saja dia berada di sini, aku akan menjaganya.”

“Fang liang, kau pikir aku akan membebaskannya begitu saja? Apa kau pikir daun akan jatuh jauh dari pohonnya?”

“Mungkin, jika ada angin kencang menerbangkannya.”

“aku tidak akan membiarkannya lolos ataupun selamat. Aku akan membuatnya tersiksa dan menyesal karena telah di lahirkan di dunia ini.”

Tang li ingin bergegas, tetapi Fang liang menghentikannya. Dia lalu menyarankan untuk diam di tempatnya hanya untuk satu malam karena tidak baik melanjutkan perjalanan di malam hari yang dingin. Para ahli bela diri dan bandit juga akan berkeliaran di malam hari seperti ini.

Para bandit dan ahli bela diri tidak banyak yang bisa bersaing dengan tang li, Namun Fang Liang bukan semata-mata melakukannya demi hal itu. Dia melakukannya demi xin mei. Dia takut, dengan sikap kejam tang li, membuat gadis itu tersiksa lagi.

Dia ingat jelas pantulan matanya yang hitam dan penuh kelembutan, seolah-olah tidak berdosa sedikit pun. Dia ingat juga nadanya yang lembut, penuh pilu dan ketakutan. Hatinya tergerak untuk menolong gadis yang malang itu. Tubuhnya juga sangat lemah dan membutuhkan pengobatan.

Tang li mengangguk. Dia tahu ini adalah cara Fang Liang menahannya dan membuat xin Mei beristirahat. Tapi, setelah berpikir sebentar, dia menerimanya. Lagi Pula dia juga butuh istirahat dan memulihkan kondisi tubuhnya setelah bertarung dengan keluarga Li.

Setelah tang li mengangguk, Fang Liang memerintahkan salah satu pelayan untuk mengantarkannya.

......................

Bulan ini adalah bulan April, bulan yang di mana kelopak-kelopak bunga persik berguguran. Mereka akan melambai-lambai mengucapkan selamat tinggal pada dunia, dan berterima kasih kepada angin yang membelainya dengan lembut, lalu mengantarkannya. Oh, Betapa indahnya itu!

Xin mei membuka jendela kayu yang berada di samping tempat tidur. Wajahnya berseri dan cantik ketika melihat pohon-pohon bunga persik saling melepas kelopak-kelopak bunganya.

Di bawahnya akan berserakan kelopak-kelopak bunga persik. Pohon itu berjumlah 5, mengelilingi telaga yang indah. Di sana ada beberapa bunga teratai ungu yang elok. Katak dan kecebong juga ada di sana. Airnya sangat jernih.

Xin mei melompat dari sana. Bergegas mendekati telaga itu. Dia mengulurkan wajahnya, melihat pantulannya di dalam air.

“Sangat jelek... Tapi mengapa ibu bilang aku cantik? Ah sudah lah, siapa pun Pasti akan berkata seperti itu kepada anaknya.” Xin mei tersenyum.

Meski kedai itu terbilang tinggi, bagi xin mei bukan apa-apa. Dia sering melompat seperti itu ketika waktu kecil, bahkan lebih tinggi. Jika tulang patah atau terluka dia tidak mempedulikannya.

Pernah sekali tulang kakinya patah, dia di marahi habis-habisan oleh ibunya. “dasar gadis nakal!” bentaknya. Namun ibunya tetap mengobati anaknya. Bagaimana pun juga xin mei adalah anaknya. Dia juga darah daging dan orang yang harus dia jaga.

“M-maaf.” Xin mei menunduk dengan pucat dan takut di marahi. Jika sudah seperti ini, xin mei hanya meminta maaf, tapi, besoknya lagi—saat sudah sembuh— dia akan berulah lagi.

Ibunya tahu bagaimana kebiasaan anaknya itu, karena dia terlalu sering melakukannya juga. Namun, dia tidak tahu Xin mei mewarisi kenakalan ayahnya. Ayahnya adalah perayu sejati, sehingga semua pelayan yang ibunya kirim luluh oleh rayuan xin mei.

“wajah yang buruk.” Gerutu Xin mei memandang wajah di dalam air. Rambut hitam yang panjang menjuntai ke bawah dan nyaris menyentuh dasar air tersebut. Xin mei memperagakan beberapa ekspresi di sana.

Setelah 5 ekspresi yang dia buat, dia mengulurkan kedua tangannya, membiarkan air yang segar dan jernih itu menyentuh tangannya yang kotor dan sedikit kasar.

Lembut. Dia merasa lembut ketika tangan menyentuh air itu. Rasa hangat dan tenang bermekaran di hatinya.

Dia menggosok wajahnya dengan lembut. “ ini lebih cantik.” Dia tersenyum melihat penampilannya lebih baik. Secara alami dia memang cantik. Dia memiliki bentuk wajah yang oval sempurna, bahkan lebih sempurna dari telur. Dia memiliki hidung yang mancung, kulit yang putih, alis melengkung sempurna.

Di kedua telinganya juga ada liontin yang indah. Namun, dia merasa sangat buruk.

“jika aku mandi, sepertinya tidak apa-apa.” Dia memandang sekitarnya. Suasana pagi yang indah, tidak ada orang-orang kecuali burung-burung kecil yang hinggap di dahan-dahan pohon.

“aku harus mandi.” Dia membuka kain penutup pakaian dan langsung menceburkan dirinya ke dalam danau tersebut.

Dia gadis yang sedikit punya rasa malu, dan nakal yang tinggi. Dia juga gadis periang dan mudah takut. Sungguh apa yang terjadi jika ada yang melihatnya seperti itu?

Tapi jika dia sudah marah, itu bagaikan gunung berapi yang meletus tiba-tiba dan kembali dingin tiba-tiba pula.

Tidak di pertanyakan lagi, sudah ada orang yang melihatnya dari balik jendela, dia tidak lain adalah Tang li. Dahinya di tarik setelah melihat pemandangan seperti itu di depannya. Dia tidak suka dengan hal aneh dan tidak tahu malu seperti itu. Dia memutuskan untuk keluar dari sana dan berjanji akan menghukumnya setelah selesai.

Xin mei tertawa riang. Separuh tubuhnya tenggelam di telaga tersebut. Dia mencium bau bunga teratai dan persik di sana. Dia melihat juga ikan-ikan lalu lalang di sana. Hatinya seakan di penuh bunga yang indah dan warna-warni.

Dia seperti bunga persik; yang wangi, indah, manis. Dan bersinar terang ketika matahari menjatuhkan cahayanya.

Xin mei memutar tubuhnya, tertawa dan menikmati sejuknya mandi di pagi hari itu.

Matahari sudah meninggi, xin mei sudah selesai dengan ritual paginya yang nakal. Dia perlahan-lahan naik ke kamarnya lagi dengan hati-hati. Takut jika ketahuan. Tapi sayangnya Fang liang sudah ada di sana.

“kakak Fang!” Xin mei terkejut. Dengan tatapan tajam Fang Liang, xin mei menunduk. Kedua tangannya di cakup di depan seolah seperti anak kecil yang di marahi ibunya. Bagaimana pun dia sudah berbuat nakal dan patut di beri hukuman.

“Dari mana kamu!?” bentak Fang Liang.

Episodes
1 chapter 1: seperti air yang bergoyang
2 chapter 1.2 : seperti air yang bergoyang
3 chapter 2 : dia semanis bunga persik
4 chapter 3 : sumur tua
5 chapter 4 : pasar
6 chapter 5 : pedang itu sangat mematikan
7 chapter 6 : pedagang
8 charter 6.2 : pedagang
9 chapter 7 : pemerkosaan
10 chapter 8 : pohon Kamboja
11 charter 9 : apa dia akan menjualku?
12 chapter 10 : hakka House
13 chapter 11 : pecahan
14 chapter 11.2 : pecah
15 chapter 11.3 : pecah
16 chapter 12 : sang penari
17 chapter 13 : mencuri
18 chapter 13.2 : pencuri
19 chapter 14 : kembalikan mainanku!
20 chapter 15 : mei 'er tidak berani
21 chapter 16 : gadis muda yang ceroboh
22 chapter 17 : tarian kemenangan
23 chapter 17.2 : tarian kemenangan
24 chapter 18 : tuan kusir
25 chapter 19 : maka, berangkat kereta kuda itu
26 chapter 19.2 : maka berangkatlah kereta kuda itu.
27 chapter 20 : harapan hanya sebuah harapan
28 Chapter 21 : pemandian air panas
29 chapter 22 : siapa aku sebenarnya?
30 chapter 22.2 : siapa aku sebenarnya?
31 chapter 23 : dewi ahli boneka
32 chapter 24 : gadis polos yang aneh
33 chapter 25 : teman lama
34 chapter 26 : racun
35 chapter 27 : apakah ini akhirnya?
36 chapter 28 : Boneka gerimis salju
37 chapter 29 : di dalam kobaran api itu dia mengingat sesuatu.
38 chapter 30 : danau kecil yang indah
39 chapter 31 : hujan gerimis di malam yang dingin
40 chapter : 32 persiapkan festival musim gugur
41 chapter 33 penyelidikan pembunuhan
42 chapter 33.2 : penyelidikan pembunuhan
43 charter 34 : takdir yang sama?
44 Charter 34.2 : takdir yang sama?
45 chapter 35 : sebaiknya kau tidak melakukan itu
46 chapter 36 : yulan
47 chapter 37 : festival musim gugur
48 chapter 38 : tentu saja, kau sudah berinkarnasi
49 chapter 39 : mari kita akhiri
50 chapter 40 : aku tidak tahu
51 chapter 40.2 : aku tidak tahu
52 chapter 41 : ibu yang pernah merawatnya
53 chapter 42 : apakah ini cinta?
54 chapter 43 : ketidak jelasan
55 chapter 44 : ketidak jelasan
56 Chapter 45 : mimpi buruk
57 Chapter 46 : pedang petir ke sembilan
58 Chapter 47 : ini terlalu cepat bagiku
59 Chapter 48 : dia menikmati kesedihan dengan senyum
60 Chapter 49 : tidak berdaya
61 Chapter 50 : Sebuah mangkuk soup
62 Chapter 51 : akhir
63 Akhir
64 Epilog
Episodes

Updated 64 Episodes

1
chapter 1: seperti air yang bergoyang
2
chapter 1.2 : seperti air yang bergoyang
3
chapter 2 : dia semanis bunga persik
4
chapter 3 : sumur tua
5
chapter 4 : pasar
6
chapter 5 : pedang itu sangat mematikan
7
chapter 6 : pedagang
8
charter 6.2 : pedagang
9
chapter 7 : pemerkosaan
10
chapter 8 : pohon Kamboja
11
charter 9 : apa dia akan menjualku?
12
chapter 10 : hakka House
13
chapter 11 : pecahan
14
chapter 11.2 : pecah
15
chapter 11.3 : pecah
16
chapter 12 : sang penari
17
chapter 13 : mencuri
18
chapter 13.2 : pencuri
19
chapter 14 : kembalikan mainanku!
20
chapter 15 : mei 'er tidak berani
21
chapter 16 : gadis muda yang ceroboh
22
chapter 17 : tarian kemenangan
23
chapter 17.2 : tarian kemenangan
24
chapter 18 : tuan kusir
25
chapter 19 : maka, berangkat kereta kuda itu
26
chapter 19.2 : maka berangkatlah kereta kuda itu.
27
chapter 20 : harapan hanya sebuah harapan
28
Chapter 21 : pemandian air panas
29
chapter 22 : siapa aku sebenarnya?
30
chapter 22.2 : siapa aku sebenarnya?
31
chapter 23 : dewi ahli boneka
32
chapter 24 : gadis polos yang aneh
33
chapter 25 : teman lama
34
chapter 26 : racun
35
chapter 27 : apakah ini akhirnya?
36
chapter 28 : Boneka gerimis salju
37
chapter 29 : di dalam kobaran api itu dia mengingat sesuatu.
38
chapter 30 : danau kecil yang indah
39
chapter 31 : hujan gerimis di malam yang dingin
40
chapter : 32 persiapkan festival musim gugur
41
chapter 33 penyelidikan pembunuhan
42
chapter 33.2 : penyelidikan pembunuhan
43
charter 34 : takdir yang sama?
44
Charter 34.2 : takdir yang sama?
45
chapter 35 : sebaiknya kau tidak melakukan itu
46
chapter 36 : yulan
47
chapter 37 : festival musim gugur
48
chapter 38 : tentu saja, kau sudah berinkarnasi
49
chapter 39 : mari kita akhiri
50
chapter 40 : aku tidak tahu
51
chapter 40.2 : aku tidak tahu
52
chapter 41 : ibu yang pernah merawatnya
53
chapter 42 : apakah ini cinta?
54
chapter 43 : ketidak jelasan
55
chapter 44 : ketidak jelasan
56
Chapter 45 : mimpi buruk
57
Chapter 46 : pedang petir ke sembilan
58
Chapter 47 : ini terlalu cepat bagiku
59
Chapter 48 : dia menikmati kesedihan dengan senyum
60
Chapter 49 : tidak berdaya
61
Chapter 50 : Sebuah mangkuk soup
62
Chapter 51 : akhir
63
Akhir
64
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!